TRIBUNPALU.COM, PALU - Koordinator Sulteng Bergerak, Adriansa Manu mengemukakan bahwa pemerintah selama ini tidak punya solusi terhadap para korban bencana tsunami lalu.
Selama ini menurutnya, para korban mencari alternatif sendiri agar bisa bertahan hidup di pengungsian meski tak punya pekerjaan pasti.
Kasat Lantas Polrestabes Makassar: Orang Daerah Penyebab Macet di Makassar
TRIBUNWIKI: Profil Annisa Pohan, Menantu Ani Yudhoyono, Istri Agus Harimurti
"Hampir tak ada bantuan dari pemerintah. Ada juga yang dapat bantuan, tapi jumlahnya kecil-kecil, lebih banyak yang tidak dapat bantuan," kata Adrian usai berkunjung ke Camp pengungsian Balaroa, Minggu (2/6/2019).
Ia mengatakan, korban tsunami di kampung Lere pernah mengadukan nasibnya ke posko Sulteng Bergerak.
Para korban tersebut mengaku saat itu tidak tahu hendak mencari beras ijzah ke mana.
Sehingga mereka memutuskan untuk mendatangi posko Sulteng Bergerak mengadu.
"Mereka jalan kaki ke posko kami demi mendapatkan beras, karena mereka tidak tau mau kemana lagi agar bisa dapat beras," ungkap Adrian.
Menurutnya, tidak adanya pekerjaan itu membuat para korban sulit memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Belum lagi sebagian pengungsi memiliki anak yang sedang sekolah.
"Bisa dibayangkan begaimana nasib anak-anak mereka nanti jika sewaktu-waktu orang tua mereka tak lagi mampu membiayai anaknya sekolah karena tak memiliki kepastian kerja," tuturnya.
Sulten Bergerak berharap agar tidak lepas tanggung jawab dalam pemulihan korban sampai mereka benar-benar pulih dari keterpurukan pasca bencana. (*) (Tribunpalu.com/Abdul Humul Faaiz).
Diduga Warga Palopo Tewas Dirampok, Polisi Olah TKP