Laporan: Ilham / Tribun Timur
MAKASSAR,TRIBUN -- Anggota DPRD Sulsel akan memanggil Kepala Kepolisian
Daerah (Kapolda) Sulsel, Inspektur Jenderal (Irjen) Polisi Burhanuddin
Andi dan pimpinan sejumlah perguruan tinggi di Makassar, dalam waktu
dekat.
DPRD Sulsel menyusul sikap Polda yang diduga anarkis saat menangani
unjukrasa mahasiswa di Makassar, yang menolak kenaikan harga bahan bakar
minyak (BBM) dua hari lalu.
"Ini perlu, karena kami melihat, Polda sudah tidak profesional, sisi
emosional yang ditunjukkan. Polisi marah karena capek menghadapi
mahasiswa. Eh, kenapa mau marah?. Anda kan (polisi) digaji oleh negara
untuk bertugas. Mahasiswa itu tidak digaji. Aksi mahasiswa murni dan
tidak ada donaturnya," kata Anggota DPRD Sulsel Muktar Tompo kepada
Tribun, Rabu (19/6/2013).
Legislator Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), mengaku prihatin
menyaksikan mahasiswa harus dibenturkan dengan masyarakat sipil," belum
lagi mereka dihantam dengan laras senjata dan pentongan kayu polisi,"
ungkap calon anggota legislatif (caleg) Hanura DPR RI 2014 ini.
Menurut Mukhtar, jika tak ada penanganan yang tepat. Mahasiswa pada akhir punya doktrin baru dalam pergerakannya.
"Yakni, mahasiswa akan berjuang melawan polisi, di mana ada polisi maka
itu dianggap sebagai musuh. Begitu juga sebaliknya. Polisi menganggap
bahwa mahasiswa adalah musuhnya," ujar Mukhtar.
Kekerasan Polisi, DPRD Sulsel Akan Panggil Kapolda
Editor: Ina Maharani
AA
Text Sizes
Medium
Large
Larger