Ustadz Felix Siauw Kritik Megawati Cs Dan Denny Siregar Kritik Amien Rais-Prabowo-Rizieq Shihab

Editor: Mansur AM
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ustadz Felix Siauw dan Denny Siregar

TRIBUN-TIMUR.COM - Tiga tokoh publik dengan haluan politik yang sama, Prabowo Subianto, Habib Rizieq, dan Amien Rais sedang jadi pembicaraan.

Ketiganya melakukan pertemuan di Kota Mekkah, Arab Saudi, Sabtu (2/6/2018).

Pertemuan di sela-sela melakukan ibadah umrah, ibadah yang disunahkan dalam Islam.

Baca: Bertemu Prabowo dan Habib Rizieq di Mekah, Amien Rais: Mari Bersatu Selamatkan Indonesia

Hal ini dibenarkan oleh Anggota Dewan Kehormatan PAN Dradjad Wibowo yang mengatakan jika pertemuan Amien Rais, Prabowo, dan Habib Rizieq kemungkinan akan membahas soal umat dan politik.

Baca: Daftar Nama 11 Jenderal di Belakang Jokowi Jelang Pilpres 2019, Persiapan Redam Prabowo?

"‎Jika mereka jadi bertemu, selain diskusi tentang umat, tentu tidak terhindarkan akan ada obrolan politik," ucapnya.

 Amien Rais tiba lebih awal bersama romongan keluarganya pada Jumat (1/6/2018), sedangkan Prabowo Sabtu (2/6/2018).

Mereka pun terlihat di unggahan instagram stories milik Amien Rais, @amienraisofficial.

Dalam unggahannya pertama di Instagram sotriesnya pada Sabtu (2/6/2018), Amien terlihat melakukan posisi doa bersama dengan beberapa orang lainnya.

Dalam doa tersebut, Amien mengatakan jika pihaknya sedang memanjatkan doa untuk kebaikan dan keselamatan Bangsa Indonesia.

Terlihat Amien beserta beberapa tokoh lain tengah mengangkat tangan dengan sikap berdoa.

Amien Rais beserta rombongan tengah berdoa bersama (Instagram)

Menanggapi kabar pertemuan politik dalam umrah, pegiat media sosial Denny Siregar mengecam.

Hal ini tertulis dalam akun Fanspage pribadinya.

Berikut isi tulisannya:

"IBLIS ITU AHLI IBADAH...

Apa sebenarnya pengertian Umroh ?

Umroh itu bisa diartikan sebagai berkunjung. Sedangkan dalam Islam, umroh diperluas artinya menjadi berkunjung atau beribadah ke Mekkah.

Dalam hadis, Rasulullah Saw juga mengabarkan keutamaan Umroh, "Dari umroh ke umroh adalah penghapus dosa antara keduanya”.

Layaknya ibadah - apalagi berkunjung ke tanah suci - maka kita harus melepaskan sifat-sifat keduniawian, karena yang dikunjungi bersifat spiritual.

Sifat-sifat keduniawian itu timbul karena nafsu dalam diri manusia. Karena itulah dalam ibadah, kita seharusnya menjadi orang yang pasrah dan berserah karena akhirnya kita mengetahui bahwa diri ini sejatinya kecil dan tak berguna..

Jadi ketika ibadah umroh dikecilkan artinya menjadi pertemuan politik, saya akhirnya mengakui bahwa sangat banyak manusia yang beribadah bukan karena ia ingin ibadah, tapi karena ia mempunyai agenda. Dan agenda itu selalu berkaitan dengan dirinya, dengan nafsu dirinya..

Pada model manusia-manusia yang terikat kuat pada duniawi, yang lekat dengan materi, ibadah hanyalah kuda tunggangan saja. Sebagai satu polesan di wajah bahwa ia adalah orang yang taat pada Allah.

Meski begitu ia akan sulit meninggalkan nafsunya, bahkan di tempat spiritual sekalipun. Pikirannya akan selalu sibuk dengan "apa yang akan kudapat" daripada "apa yang akan kuberi".

