Mengenal CVPD, Virus yang Merusak Jeruk Malangke Luwu Utara

Penulis: Chalik Mawardi
Editor: Suryana Anas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Manajemen LotteMart Mal Panakkukang (MP) menawarkan jeruk Malangke.

TRIBUNLUTRA.COM, MALANGKE - Dekade 90-an hingga awal 2000-an, Malangke dikenal sebagai daerah penghasil jeruk manis jenis siam di Sulawesi Selatan.

Rasanya yang manis mengantar jeruk Malangke mampu bersaing di pasar Nasional.

Warga Malangke, Kadding, mengatakan, tanaman jeruk mulai ditinggalkan petani ketika virus CVPD menyerang tanaman pada awal tahun 2000-an.

Baca: Tekan Angka Pelecehan Seksual Terhadap Anak, Ini yang Dilakukan Dinas P3A Jeneponto

Baca: Dikeluhkan, Lubang Jalan di Lau Maros Ditambal

Baca: 37 Ketos Ikuti Seleksi Tulis Esai dan Wawancara di Unhas

Dirangkum TribunLutra.com, Selasa (26/2/2019) dari berbagai sumber, CVPD adalah nama penyakit jeruk singkatan dari Citrus Vein Phloem Degeneration.

Dalam bahasa Indonesia nama ini berarti kerusakan pembuluh floem tanaman jeruk.

Di luar negeri penyakit ini dikenal dengan nama berbeda-beda di setiap negara.

Nama CVPD sendiri, meskipun dalam bahasa Inggris adalah nama yang digunakan di Indonesia.

Nama resmi yang kini digunakan di seluruh dunia adalah huanglongbing, disingkat HLB, nama dalam bahasa Mandarin yang berarti pucuk menguning.

Floem adalah pembuluh yang terdapat pada kulit batang, berfungsi untuk mengangkut bahan makanan yang diolah tanaman pada daun ke seluruh bagian tanaman.

Jika pembuluh floem mengalami kerusakan maka bahan makanan tertumpuk pada daun sehingga bagian lainnya mengalami kekurangan makanan.

Akibatnya, pertumbuhan tanaman merana dan tanaman menjadi mati secara pelan tetapi pasti.

Pembuluh floem mengalami kerusakan karena dijadikan tempat berkembang biak oleh bakteri Candidatus Liberibacter Asiaticus. Penyebab penyakit CVPD.

Penyakit ini sangat ditakuti oleh petani jeruk di seluruh dunia. Banyak pusat produksi jeruk di Indonesia telah dirusak CVPD, demikian juga pusat produksi jeruk di negara lain.

Penyakit ini ditakuti karena mudah menular dan begitu tanaman terkena pasti akan mati.

Selama masih hidup tanaman memang masih dapat berproduksi, tetapi buah jeruk menjadi berkurang, bentuk buah menjadi tidak normal, ukuran buah menjadi lebih kecil, dan rasanya menjadi kecut.

Laporan Wartawan TribunLutra.com, @chalik_mawardi_sp

Jangan Lupa Subscribe Channel Youtube Tribun Timur :

Follow juga akun instagram tribun-timur.com:

 

A

Berita Terkini