TRIBUN-TIMUR.COM, SOLO -Ketua DPD Partai Golkar Jawa Tengah Wisnu Suhardono (63) mengungkapkan, Syahrul Yasin Limpo adalah figur keempat Ketua Umum DPP Golkar yang datang bersilaturahim dengan 35 pemilik suara pada Munaslub Golkar, di Bali, 7-9 Mei mendatang.
"Terus terang sudah banyak yang datang ke sini, termasuk yang terakhir Sekjen DPP Idrus Marham. Tapi dengan Pak Syahrul ini lebih lengkap, 35 DPD II ketua dan sekretarisnya lengkap," kata WIsnu, pengusaha kapal tanker asal Banyumas, Jateng saat mulai memandu Silaturahim DPD I Golkar Jateng dan DPD II Golkar Se-Jateng di The Sultan Hotel, Jl Adi Sucipto, Surakarta, Jawa Tengah, Jumat (8/4/2016) malam.
Idrus Marham datang silaturahim ke DPD GOlkar se Jateng, 1 Maret lalu.
Sebelumnya, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Ade Komarudin juga mengumpulkan Ketua DPD II Jateng di sebuah hotel bintang lima di Jogyakarta.
Ketua Fraksi Golkar DPR Setya Novanto dan pemimpin Komisi II DPR, Aziz Syamsuddin juga sudah pernah memaparkan visi dan misi jika terpilih dalam Munaslub Rekonsiliasi mendatang.
Dari pantauan Tribun, 10 meja bundar yang berisi rata-rata 8 kursi terisi penuh.
Wisnu menyebut dan menjamin mereka yang datang ini adalah para pemilik hak suara yang akan menyalurkaN suara di Musyawarah Nasional Luar Biasa Golkar di Bali, awal bulan depan.
Syahrul memanfaatkan waktu sekitar 24 menit untuk menyampaikan latar belakang, rencana dan strategi besar untuk mengangkat Golkar dari keterpurukan dalam satu dekade terakhir.
Orasi Ketua Asosiasi Pemerintahan Provinsi dua periode ini begitu berapi-api.
"BIsmillah, maafkan saya Mas Wisnu, saya ini sudah 37 tahun tinggal di rumah jabatan, sudah lima kali saya ikut Pilkada tak pernah kalah," ujarnya.
Bagi Syahrul, Munaslub mendatang bukan ajang menentukan ketua umum belaka.
"Munaslub kemarin adalah ajang pertaruhan terakhir untuk membesarkan Golkar, apakah tetap ditangan orang-orang yang berpikir sama, atau namun hanya mengambil keuntungan pribadi untuk Golkar," katanya.
Syahrul sendiri menegaskan kembali jika pada jabatan Ketua Umum di Munas mendatang bukanlah segalanya.
Berharap figur Ketua Umum Golkar mendatang adalah yang bisa membawa perubahan bagi Golkar yang saat ini sedang tidak solid.
Sasmito meminta pemilihan ketua umum dalam Munas Golkar mendatang dilakukan secara fair dan tak ada politik uang.
“Jika ada calon ketua umum yang menggunakan politik uang, dia harus didiskualifikasi, tidak boleh mencalonkan diri,” tuturnya. (*)