Laporan Wartawan TribunPinrang.com, Hery Syahrullah
TRIBUNPINRANG.COM, MATTIRO SOMPE - Warga pesisir Langnga, Kecamatan Mattiro Sompe, Kabupaten Pinrang, dihebohkan dengan informasi terkait akan terjadinya tsunami di wilayah tersebut.
Informasi itu pun dikuatkan dengan kondisi air laut yang mengalami surut.
Merespon hal itu, sejumlah warga berbondong-bondong meninggalkan kampung halamannya menuju wilayah perkotaan Kabupaten Pinrang.
Salah seorang tokoh pemuda setempat, Subhan tak menampik adanya kejadian tersebut.
"Benar. Warga sempat panik dan meninggalkan kampung halaman. Tapi, informasi itu hoax," katanya saat dikonfirmasi TribunPinrang.com, Senin (1/10/2018).
Baca: Bupati Indah Ajak ASN dan Warganya Bantu Korban Gempa Sulteng
Baca: Gempa Susulan 5,1 SR Guncang Palu, Berpusat di Sigi
Subhan menyebutkan, sejumlah warga mulai berdatangan kembali ke Langnga setelah pemerintah dan pihak berwajib turun langsung menangani hal tersebut.
"Warga mulai berdatangan kembali. Apalagi, kondisi ini berpotensi dimanfaatkan oleh oknum tak bertanggung jawab," katanya.
Subhan menambahkan, air laut di wilayh pesisir Langnga memang sempat mengalami kesurutan. Tapi, kondisi surutnya alami dan terbilamg normal.
"Cuma warga panik, jadi langsung merespon begitu saja tanpa berfikir panjang," jelasnya. "Mari sama-sama bantu redakan kepanikan publik," lanjutnya.
BMKG Sulsel juga telah merilis melalui a kun facebooknya bahwa informasi itu hoax.
Warga Kelurahan Data Pinrang Juga Mengungsi Ke Gunung
Bukan hanya Warga Langnga Pinrang, warga Kelurahan Data, Kecamatan Duampanua, Kabupaten Pinrang, dihebohkan dengan informasi terkait akan terjadinya tsunami di wilayah tersebut.
Informasi itu pun dikuatkan dengan kondisi air laut yang mengalami surut.
Merespon hal itu, sejumlah warga berbondong meninggalkan kampung halamannya menuju wilayah pegunungan (Bulu Poncing).
Salah seorang tokoh pemuda setempat, Rijal tak menampik adanya kejadian tersebut.
"Benar. Warga sempat panik dan meninggalkan kampung halaman sejak dini hari tadi. Tapi, informasi itu hoax," katanya saat dikonfirmasi TribunPinrang.com, Senin (1/10/2018).
Rijal menyebutkan, tak hanya Data sejumlah warga di kampung lain juga banyak yang turut jadi korban akibat berita simpang siur itu.
"Kasihan mereka. Berdesakan mengungsi ke gunung karena berita tak jelas itu," ujarnya.
Ia menambahkan, sejumlah warga mulai berdatangan kembali ke Data setelah pemerintah setempat dan pihak berwajib turun langsung menangani hal tersebut.
"Warga mulai berdatangan kembali. Apalagi, kondisi ini berpotensi dimanfaatkan oleh oknum untuk berbuat jahat," ucapnya.
Rijal berharap, warga tak mudah percaya dengan informasi yang tidak jelas sumbernya.
"Kami juga minta kepada warga lain agar membantu meredakan kepanikan masyarakat. Jangan justru tambah menciptakan kepanikan," jelasnya.(*)