Derita Penderita Kanker dari Mandar Ini; Ditinggal Suami dan 2 Bulan Tanpa Kemoterapi di RS Wahidin

Editor: Mansur AM
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Nurlina pasien kanker asal Desa Pasiang, Kecamatan Matakali, Polewali Mandar, Sulawesi Barat, hanya bisa berbaring di tempat tidur tanpa menjalani operasi pengangkatan kanker yang mengerogoti tubuhnya.

TRIBUN-TIMUR.COM - Perjuangan hidup wanita Polewali Mandar ini amatlah berat.

Divonis menderita penyakit kanker, ia harus berjuang seorang diri. Suaminya memilih bercerai dan keluarga menolak kehadirannya.

Baca: TERPOPULER: Malam Pertama Raisa, Foto Mencekam Korut, Hingga Pegawai Cantik BNN

Nurlina, pasien kanker payudara stadium empat asal Desa Pasiang, Kecamatan Matakali, Polewali Mandar, Sulawesi Barat, terpaksa menumpang di Puskesmas Pembantu Pasiang.

Baca: Engku Emran - 5 Fakta Jelang Laudya Cynthia Bella Nikah, Sudah Akrab Anak Tiri Loh

Wanita malang ini sempat dirujuk Rumah Sakit Umum Polewali Mandar ke Rumah Sakit Regional dr Wahidin, Makassar. Namun di RS dr Wahidin selama hampir dua bulan, ia mengaku tidak menjalani kemoterapi ataupun operasi. Ia pun memilih pulang ke kampung halamannya.

Karena tak punya sanak keluarga yang bersedia menampungnya, Nurlina kini terpaksa tinggal di salah satu ruangan di puskesmas pembantu Pasiang, Kecamatan Matakali, Polewali Mandar, sejak lebih dari dua pekan terakhir.

Di puskesmas pembantu itu, Nurlina berjuang melawan rasa sakit. Ia berharap penyakit kanker yang sudah menjalar hingga ke badan dan lengannya itu bisa sembuh.

Nurlina kini hanya mengandalkan ramuan atau obat tradisional dari dedaunan alami.

“Saya sudah berulang kali katanya mau dikemoterapi, tapi sampai batas waktu yang dijanjikan tak kunjung ada. Saya hanya diminta petugas untuk banyak bersabar dan berdoa,” tutur Nurlina.

Sementara itu, putri Nurlina, Arlin (8) yang pendidikannya sempat terkatung-katung lantaran ibunya harus berpindah-pindah menjalani perawatan kini dititipkan di seorang bidan bernama Fitri. Bidan Fitri bersedia membantu merawat dan menyekolahkan Arlin.

“Saya sudah bilang sama bidan, kalau kelak saya meninggal saya berharap anak saya dirawat baik-baik agar bisa tumbuh normal seperti anak-anak lainnya meski tanpa kehadiran saya,” kata Nurlina.

Dia pasrah denga kondisi penyakitnya yang tak kunjung membaik.

Sementara itu, bidan Fitri sudah berupaya membantu Nurlina dan anaknya keluar dari masalah sosial yang dihadapinya. Ia juga akan memasukkan Arlin ke sekolah tak jauh dari P)

Cerai dari suami

Bidan Fitri menceritakan, sebelumnya Nurlina merantau ke Kalimantan bersama suaminya. Karena cerai dari suaminya, dia pun pulang ke Polewali Mandar.

Nurlina membawa satu dari dua anaknya, yakni Arlin. Sedangkan satu saudara Arlin ikut bersama sang ayah di Kalimantan.

Menurut Fitri, Nurlina sempat terkatung-katung di Kalimantan hingga dengan bantuan sejumlah keluarga dan tetangganya di Polewali Mandar, ia dan anaknya akhirnya dibawa ke Polewali Mandar.

Nurlina sempat dirawat di Pustu Pasiang dan RSU Polewali Mandar setelah pemerintah setempat menguruskan kartu BPJS. Karena kondisinya tak kunjung membaik, ia kemudian dirujuk ke Makassar dan sempat dirawat di Rumah Sakit dr Wahidin selama hampir dua bulan.

Bidan fitri megaku tidak tahu apa alasan RS dr Wahidin mengembalikan pasien rujukan tersebut ke Polewali Mandar.

“Saya sendiri tidak tahu apa alasan Nurlina dipulangkan. Dan, ia sempat berada di rumah sakit Wahidin selama hampir dua bulan sebelum kembali ke kampung,” jelas Fitri.

Hingga berita ini ditulis belum ada konfirmasi dari pihak RS Wahidin Sudirohusodo Makassar mengembalikan pasien rujukan ini ke rumah sakit kampungnya lagi. (*)

Berita ini sudah terbit di www.kompas.com dengan judul: Derita Nurlina, Terkena Kanker Stadium 4, Diceraikan Suami dan Ditolak Keluarga

Berita Terkini