PSM Makassar
Ini Komentar CEO PSM Atas Keputusan Wasit Iwan Sukoco
Keputusan wasit Iwan Sukoco memberi hadiah penalti kepada Mitra Kukar di menit-menit akhir
Penulis: Ilham Mulyawan | Editor: Suryana Anas
Laporan Wartawan Tribun Timur, Ilham Mulyawan
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Chief Executive Officer (CEO) PT Persaudaraan Sepakbola (PT PSM) Munafri Arifuddin kecewa berat dengan hasil imbang 1-1 PSM saat bertandang ke Stadion Aji Imbut, Tenggarong, Kaltim, Senin (24/4/2017) malam.
Kekecewaan Appi –sapaan Munafri diungkapkan dengan panjang lebar kepada Tribun-timur.com. Appi pun menuntut Ketum PSSI bisa mengevaluasi kinerja wasit karena nyaris semua laga, kepemimpinan wasit selalu dipermasalahkan.
Berikut komentar kekecewaan Munafri:
“Operator Liga 1 Gojek harus cepat melakukan evaluasi, hampir semua klub yang bertanding mempermasalahkan keputusan wasit.”
“Ini sangat berbahaya terhadap sepakbola Indonesia ketika wasit sebagai satu-satunya pengadil di lapangan tidak punya kemampuan mumpuni dalam memimpin.”
“Wasit selalu merenggut paksa kemenangan tim entah apa motif dari semua itu. Independensi wasit harus dipertanyakan.”
“Harapan kami sebagai pemilik klub sangat besar dari janji Ketua Umum PSSI yang katanya menjamin wasit sudah jauh dari pengaruh eksternal.”
“Tapi apa yang diperlihatkan wasit Iwan Sukoco yang memimpin pertandingan antara tuan rumah Mitra Kukar versus PSM Makassar memperlihatkan bahwa arahan dari ketua umum PSSI hanya isapan jempol semata.”
“Wasit sama sekali tidak mengindahkan itu (sosok pengadil seadil-adilnya) atau apakah mereka tidak mengaggap figur seorang ketua umum PSSI?”
“Coba lihat track record dari seorang Iwan Sukoco, apakah dia masih pantas menjadi seorang pengadil di lapangan hijau? Ataukah dia begitu kuat sehingga tak tersentuh?”
“Kami sudah berbuat banyak untuk kemajuan sepak bola Indonesia, semakin banyak kami berbuat justru semakin kami dirugikan dengan keputusan-keputusan kntroversial. Hal seperti inikah yang menjadi tanda positif kemajuan sepak bola Indonesia? “
“Di kala semua klub berlomba untuk memajukan sepakbola nasional, di saat yang bersamaan pula semangat yang tinggi itu terus dipadamkan oleh hawa nafsu wasit di lapangan.”
“Operator liga dan PSSI harus cepat turun tangan mengevaluasi keadaan ini, kami tidak ingin menjadi korban lagi atau apakah kami harus terus pasrah menerima ini atau atau kami yang harus menghakimi dengan cara kami sendiri?”
“Mari kita bangun semangat sportivitas. Mari kita jaga kewibawaan PSSI. Mari kita bertanding secara fair dan adil.” (*)