TRIBUN-TIMUR.COM - Apakah Anda pernah mengalami suatu
kejadian yang terasa begitu familiar, seakan-akan pernah mengalaminya di
masa lampau? Jangan cemas, bukan Anda sendiri yang sudah pernah
mengalami deja vu. Bahkan, seringkali Anda malah sudah tidak lagi terlalu terkejut saat mengalaminya dan hanya berkomentar, "Aduh, saya deja vu, nih."
Istilah "deja vu"
berasal dari bahasa Perancis, yang secara harafiah berarti "pernah
melihat atau pernah merasa". Ternyata, fenomena ini sebenarnya bukanlah
hal yang aneh. Faktanya, sekitar 70 persen orang melaporkan sering
mengalami deja vu, begitu penjelasan dari Dr Orly Avitzur, ahli
neurologi dari New York. Kelompok yang paling sering mengalaminya
adalah orang-orang berusia 15-25 tahun. Pada orang yang sehat, rata-rata
mereka mengalaminya sekitar setahun sekali, sementara pada orang yang
sering kelelahan atau stres, deja vu dapat terjadi lebih sering. Selain itu, fenomena ini juga dilaporkan sering terjadi pada orang yang menderita epilepsi.
Beberapa ahli psikoanalis menyatakan bahwa deja vu bisa
dikategorikan sebagai fantasi atau pengejawantahan dari apa kita
inginkan. Sementara Avitzur memiliki penjelasan lain dari segi ilmu
saraf.
"Bagian lobus temporal, yang terletak di area hipokampus, memiliki kaitan erat dengan fenomena ini," jelas Avitzur. "Neuron-neuron yang terdapat di bagian ini akan menyimpan pengalaman baru dalam sebuah 'mental map', dan para ahli menduga bahwa ketika suatu kejadian yang sangat mirip muncul secara tumpang tindih, deja vu pun terjadi."
Hingga sekarang, fenomena ini masih menjadi subjek penelitian banyak ahli.(*/tribun-timur.com)