Laporan wartawan Tribun-Timur, Saldy
TRIBUN-TIMUR.COM -- Banyak yang terlibat membantu korban bencana gempa dan tsunami di Palu, Donggala dan Sigi. Misalnya, sosok yang ada dalam peristiwa melaporkan kejadian adalah jurnalis atau relawan yang siap membantu dalam berbagai hal.
Namun, yang tidak kalah pentingnya adalah peranan dari para pilot pesawat yang datang memberikan bantuan berupa transportasi dan logisitik dengan cepat saat ke lokasi bencana yang sulit di akses.
Kapten Wildy Wanua, misalnya,seorang pilot Indonesia Air, yang mengantarkan bantuan barang-barang dan juga tenaga sukarelawan ke Sulawesi Tengah.
Walaupun kondisi runway di Bandara Mutiara SIS Al-Jufrie yang terjadi kerusakan atau retak 250 meter, namun berani mendaratkan pesawat jenis ATR yang dikemudikannya.
Ia beberapa kali ke lokasi tersebut untuk mengirimkan bantuan dari Makassar ke Palu.
Seperti saat Ia mengirimkan bantuan dari PT Vale Indonesia dan bantuan lainnya dari masyarakat, termasuk tim kesehatan dari Universitas Hasanuddin yang di Pimpin oleh mantan Rektor Unhas Prof Idrus Paturusi.
"Jadi ini juga menjadi pengalaman yang berkesan bagi saya, membantu saudara-saudara kita di Palu dan Donggala," sebut pilot yang telah berpengalaman selama 25 tahun ini, via Whats app, Jumat (12/10)
Jadi saat ada permintaan bantuan kemanusiaan ke Palu. Saat itu pesawatnya sedang berada di Sorowako, Luwu Timur.
"Ada rasa senang tersendiri melayani saudara sebangsa yang terkena musibah, mau ngak mau kami terlibat dalam bantuan kemanusian ini yang terkena musibah," sebutnya.
Pria kelahiran tahun 1970 ini berpesan bagi pilot muda, selain untuk melayani penerbangan komersil, juga bersedia untuk melayani saudara sebangsa yang terkena musibah. (*)