TRIBUN-TIMUR.COM - Polwan, Brigpol Dewi terbukti melanggar kode etik kepolisian hingga berujung pemecatan.
Upacara pemecatan Brigpol Dewi berlangsung, Rabu (2/1/2019) di Lapangan Karebosi, Makassar, Sulawesi Selatan.
Brigpol Dewi tidak datang dalam upacara itu, dia diwakili rekannya.
Polwan ini dulunya bertugas di bertugas di Satuan Sabhara Polrestabes Makassar.
Dalam sidang kode etik, Brigpol Dewi tak berkutik saat diungkap daftar pelanggarannya.
Berikut di antara fakta-fakta kenakalan Brigpol Dewi:
1. Selfie Seksi
Informasi yang dihimpun, beredar di Facebook foto Brigpol Dewi nyaris tanpa busana.
Rupanya foto itu disebar pacar Brigpol Dewi di Lampung yang belakangan diketahui adalah narapidana kasus pembunuhan.
Saat berkenalan menggunakan media sosial Facebook, pria itu mengaku berpangkat komisaris polisi (Kompol) dan bertugas di Lampung.
Pria itu memalsukan identitasnya kepada Brigpol Dewi dan memasang foto pria lain di akun media sosialnya saat berkenalan.
Brigpol Dewi dan pria itu kemudian saling bertukar foto tak senonoh.
2. Selingkuh di Hotel
Brigpol Dewi juga diketahui pernah menjalin hubungan terlarang (selingkuh) dengan seorang perwira Polda Sulsel bahkan saat sidang etik, Brigpol Dewi tidak membantah kabar asmara terlarang itu.
Baca: Daftar 3 Pria Selingkuhan Brigpol Dewi Hingga Dipecat, dari Perwira Beneran Hingga Penipu
Baca: Brigpol Dewi Tak Hanya Kirim Foto Nyaris Tanpa Pakaian, Ini Perbuatan Amoralnya yang Lain, Astaga!
Baca: 5 Fakta Foto Setengah Tanpa Busana Brigpol Dewi, Nomor 3 Alasan Dia Nekat Lakukan Itu
Kabid Propam Polda Sulsel Kombes Hotman Sirait mengatakan perselingkuhan Brigpol Dewi itu dilakukan di sebuah hotel dekat dari rumah asrama Dewi.
3. Terpergok di Parkiran Mini Market
Brigpol Dewi bahkan pernah dipergoki oleh suaminya sedang bersama dengan seorang perwira di dalam sebuah mobil di parkiran minimarket.
Suami Brigpol dewi kemudian melaporkan hal itu kepada Bidang Propam Polda Sulsel.
Kapolrestabes Makassar, Kombes Wahyu Dwi Ariwibowo mengatakan pelanggaran yang dilakukan Brigpol Dewi tidak bisa ditolerir.
"Ada kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh yang bersangkutan, tidak memungkinkan lagi menjadi anggota Polri,” tegas Wahyu menambahkan.
Polrestabes Makassar Tutup Kasus Brigpol Dewi
Kasus menimpa Brigpol Dewi ditutup Polrestabes Makassar.
Itu terlihat saat Kapolrestabes Makassar, Kombes Wahyu Dwi Ariwibowo saat ditemui di Markas Polrestabes Makassar Jl Jenderal Ahmad Yani, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (4/1/2019).
Baca: Suami Brigpol Dewi Ternyata Bukan Orang Biasa-biasa, Inilah Pekerjaan dan Tempat Tugasnya
Baca: Inilah Foto 5 Pembunuh Brimob Bripka Yusuf, Berawal dari Knalpot Hingga Muka Pak Polisi Diparangi
Baca: Sinopsis dan OST Film Keluarga Cemara Harta Berharga, Dulu Kaya, Tiba-tiba Jatuh Miskin
Saat ditemui di ruang kerja Kasatreskrim Polrestabes, Kombes Wahyu mengakui terkait DS sudah tidak ada lagi lanjutan atau Follow Up, karena sudah dipecat.