Tidak akan muncul wajah pasrah, apalagi berserah layaknya orang ibadah. Tetapi yang muncul hanyalah wajah curiga, bahwa inilah usaha terakhirnya, menyeret Tuhan pada kepentingan pribadinya.

Tuhan bukanlah Sang Maha baginya, tetapi sebuah komoditas yang diperdagangkan, karena merk dagang "Tuhan" adalah merk yang paling laris di dunia..

Seperti anakku pernah bertanya, "Iblis apa bisa berkunjung ke Mekkah, pa ?"

Aku tersenyum. Kuusap rambutnya dengan sayang. "Nak, Iblis itu dulu sebenarnya bukan ahli maksiat. Ia justru ahli ibadah..."

Ah, sebentar lagi buka. Secangkir kopi sudah siap di meja ternyata.."

 Ustadz Felix Siauw Kritik Megawati Soekarnoputri cs

Pro dan kontra tingginya honor dewan pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) masih terus berlanjut.

Dewan Pengarah BPIP yang dijabat Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri mencapai angka Rp 112 juta.

Sementara gaji anggota di angka puluhan juta rupiah.

Baca: Heboh! Digaji Rp 112 Juta, Simak Tugas Megawati cs di BPIP

Megawati Soekarnoputri ()
 

Kritik tidak hanya dilontarkan oleh aktivis lembaga swadaya masyarakat, politisi, dan pengamat, tetapi juga oleh pendakwah.

Baca: Terungkap! Ternyata Ini Alasan Ustadz Abdul Somad Cuma Ceramah Ramadan di TV One

Kini kritik tersebut itu pun meluas, tidak hanya soal gaji tetapi juga menyangkut kompetensi sejumlah anggota dewan pengarah BPIP.

Baca: Rukun dan Tata Cara Mandi Junub Sesuai Tuntunan Rasulullah, Jangan Sampai Keliru!

Ketua Dewan Pengarah BPIP dijabat Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dengan sejumlah anggota antara lain Prof Mahfud MD, Syafii Maarif, dan Try Sutrisno.

Baca: Benarkah Sikat Gigi Membatalkan Ibadah Puasa? Ini Jawaban Ahli Fiqih

Ustaz Felix Siauw adalah salah satu dai atau tokoh agama yang melontarkan sindiran pedas soal kompetensi tersebut.

Baca: Jarang Diberitakan! Ternyata Inilah Bapak Kandung Luna Maya, Lebih Ganteng Dari Ariel?

Melalui akun media sosial (twitter), dia menulis status adanya kader-kader partai tertentu yang melakukan persekusi (kekerasan).

Seperti diketahui, di Bogor ada kantor satu media massa yang diserbu oleh kader partai politik yang mengaku sebagai partai nasionalis.

"Dulu diajarkan bahwa Pancasilais itu berarti menyelesaikan perbedaan dengan diskusi atau musyawarah, bukan dengan persekusi dan marah-marah. Dunia sekarang bisa lihat, yang mengaku paling Pancasilais, justru merusak makna Pancasila," tulis Felix Siauw di akun twitternya 20 jam lalu.

Dia kemudian membuat sindiran ada pembina (maksudnya pengarah) BPIP yang ternyata tidak bisa menjadikan kader-kader partai politik (parpol) yang dipimpinnya mengamalkan Pancasila.

@felixsiauw: Kalau saya disuruh jadi pembina BPIP, saya nggak berani, lha mem-Pancasila-kan kader saya sendiri aja saya nggak bisa kok, gimana mau mem-Pancasila-kan rakyat Indonesia.

Sindirian Felix Siauw itu kemudian mendapat komentar sejumlah netizen (warganet).

@PenasehatRezim: Lha wong Pembina BPIP nya aja nggak percaya hari akhir. Jelas dia juga nggak percaya dengan Tuhan. Orang nggak percaya Tuhan di suruh mem-pancasilakan rakyat Indonesia? Orang nggak percaya Tuhan disuruh menjelaskan Ketuhanan Yang Maha Esa pada orang lain? Yang GILA siapa ya?

