Breaking News

'Kematian Cullang Bandar Narkoba itu Rekayasa, Bila Ditangkap Hidup, Semua Rahasia Terbongkar'

Editor: Edi Sumardi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jenazah Ruslan Hasan alias Cullang dan Yayu Aprilianti.

TRIBUN-TIMUR.COM - Ruslan Hasan alias Cullang (28), bandar besar narkoba beromzet sekitar Rp 1,2 triliun tewas tertembak dalam perjalanan dari Pasangkayu, Kabupaten Mamuju Utara, Provinsi Sulawesi Barat menuju Makassar, Sulawesi Selatan.

Cullang rencananya dibawa ke Mapolda Sulawesi Selatan di Makassar bersama dengan istrinya Yayu Aprilianti yang berusia antara 25 tahun dan 26 tahun usai ditangkap di sebuah rumah kos yang terletak di Jalan Trans Mamuju-Palu, Kecamatan Pasangkayu, Kabupaten Mamuju Utara, Provinsi Sulawesi Barat, sekitar pukul 04.00 Wita, Selasa (28/3/2017).

Baca: Kabar Duka Datang dari Anji Manji, Lihat Dia Berdarah-darah

Di dalam perjalanan, dia tewas meregang nyawa saat peluru menembus dadanya.

Jenazah Cullang, pemuda asal Jalan Balana, Makassar, kemudian dibawa ke RS Bhayangkara, Makassar, untuk menjalani otopsi.

Setelah itu disemayamkan di rumah duka, Jalan Balan, lalu dimakamkan.

Kematian Cullang kemudian memunculkan kecurigaan dari kalangan facebookers.

Sejumlah facebookers menyebut jika Cullang sengaja dibunuh oleh oknum sebab jika dia masih hidup dikhawatirkan akan mengungkap sejumlah informasi terkait adanya keterlibatan oknum polisi sebagai bekingnya dalam menjalankan bisnis barang haram.

Baca: Bandar Narkoba Beromzet Rp 1,2 Triliun Menyuap Pakai 20-an Mobil CR-V, ini Kata Kabid Humas

Pemilik akun Tong Kol Khan menulis komentar, "Kematian Cullang itu rekayasa, bila Cullang ditangkap hidup~hidup dan di adili di pengadilan bisa terbongkar semua rahasia uang suap yang mengalir deras ke pejabat polisi....."

Pemilik akun Adi Putra Mulyadi menulis komentar, "Kenapa langsung di tembak mati di tempat?orang awam pun tau.."

Pemilik akun Alexander Syarif menulis komentar, "Drama pak..bisa jd sengaja si culang dibunuh supaya tidak buka rahasia, atau si culang dibunuh karena gak mau kasih uang lg ke "oknum" pejabat kepolisian yg membekingi/memeras selama ini. Makanya dibikin drama si culang ke tangkap dan melawan,lalu di tembak mati.."

SMS Kombes

Kematian Cullang masih menjadi perbincangan tetangga almarhum di Jl Balana II, Makassar.

Tetangga yang duduk melingkar di sekitar rumah panggung yang cukup menonjol itu sibuk “ngerumpi” perihal kematian Cullang.

Rerata mereka mengenal Cullang sebagai anak baik, sopan, dan selalu membantu warga.

"Kami lihat di koran, Cullang mati setelah ditembak polisi karena berusaha lawan. Dia itu banyak teman dengan polisi tapi kenapa harus melawan," ujar seorang warga yang enggan disebut namanya.

Warga lain mengatakan, “Dari mana tiba-tiba Cullang dapat badik dan dipakai untuk menyerang polisi saat dalam perjalanan ke Makassar. Padahal dia kan ditangkap di Mamuju, masa badiknya tidak diamankan. Setahu kami, Cullang tidak pernah bawa-bawa badik.”

Pemuda itu mengatakan, tidak mungkin Cullang melawan kepada polisi.

“Waduh, na Cullang mi itu orang paling sopan pada polisi,” ujarnya.

Pemuda itu bahkan mengaku beberapa hari sebelumnya sempat mendengar curahan hati (curhat) Cullang.

“Katanya dia di SMS-SMS oleh Kombes,” katanya.

Tetangga Cullang itu meminta penyidik agar memeriksa dan mengungkap percakapan di telepon selular Cullang.

“Saya yakin, banyak rahasia di HP (handphone) itu. Kalau KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) yang tangani kasus ini, kita akan mendengar cerita yang sangat menegangkan dan penuh drama yang terungkap dari HP Cullang,” kata pemuda berusia sekitar 45 tahun itu.

Kedekatan Cullang dengan beberapa polisi juga dibenarkan Rika, kakak Cullang.

“Itu bukan hal luar bisa. (Kedekatan dengan polisi) itu hal biasa bagi Cullang dan keluarga kami. Kedekatan adik saya dengan polisi diluar, bahkan datang ke rumah bukan cerita baru. Ini karena adik saya itu orangnya terbuka, sekalipun itu polisi,” jelas Rika.

Keluarga besar Cullang bahkan tidak mempermasalahkan label “Bos Besar Narkoba” kepada almarhum.

Menurut mereka, Cullang memilih jalan itu untuk bertahan hidup.

"Dia (Cullang) orangnya terbuka, siapa saja dia berteman dan persoalan adik saya dekat dengan polisi itu wajar dan tidak ada larangan, soal dia jual sabu itu mungkin jalan hidupnya," jelas Rika.

Pantauan Tribun-Timur.com, rumah duka almarhum Cullang yang berada Balana II, ternyata tidak jauh dari kantor Polsek Makassar yang berada di Jl Kerung-kerung kota Makassar, kurang lebih 500 meter.

Teman Cullang

Terpisah, Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol Dicky Sondani mengatakan, pihak penyidik Polda Sulsel segera akan menelusuri anggota polisi yang sudah berapa kali datang ke rumah Cullang.

"Soal itu kami tidak tahu, tapi jika ada laporan mengenai itu maka kita tentu akan menelusuri hal tersebut, kita cari tahu siapa-siapa polisi yang pernah ke rumahnya," kata Dicky.

Menurutnya, penelusuran itu dilakukan agar mengetahui secara pasti dan juga memastikan, lembaga kepolisian akan terus memerangi narkoba di Indonesia, terkhususnya di wilayah Polda Sulsel.

"Kami akan selidiki ini agar masyarakat tidak berpikir macam-macam, untuk anggota polisi yang ke rumah cullang juga akan ditanya, apakah mereka pergi bertugas atau apa," ujar Dicky.(*)

Berita Terkini