Gempa di Sulteng

Begini Perjuangan Pemuda Masamba Bawa Sembako Untuk Korban Gempa Palu

Penulis: Chalik Mawardi
Editor: Hasriyani Latif
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Empe dan Andiri

Laporan Wartawan TribunLutra.com, Chalik Mawardi

TRIBUNLUTRA.COM, MASAMBA - Bencana alam gempa-tsunami di Palu, Donggala, dan Sigi, Sulteng turut jadi duka bagi warga Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Sulsel.

Pasalnya, tidak sedikit warga yang berasal dari Masamba berdomisili ataupun berada di sana ketika gempa-tsunami terjadi.

Keprihatinan atas bencana itu turut diperlihatkan oleh anggota Komunitas Rumah Bola Masamba.

Sehari setelah gempa-tsunami, atau Sabtu (29/10/2018) mereka melakukan penggalangan bantuan berupa semboko dan pakaian.

Baca: Lagi, Pemkab Barru Salurkan Bantuan Logistik Dua Truk ke Sulteng

Baca: Sebelum Tewas Terkena Gempa Palu, Pasutri di Palopo Buat Status Saya Tidak Lama Lagi Finish

Pada Minggu (30/10/2018), sembako dan pakaian yang terkumpul mereka antar langsung ke Palu menggunakan tiga pick up.

Rabu (3/10/2018) dua dari mereka yakni Empe dan Andiri sudah kembali di Masamba, lainnya masih berada di Palu membatu korban.

Ketika tiba di Masamba, Rabu malam Empe dan Andiri tidak hanya berdua, mereka membawa 13 orang korban dari Palu.

Empe lalu menceritakan perjuangan mereka membawa sembako hingga tiba di posko yang didirkan oleh Pemkab Luwu Utara di Palu. Jarak 470 kilometer dari Masamba ke Palu mereka tempuh dalam waktu 24 jam.

"Perjalanannya satu hari satu malam karena di daerah perbatasan Poso-Parigi terjadi kemacetan karena jalan hanya satu arah," ujar Empe, Kamis (4/10/2018).

Baca: Tangis Haru Sambut Kedatangan Korban Gempa Palu di Soppeng

Baca: Pengakuan Relawan di Palu, Harga Bensin Capai Rp 100 Ribu per Liter, Air hingga Rp 200 Ribu

Selain macet, sepanjang perjalanan mereka juga khawatir dengan ancaman penjarahan. "Walau kami beriringan dengan rombongan Polres Luwu Utara, kami tetap gelisah," tuturnya.

Ketika tiba Palu, Empe mengaku kaget melihat keadaan kota yang berantakan dan banyaknya warga yang kelaparan di sana sini. "Kota hancur. Semua warga memilih mengungsi," katanya.

Ia pun berpesan kepada warga yang ingin memberikan bantuan ke Palu, Donggala, atau Sigi supaya memperbanyak sembako, air bersih, dan BBM.

"Karena itu yang paling dibutuhkan, terutama air bersih," paparnya.(*)

Berita Terkini