Caleg Golkar Makassar Ini Kontrak Politik dengan Warga, Ini Isinya
Calon anggota legislatif (caleg) Partai Golkar Kota Makassar Muhammad Ishak menerima keluhan dari emmak-emmak saat sosialisasi di Kecamatan Ujung Tana
Penulis: Abdul Azis | Editor: Munawwarah Ahmad
Laporan Wartawan Tribun Timur Abdul Aziz Alimuddin
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR- Calon anggota legislatif (caleg) Partai Golkar Kota Makassar Muhammad Ishak menerima keluhan dari emmak-emmak saat sosialisasi di Kecamatan Ujung Tanah, Kota Makassar.
Ishak bertarung di Dapil II Makassar untuk kursi DPRD Makassar.
Dapil II melipitu Kecamatan Wajo, Bontoala, Ujung Tanah, Kepulauan Sangkarrang, dan Tallo.
Ishak mendapatkan nomor urut 7 di partai berlambang pohon beringin.
"Saya kaget karena emmak-emmak langsung bilang ke saya, katanya jangan seperti caleg yang lain saat mauji pemilihan baru datang. Kalau terpilih tidak seperti yang lain," ungkap Ishak mengutip salah satu pernyataan warga Ujung Tanah, Jumat (25/1/2019).
Terkait harapan warga Ujung Tanah, Ishak berkomitmen untuk senantiasa memperhatikan warga Makassar. Khususnya di daerah pemilihannya, Dapil II Makassar.
"Saya berkomitmen mendatangi satu kali dalam sebulan dan memberdayakan usaha kecil menengah yang ada," katanya.
Ishak menambahkan, jika terpilih, ia akan memperjuangkan aspirasi masyarakat yang menjadi prioritas utama di wilayah itu.
"Makanya 47 beda, caleg lain keliling tiap hari 4-5 pertemuan dengan warga tiap hari membangun kekeluargaan dan mengetahui lokasi wilyah apa yang menjadi kekurangannya," jelas Ishak.
"Itulah nanti akan diperjuagkan di DPRD tidak seperti caleg lain katanya mau berjuang untuk rakyat, apanya mau diperjuangkan jika wilayah dan kondisi warga saja tidak di tau," tambah Ishak.
Nomor 4 adalah nomor urut partai Golkar, 7 adalah nomor urut Ishak pada Pemilu 2019 nanti.
"47 akan melakukan kontrak politik sama warga setiap pertemuan. Semua dana aspirasi didapat setiap 3/4 dikembalikan ke msyarakat dan gaji disisihkan Rp 15 juta perbulan untuk keperluan warga di Dapil II Makassar," jelasnya.
"Muda-muduhan program 47 itu bisa jadi cerminan semua anggota DPRD lain karena nawaitu 47 dari awal jika ingin berbuat baik dan bermanfaat untuk sesama tidak perlu menunggu pada saat kita kaya," ungkapnya kepada Tribun.