Laporan wartawan Tribun Timur, Saldy
TRIBUN-TIMUR.COM,MAKASSAR - Poros Makassar-Maros kerap mengalami kemacetan.
Meski underpass simpang lima bandara telah difungsikan, macet masih kerap terjadi.
Seperti yang terjadi pada arus mudik H-1 Idul Adha, kemaceta panjang di daerah tersebut. Hal ini pun dikeluhkan warga.
Salah satu keluhan itu datang dari Dekan FTI UMI Zakir Sabhara. Atas keluhan itu dia mengusul kepada pemerintah untuk melakukan pelebaran jalan dan mencari alternatif lain untuk mengurai kemacetan di titik tersebut.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) wilayah XIX Sulselbar Benny Nurdin Yusuf mengatakan penyebab kemacetan di jalur arteri kota Makassar-Maros hingga Kabupaten Pangkep, ini karena banyaknya bangunan yang tidak dilengkapi dengan analisis dampak lalulintas (lingkungan).
Banyaknya rumah, mall, dan rumah toko di sisih kanan- kiri jalan wilayah itu membuat laju kendaraan terhambat dan menimbulkan kemacetan panjang, dari arah kota ataupun sebaliknya.
Momen ini kata Benni, dipastikan tak terhindarkan saat arus mudik atau arus balik para pengendara.
Salah satu penyebab kemacetan yang dicontohkan Benni yakni adanya pembangunan Mal di poros Batangase.
Aktivitas keluar masuk kendaraan di mal tersebut menghambat laju kendaraan didaerah tersebut.
Tak hanya Mal, di sepanjang jalan nasional itu juga terdapat Pasar Tradisional, dan pemukiman padat yang menimbulkan ego sektoral di titik srategis itu.
Ego sektoral yang dimaksud ini tak lain adalah kendaraan yang parkir di bahu jalan.
Tentunya para pengendara yang parkir di bahu jalan ini dikarenakan ada obyek yang akan dituju, apakah ke pasar, mall, ataupun kediaman warga.
Disaat para pengendara ini parkir, tentunya para pengendara yang bertujuan lintas daerah akan mengurangi laju kendaraannya.
Benni menuturkan, idealnya laju kendaraan di jalan nasional itu diatas 60 km/h.
"Harusnya di jalan arteri itu tak ada hambatan, sehingga laju kendaraan bisa menempuh 60 km/h hingha 80 km/h kecepatannya. Jika laju dibawah 60, dengan volume kendaraan yang padat yakin saja akan macet," ujar Benni.
Tak hanya di Batangase, hampir di seluruh jalan nasional khususnya di pusat kota yang ada di daerah terjadi kepadatan bangunan yang tidak sesuai dengan analisis dampak lalulintas.
Selain kepadatan bangunan, penyebab kemacetan di Mamminasata (Makassar,Sungguminasa Gowa, Maros , dan Takalar) juga datang dari banyaknya peputaran di median tengah jalan nasional.
Hasil pantauannya di lapangan, hampir seluruh median tengah perputarannya hanya berjarak 100 meter, padahal untuk idealnya harusnya memiliki jarak hingga 2 km.