"Nda usahlah dikomentari lagi, dia kan sudah PTDH (Pemecatan Tidak Dengan Hormat) kemarin, jadi sudah selesai lah," kata Kombes Wahyu Dwi Ariwibowo.
Tindakan Brigpol Dewi masuk dalam pelanggaran disiplin dan kode etik Polri kategori berat.
"Ya, dia lakukan kegiatan-kegiatan yang asusila," kata Kapolrestabes Makassar, Kombes Wahyu Dwi Ariwibowo di Mapolrestabes Makassar, Jalan Jenderal Ahmad Yani, Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (3/1/2019).
Setelah melalui serangkaian sidang disiplin, diputuskan sanksi dijatuhkan kepada Brigpol Dewi adalah pemecatan.
Kasus foto asusila Brigpol Dewi sebenarnya sudah lama diproses Provost Polrestabes Makassar, namun pemecatannya baru diupacarakan di Lapangan Karebosi, Makassar, Rabu (2/1/2019).
Pada upacara pemberhentian dengan tidak hormat tersebut, Brigpol Dewi tak hadir (in absensia).
Namun, foto close-up dia dengan background (latar belakang) warna kuning dipajang di tribun Lapangan Karebosi.
4 Alasan Wanita Selingkuh
Terkait dengan perselingkuhan Brigpol Dewi, mungkin anda butuh penjelasan ilmiah, kenapa wanita selingkuh.
University of Southern Mississippi’s (2016) membuat sebuah penelitian mendalam terhadap empat orang perempuan yang mengaku berselingkuh.
Dengan wawancara mendalam dan bukan bermaksud untuk menggeneralisasikan semua perempuan yang berselingkuh, peneliti berusaha untuk mencari tahu isu apa yang sebetulnya dialami perempuan sehingga ia berselingkuh.
Di luar dari pandangan perselingkuhan biasanya terjadi karena hawa nafsu dan lainnya.
Berikut empat alasan yang terkuak dari penelitian tersebut.
Mengapa perempuan selingkuh?
1. Perempuan merasa pasangannya tidak layak untuk kesetiaan dan komitmennya
Perempuan bisa berselingkuh jika ia memandang pasangannya bukan sebagai orang yang dicintainya.
Sehingga ia merasa harus mencari orang lain yang tepat untuk dicintainya.
Salah satu partisipan penelitian menggambarkan pasangannya sebagai orang yang penuh kebencian, dendam, dan kasar.
Sehingga ia merasa lebih aman jika bersama pria lain.
2. Perempuan memandang perselingkuhan sebagai hal yang rasional
Mari kita analogikan seperti seorang perokok yang sudah tahu bahwa perokok itu dapat menyebabkan masalah kesehatan.
Tapi ia membuat kebiasaan merokok itu sebagai sesuatu yang rasional yang dampaknya tidak akan sebesar itu.
Sama halnya ketika perempuan berselingkuh, ia merasionalkan perbuatan itu.
3. Untuk mengurangi rasa bersalah dengan mengganti “diri”
Perselingkuhan perempuan juga bisa terjadi karena ia mampu membagi dirinya menjadi dua kepribadian. Ibarat menggunakan topi yang berbeda.
Jika di luar, ia menggunakan “topi perselingkuhan”.
Sekembalinya di rumah, ia mengenakan “topi istri”. Cara ini dipakainya untuk mengurangi rasa bersalah.
4. “Saya memang orang yang buruk, kok”
Ia sudah memutuskan bahwa ia adalah pasangan yang buruk bagi pasangannya.
So, berselingkuh juga adalah bagian keburukan itu. Ia mengizinkan dirinya sendiri untuk berselingkuh.
Semua alasan itu sebetulnya tidak dapat dibenarkan.
Namun, inilah keempat alasan yang mungkin bisa menjawab pertanyaan teman saya tadi atau mungkin yang kita pertanyakan selama ini.
Dan tentu saja dengan mengetahui kecenderungan-kecenderungan ini, kita bisa lebih bijaksana dalam mempertahankan komitmen dan kesetiaan pada pasangan, kan?(*)