TRIBUN-TIMUR.COM - Anda menyaksikan gerhana matahari dengan mata telanjang pagi tadi? Bila iya, sebaiknya Anda waspada bila merasakan ada tanda-tanda mata terkena dampak fenomena tersebut.
Salah satu yang perlu dicermati yaitu muncul bintik hitam yang menghalangi pandangan kita. Itu menandakan area penglihatan kita terbakar.
Dokter subspesialis retina mata di Rumah Sakit Mata Jakarta Eye Center Kedoya, Jakarta, Referano Agustiawan, menyatakan, kerusakan akibat melihat matahari saat gerhana disebut solar eclipse retinopathy.
”Itu bisa memicu kebutaan permanen,” kata Referano.
Kerusakan retina yang parah itu tak menimbulkan nyeri atau sakit karena retina tak punya saraf. Akibatnya, penderita tak sadar retinanya rusak. Gejala solar retinopathy adalah ada titik hitam pada pandangan mata.
Dokter Mata dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (RSCM FKUI), Dr Gitalisa Andayani mengatakan banyak kasus, bintik hitam itu selalu menetap.
Jika bintik itu ada terus di mata berisiko mengalami luka bakar dan scar retina akan terjadi.
"Memang ada yang balik lagi atau kembali ke kondisi normal tanpa diobati. Tapi cuma per sekian persen. Lebih banyak bintik hitam itu menetap malah tak jarang membuat mata terluka." ujar Gitalisa.
Secara prinsip, tak ada beda antara menyaksikan matahari pada kondisi normal sehari-hari dan melihat matahari saat gerhana, baik total maupun sebagian.
Keduanya berbahaya, bisa merusak mata. Karena itu, tak disarankan melihat langsung matahari, apalagi dalam waktu lama.
Cahaya matahari yang merusak retina adalah sinar ultraviolet tipe B (UVB).
Selain retina, UVB memicu kulit bagian luar terbakar dan kanker kulit. Makin rendah posisi lintang suatu daerah dan kian tinggi dari permukaan laut, paparan sinar UV lebih tinggi.
Paparan tertinggi terjadi pukul 10.00-14.00. Meski mendung, risiko sinar UV tetap tinggi.
Solusi
Bila terjadi sesuatu pada mata atau penglihatan kita usai menyaksikan Gerhana Matahari Total (GMT), segera temui dokter, tak boleh diundur.
Buat yang mungkin lupa atau tidak tahu harus mengenakan kacamata khusus, disarankan langsung saja ke dokter spesialis mata begitu merasakan ada yang aneh dengan penglihatannya.
Biasanya terjadi kemunduran penglihatan. Kayak kabur, langsung ke dokter mata. Biasanya akan berlanjut perih dan radang.
Juga diingatkan supaya mereka tidak terlalu mempercayai mata akan sembuh jika diberi ramuan khusus atau air seni sendiri yang diteteskan ke mata. Sebab yang kena bagian belakang bukan depan saja.
Spesialis mata tak cuma memeriksa saraf mata yang terkena paparan itu dengan melakukan CT Scan atau OCT guna mengetahui seberapa besar tingkat keparahannya. Tapi, dokter akan memeriksa jarak pandang, pemeriksaan retina, dan segala hal yang menyangkut kesehatan mata pasca melihat gerhana matahari.
Tentang Retina
Mata manusia terbagi atas kelopak mata, kornea (lapisan terluar bola mata), iris (selaput pelangi), pupil (anak mata), lensa mata, dan retina (saraf mata). Manusia bisa melihat obyek apabila ada cahaya melewati kornea, diteruskan ke pupil, difokuskan lensa, dan diterima retina.
Sinar matahari berlebih yang ditangkap mata bisa merusak retina. Retina ialah lapisan terdalam di mata, berfungsi menerima cahaya dan mengantarkan ke otak untuk diolah agar membentuk bayangan atau citra.
Ibarat kamera analog, retina bekerja seperti film. Jika kita membuka kamera berisi film di tempat terbuka, film terbakar dan tak bisa dicetak. Retina mata pun terbakar jika terlalu banyak terpapar sinar matahari.
Retina ialah bagian mata terpenting. Apabila ada bagian mata lain rusak, operasi perbaikan penglihatan bisa dilakukan selama retina sehat. Sebaliknya, jika retina rusak meski bagian mata lain baik, penglihatan seseorang tak akan bisa jadi kembali normal.
Di retina, miliaran sel sensitif pada cahaya. Sel-sel itu membuat manusia bisa melihat warna dan bentuk benda. Jika sinar matahari masuk berlebihan ke retina, retina mengeluarkan zat kimia bersifat toksik yang merusak pusat retina mata atau makula.
Dilarang Melihat di Air
Dokter tak menganjurkan melihat gerhana matahari total di air.
Sejumlah pakar berpendapat bahwa risiko membuat mata rusak masih ada ketika melihat gerhana di dalam air karena masih terjadi pantulan.
Mereka menyarankan untuk menggunakan kacamata khusus atau melihatnya dengan cara tidak langsung seperti lewat layar televisi.
Bahkan, kacamata yang dianjurkan untuk melihat gerhana matahari pun hanya yang berukuran 100 - 400 nanometer yang memang mampu menahan panjang gelombang (cahaya) baik yang visible maupun non-visible.
Selain itu, kacamata itu juga harus bisa menahan sinar UV.
Hanya saja kacamata yang memiliki kualitas seperti itu tidak selalu ada. Yang dibagikan selama ini tidak memenuhi kriteria itu. Jadi sebaiknya, pilihlah kacamata berukuran lebar seperti yang dikenakan para tunanetra.