Laporan wartawan Tribun Timur Hasan Basri
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR --Tiga hari pasca gempa dan tsunami mengguncang Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah (Sulteng), Jenazah Anthonius Gunawan Agung dimakamkan.
Sebelum dimakamkan, jenazah Anthonis menjalani misa Requiem di Gereja Katolik Santa Perawan Maria, Jl Tupai, Kecamatan Mariso, Makassar, Senin (01/10/2018).
Anthonius merupakan salah satu di antara ratusan korban gempa yang melanda Donggala, Sulawesi Tengah pada Jumat (28/9/2018) lalu.
Pada saat misa berlangsung, ratusan pelayat berdatangan dan memadati Gereja untuk ikut mendoakan Anthonius.
Pria berusia 22 tahun ini merupakan petugas Air Traffic Control (ATC) Airnav Indonesia.
Saat gempa terjadi, Anthonius tengah mengarahkan pesawat Batik Air ID 6231 terbang dari Bandara Mutiara Sis Al-Jufrie, Palu menuju Bandara Internasional Hasanuddin, Makassar.
Ia tetap berada di tower Bandara Mutiara Sis Al-Jufrie saat gempa terjadi meski rekan-rekannya telah turun dan berhamburan keluar.
Anthonius tetap berada di tower untuk mengarahkan penerbangan Batik Air ID 6231 di tengah-tengah guncangan gempa.
"Anthonius telah memberikan clearance kepada Batik saat gempa terjadi. Anthonius sebagai petugas ATC yang bertanggung jawab penuh dengan menyelamatkan pesawat beserta penumpangnya," ujar Direktur Airnav Indonesia Novie Riyanto pada Sabtu (29/9/2018), dikutip dari Kompas.com.
Menurut Novie, Anthonius baru turun untuk menyelamatkan diri setelah ia melaksanakan tugasnya.
Sayang, ketika Anthonius turun, lantai 4 ambruk. Ia memilih melompat hingga mengalami patah tulang di beberapa bagian tubuhnya.
Anthonius sempat di bawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. (san)