TRIBUNLUTRA.COM, MASAMBA - Politik uang yang diperkirakan masih mewarnai kontestasi Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 coba dilawan oleh Kadding.
Pria bertubuh kurus 'melawan' dengan cara maju sebagai calon anggota DPRD Kabupaten Luwu Utara lewat Partai Gerindra.
Ia ingin membuktikan bahwa masyarakat masih punya hati nurani yang akan memilih calon dengan melihat program ketimbang menjual suaranya.
Baca: Berikut Jadwal Pelaksanaan UNBK dan UNBKP SMP di Luwu Utara
Baca: Penyebab Facebook, WhatsApp, Instagram Down Bukan Akibat Serangan DDoS, Kapan Pulih?
Baca: Bingung Daftar BUMN Rekrutmen 2019? Nih Cara Pendaftaran rekrutbersama.fhcibumn.com Biar Tak Keliru
Kadding maju di daerah kelahirannya atau di Dapil Luwu Utara 3 meliputi Kecamatan Malangke dan Malangke Barat.
"Saya ini caleg yang hanya bermodal bismillah. Tidak punya uang, tapi punya program untuk masyarakat," ucap Kadding, Kamis (14/3/2019).
Bapak dua anak kelahiran Pattimang 32 tahun silam sengaja maju di Dapil 3 karena melihat masih banyak persoalan yang harus diperjuangkan.
"Masalah yang saya temukan mendorong saya maju. Saya yakin bisa berbuat lebih kalau di parlemen," katanya.
Kadding mengaku kalau selama ini ia telah berbuat namun belum maksimal karena tak punya power.
"Saya pernah mengurus bantuan pembangunan masjid dan beasiswa bagi puluhan mahasiswa," ujar alumni Universitas Muhammadiyah Makassar (Unismuh).
Pada tahun 2017, Kadding dipercaya mengurus Gerakan Pemuda Tani Indonesia (Gempita) Cabang Luwu Utara selaku sekretaris.
Di tahun itu, ia mendatangkan 32 ton benih jagung. Sebagian besar dibagi ke patani di Malangke dan Malangke Barat.
Benih jagung yang didatangkan bertambah menjadi 90,2 ton tahun 2018 yang dibaregi dengan jumlah petani penerima.
Latar belakang warga Malangke dan Malangke Barat yang sebagai besar adalah petani jagung mendorongnya mendatangkan benih jagung gratis.
"Alhamdulillah bantaun benih jagung itu sudah dirasakan manfaatnya," katanya.
Caleg nomor urut empat ikut mengajak masyarakat menyadari bahwa politik uang bukan sebuah berkah dalam pemilu.
Jangan sampai hanya gara-gara Rp 100 ribu masyarakat tidak mendapatkan wakil yang dibutuhkan.
"Politik uang bukan berkah dalam pemilu. Tetapi aib dalam pemilu. Mari kita sama-sama tolak," katanya.
Laporan Wartawan TribunLutra.com, @chalik_mawardi_sp
Jangan Lupa Subscribe Channel Youtube Tribun Timur :
Jangan Lupa Follow akun Instagram Tribun Timur:
A