Laporan Wartawan Tribun Timur, Ansar Lempe
TRIBUN-TIMUR.COM, MAROS - Kondisi korban antraks di Dusun Moncongjai, Desa Rompegading, Cenrana, Firman (32) mulai membaik. Luka di tumitnya mulai mengering, Rabu (30/8/2017).
Kepala Puskesmas Cenrana, Sugih Wibowo mengatakan, Firman terjangkit setelah menginjak bangkai sapi yang mati karena positif antraks.
"Sejak awal, kondisi fisiknya tidak terganggu karena luka itu. Makanya kami memutuskan supaya pasien dirawat jalan saja. Tapi kami rutin memberikan obat dan antibiotik," kata Sugih.
Rencana untuk membawa pasien tersebut ke RSUD Salewangan untuk uji laboratorium dibatalkan. Pasalnya, selain luka mengering, RSUD Salewangan juga tidak memiliki laboratorium khusus deteksi antraks.
Sebelum terjangkit, Firman memang jarang istirahat maksimal. Hal ini membuat luka di tumitnya tidak pernah mengering.
Kondisi Firman baru mulai membaik setelah menjalani perawatan dua hari terkahir. Tim medis juga menjaga Firman supaya tidak beraktivitas.
"Kemarin itu kami minta ke pasien untuk perbanyak istrahat. Tapi masih ke sawah. Makanya lukanya lama sembuh karena sering basah. Kami berharap kasus ini segera berakhir," ujarnya.
Saat gejala antraks, Firman merasa panas dan gatal dibagian lukanya. Namun korban mengira hanya luka biasa. Namun m karena tidak kunjung sembuh, Firman memilih untuk berobat ke Puskesmas Cenrana.
"Saat sapi mau dibakar, Firman tidak sengaja menginjaknya bangkainya. Mungkin disitu dia mulai terjangkit," ujarnya.(*)