30 Pilot Tempur Koopsau II Latihan Emergency Escape
Untuk membekali pengetahuan dan keterampilan menghadapi situasi darurat tersebut, Koopsau II menggelar latihan emergency escape
Penulis: Fahrizal Syam | Editor: Imam Wahyudi
Laporan Wartawan Tribun Timur, Fahrizal Syam
TRIBUN-TIMUR. COM, MAKASSAR - Tertembaknya pesawat tempur dalam sebuah operasi udara maupun kerusakan mesin pesawat saat terbang, merupakan resiko yang mungkin dan bakal akan dihadapi para penerbang tempur TNI AU.
Dalam situasi itu, maka tindakan melakukan eject atau keluar dari pesawat dengan kursi pelontar akan menjadi salah satu pilihan penerbang dalam menyelamatkan diri.
Untuk membekali pengetahuan dan keterampilan menghadapi situasi darurat tersebut, Koopsau II menggelar latihan emergency escape atau eject bagi para penerbang tempurnya.
Diikuti 30 penerbang tempur yang berasal dari Lanud Iswahjudi terdiri dari Skadron Udara 3, Skadron Udara 14 dan Skuadron Udara 15, dari Lanud Sultan Hasanuddin terdiri dari Skadron Udara 5 dan Skadron Udara 11, serta dari Lanud Abdul Rahman Saleh yaitu Skadron Udara 21.
Latihan digelar selama tiga hari di pantai Tanjung Benoa, Denpasar, Bali, dan bertindak sebagai Dirlat Kolonel Pnb Ronny Irianto Moningka, ST., M.M.
Dalam latihan yang didukung oleh para instruktur dan pelatih berpengalaman ini, para penerbang memanfaatkan sarana latihan Parasailing.
Dipilihnya latihan ini, dengan pertimbangan kecilnya resiko kecelakaan yang mungkin dihadapi, serta di perolehnya kondisi yang mendekati situasi sebenarnya.
"Secara teoritis dan simulasi, escape atau eject dapat dilaksanakan di simulator pesawat tempur, tetapi untuk praktek harus dilaksanakan dengan alat yang mendekati kondisi sebenarnya, yaitu dengan menggunakan peralatan parasailing, "tegas Kolonel Pnb Ronny Irianto Moningka dalam rilis, Senin (9/7/2018).
Ia mengatakan, latihan parasailing akan membantu para penerbang tempur TNI AU merasakan secara riil situasi dan kondisi ketika harus melakukan pendaratan di air/laut dengan parasut.
Menurutnya, keberhasilan pelaksanaan escape atau eject sangat bergantung dari keterampilan penerbang tempur dalam mengaplikasikan teori dan prosedur yang telah diperoleh sebelumnya dimasing-masing satuan.
"Sasaran yang ingin dicapai dari latihan ini terpeliharanya kesiapan operasional penerbang tempur jajaran Koopsau II. Sementara pelajaran yang ingin dikembangkan adalah kemampuan para penerbang tempur Koopsau II dalam menyelamatkan diri pada saat pesawat mengalami kondisi darurat, serta mampu melepas parasut secara tepat, cepat dan berhasil sebelum jatuh di ai atau laut, sekaligus mampu memanfaatkan arah angin dalam melakukan pendaratan di air.
Latihan tersebut dihadiri oleh Pangkoopsau II Marsda TNI Fadjar Prasetyo, Danlanud Ngurah Rai Kolonel Pnb Wayan Suparman, para Asisten Koopsau II dan para Staf Ahli Koopsau II.