4 Fakta Pelajar SMK Somba Opu Gowa yang Gantung Diri

Penulis: Ari Maryadi
Editor: Imam Wahyudi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas Polsek Pallangga melakukan olah TKP di rumah korban.

TRIBUN-TIMUR.COM, SUNGGUMINASA - Rumah Muhammad Alimin Rahmatullah (17 tahun) di Dusun Kaledupaya Desa Taeng Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa, dipenuhi sanak keluarga, Jumat (15/2/2019) malam.

Pelajar SMK Somba Opu Kabupaten Gowa itu kini terbaring tak bernyawa. Tubuhnya ditutupi dengan kain kafan berwarna putih.

Sang Ibunda, Murliati (45) duduk di sudut ruangan dengan berurai air mata. Sesekali ia mengusap tisu ke pipi dan hidupnya. Mata ibu dua anak ini tampak sembab.

Muhammad Alimin Rahmatullah ditemukan meninggal dunia dalam keadaan tergantung di dalam rumahnya, Jumat (15/2/2019) siang tadi. Ia gantung diri memakai tali jemuran ibunya.

*Berikut 4 Fakta tentang Alimin yang dihimpun Tribun.*

1. Tinggalkan Surat Wasiat ke Ibu dan Kakak

Ibunda Alimin, Murliati (45) menemukan surat wasiat yang ditinggalkan Alimin. Isi surat itu ditujukan Alimin ke Ibu dan kakaknya, Alimun.

Surat ditulis dengan tulisan tangan. Di bagian bawah tertera nama dan tanda tangan Alimin. Surat wasiat itu diduga ditulis Alimin sebelum mengakhiri hidupnya.

"Buku wasit yang ditinggalkan korban berisi pesan permintaan maaf ke Ibunya," kata Kanit Reskrim Polsek Pallangga Polres Gowa Ipda Muhammad Ali kepada Tribun Timur.

2. Terlibat Kecelakaan dengan Anggota TNI

Alimin diketahui terlibat kecelakaan dengan anggota TNI AD, Kamis (14/2/2019) kemarin. Kasusnya ditangani Pos Lantas Sungguminasa di Jl. Usman Salengke, Sungguminasa.

"Mama itu motor ta atas namaku, kalau nomor ponsel tentara ada ji pos police," tulis Alimin dalam suratnya.

Murliati, Ibunda Alimin, mengaku sempat menegur anaknya usai mengetahui kejadian itu. Murliati berencana menemui anggota TNI tersebut hari ini untuk membicarakan kasus laka tersebut.

Nahas, Alimin mengakhiri hidupnya dengan gantung diri sebelum menemui anggota TNI tersebut. "Kami berencana menemui anggota TNI itu, tapi Alimin ternyata gantung diri," kisah Murliati kepada Tribun Timur.

3. Pertama Kali Ditemukan Iparnya

Alimin dilaporkan pertama kali ditemukan oleh iparnya, Nur Annisa Putri (19 tahun) yang tinggal serumah dengan korban.

Nur Annisa ketika itu mendatangi rumah untuk mengecek keberadaan Alimin. Ketika masuk, Annisa kaget melihat Alimin tergantung dengan tali jemuran.

"Korban dalam posisi sudah tergantung di dalam kamarnya dengan menggunakan tali jemuran," kata Muhammad Ali kepada Tribun Timur.

Perwira polisi satu balok ini melanjutkan, Annisa langsung meminta tolong ke warga sekitar. Korban diturunkan dari gantungannya oleh paman korban, Dg Siama dan Dg. Nassa.

"Namun pada saat Dg. Siama memeriksa denyut nadi korban sudah tidak ada. Korban sudah meninggal dunia, maka korban dipindahkan ke tempat tidur," tandas Muhammad Ali.

4. Diduga Gantung Diri Karena Depresi

Polisi menduga Alimin memutuskan mengakhiri hidupnya lantaran mengalami depresi. Alimin diduga depresi usai mengalami kecelakaan dengan anggota TNI AD.

"Dugaan kami korban depresi dengan permasalahan yang dihadapi," kata Kapolsek Pallangga, AKP Zainal Azis.

Dugaan ini diperkuat dengan peninggilan surat wasiat yang ditulis tangan Alimin sebelum bunuh diri. Isinya menyampaikan permonohan maaf serta curahan hati Alimin atas berbagai kesalahannya.

"Mama selama saya hidup di muka bumi ini saya tidak pernah membahagiakanmu mama. Saya hanya bisa membuatmu menangis, atau menambahkan beban atau utang di mana-mana," tulis Alimin dalam surat wasiatnya.

"Sekali lagi maafkan aku akan anakmu ini yang sangat durhaka terhadap orang tuanya. Aku pergi mama," tandas Alimin.

Laporan Wartawan Tribun Timur @bungari95

Berita Terkini