TRIBUN-TIMUR.COM - Dosen ini terpaksa berurusan dengan Densus 88.
Pasalnya dua terduga teroris yang ditangkap Densus 88 mengaku ingin konsultasi dengan sang dosen.
Baca: Video Detik-detik Selfi Juara Liga Dangdut Indonesia dan Daftar Hadiahnya
Seorang dosen di Palembang, Sumatera Selatan, diduga ikut sebagai jaringan teroris yang hendak menyerang Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat.
Baca: TERPOPULER: Kemenangan Selfi si Anak Pabentor di LIDA, Foto Pengebom Gereja Surabaya, Abdul Somad
Hal tersebut disampaikan kedua terduga teroris yang ditangkap tim Densus 88 Anti-Teror inisial AA (39) dan HK (38).
Baca: Heboh Bom Gereja, Ustad Somad Jadi Sorotan, Netter Kritik Ceramahnya Soal Bom Bunuh Diri
Keduanya ditangkap di kawasan pasar KM 5 Palembang, Sumatera Selatan.
“Saat ditangkap di kawasan pasar KM 5, keduanya hendak naik ojek menuju rumah dosen untuk konsultasi. Karena situasi di Brimob kondusif,” ujar Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain Adinegara, Senin (14/5/2018).
Zulkarnain menjelaskan, AA dan HK sebelumnya telah berada di Jakarta untuk merencanakan aksi mereka.
Karena batal, mereka memutuskan datang ke Palembang dengan menaiki bus antarkota, untuk menemui seorang dosen.
“Ada tujuh orang yang berencana ikut dalam penyerangan di Mako Brimob, namun sampai sekarang baru dua yang tertangkap. Untuk dosen yang dimaksud masih kita selidiki," tuturnya.
AA dan HK pun mengaku anti Pancasila dan ingin menerapkan dasar negara Indonesia berasaskan pada khilafah.
Kedua alasan tersebut, menjadi dasar mereka untuk membantu membebaskan para napi dan melaksanakan aksi teror ke sejumlah wilayah.
“Mereka berdua bekerja sebagai pedagang makanan di Pekanbaru Riau. AA dan HK bertemu di sebuah pengajian di Pekanbaru, Riau,” tutupnya.
Kronologi Penangkapan AA dan HK
Dua warga Pekanbaru, Riau, inisial AA (39) dan HK (38) tertangkap tim Dentasemen Khusus (Densus) 88 Anti-Teror di kawasan KM 5, Palembang.
Keduanya kini masih menjalani pemeriksaan secara intensif di Mako Brimob Sumatera Selatan.