MH. Al Fikri‏ @PenasehatRezim: Nyoh... Bukti kalau mak banteng nggak percaya hari akhir

Muhammad Shiddiq‏ @shiddiqskyway: Bgmana @felixsiauw bisa mempancasila-kan kadernya sendiri, HTI kan berambisi ingin mendirikan negara dgn system khilafah dan ingin menggantikan ideologi pancasila sbg dasar negara yg sdh disepakati para pejuang kemerdekaan terdahulu. #IslamYesKhilafahNo

Amaludin Zafana‏ @AmaludinZafana: Ga usah muluk2 koh, islamin ayah ibu adik kakak sepupu ipar paman tante kokoh aja dulu. Mungkin lebih utama. Masa nanti di akhirat mau pisah sama family?

Mujahid Anshar‏ @gtlo_exited: Hidayah itu datang dari Allah SWT.. manusia hanya menyampaikan..Tak ada paksaan dalam Agama..

Riffi Rifzaldi‏ @riffirifzaldi: ..pengkhianat nkri kok sempet-sempetnya mikir soal bpip, pancasila, jadi pejabat? ..lu olang ngawul mikilnya ya, ngkoh?

Melayu Sejahtera‏ @MelayuSejahtera: penghianat itu yang jual-jualin asset negara,

Kader PDIP Geruduk Kantor Media Massa

Seperti diberitakan Wartakotalive.com, anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Mahfud MD menyayangkan peristiwa penyerangan puluhan kader dan simpatisan PDI Perjuangan ke kantor Radar Bogor pada Rabu (30/5/2018) sore.

Mahfud mengatakan, sebenarnya kader dan simpatisan PDI Perjuangan bisa melawan balik dengan cara yang lebih elegan terhadap artikel Harian Radar Bogor yang berjudul 'Ongkang-ongkang Kaki Dapat Rp 112 Juta' yang menjadi headline pada hari itu juga.

“Itu tindakan tidak benar, jangan lakukan hal sama yang dilakukan oleh orang brutal, selesaikan secara baik melalui hukum. Argumen dibalas dengan argumen, jangan dengan fisik, tak baik bagi negara hukum,” tutur Mahfud usai mengikuti upacara peringatan Hari Lahir Pancasila di Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat, Jumat (1/6/2018).

Menurutnya, peristiwa itu bisa menyulitkan PDI Perjuangan, karena pihak Radar Bogor memiliki ‘legal standing’ untuk melaporkan tindak penyerangan itu.

Mahfud mengusulkan agar PDI Perjuangan melayangkan protes mengenai pemberitaan Radar Bogor itu kepada Dewan Pers.

“Pihak PDI Perjuangan bisa mempermasalahkan etika profesi wartawan harian yang bersangkutan ke Dewan Pers. Sementara pihak Radar Bogor juga bisa melaporkan sebaliknya kepada penegak hukum, karena melakukan tindak pidana penyerangan, semua ada hukumnya,” papar Mahfud.

Sebelumnya pada Rabu (30/5/2018) sore, sekitar 50 orang kader PDI Perjuangan mendatangi kantor Harian Radar Bogor di Jalan KH R Abdullah Bin Muhammad Nuh di Tanah Sereal, Kota Bogor, dengan membawa pengeras suara dan mengendarai sepeda motor.

Terjadi keributan dalam peristiwa itu, karena pihak PDI Perjuangan berusaha mengklarifikasi pemberitaan tersebut.

Setelah dilakukan mediasi antara kedua belah pihak oleh Kapolresta Bogor, maka pihak Radar Bogor mengakui kesalahan dan keteledoran penerbitan berita itu, dan mengklarifikasinya pada berita 31 Mei 2018. Sedangkan pihak PDI Perjuangan diminta menjaga kondusifitas kawasan Kota Bogor.(Tribunwow.com/tribun-timur.com)

Baca: Catat! Pendaftaran CPNS 2018 Awal Juli, Ini Perbedaan Dokumen Lulusan SMA, Diploma, dan Sarjana

Baca: Selain Guru dan Perawat, Ini 2 Jurusan Paling Beruntung di CPNS 2018, Pendaftaran Awal Juli Ini

Baca: Melalui Sosok Ini, Denny Siregar Ungkap Alasan Mengapa Dirinya Selalu Bela Jokowi, Netizen Riuh

Berita Terkini