MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM - Pengamat Ekonomi asal Sulsel, Syarkawi Rauf, menyayangkan agenda Musyawarah Daerah (Musda) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) XIII yang berujung buntu (dead lock).
Kata dia, penyakit organisasi kepemudaan sekarang selalu tidak bisa mencapai satu suara untuk isu strategis. Syarkawi yang juga komisioner Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) mengatakan, permasalahan sama juga terjadi di Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI).
"Masalah seperti ini menjadi semakin krusial, karena ternyata pada Hipmi juga terjadi," jelasnya, di Makassar, Jumat (5/7/2013). Menurut dia pengusaha, seharusnya terbiasa dengan pengambilan keputusan. “Bagaimana mau mengembangkan bisnis kalau proses pengambilan keputusannya seperti ini,” tambahnya.
Syarkawi mengatakan, kebuntuan di Hipmi Sulsel merupakan berita buruk bagi pengembangan kewirausahaan muda di Sulsel. Sulit mencapai dua persen pengusaha dari penduduk Sulsel sekitar 8,5 juta jiwa jika kelembagaan yang mewadahi pengusaha muda sulit mengambil keputusan.
Idealnya kata dia, para pengusaha muda yang dari sisi ekonomi sudah mapan. Seharusnya bisa lebih dewasa dalam pengambilan keputusan. Seharusnya, lanjutnya, pemilihan seperti ini tidak terlalu menonjol unsur politik praktisnya dibanding kebersamaan atau teamwork.(*)
Pengamat Sesalkan Musda Hipmi Buntu
Penulis: Hajrah
Editor: Hasriyani Latif
AA
Text Sizes
Medium
Large
Larger