MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM -- Gangguan jaringan selular milik provider Telkomsel di wilayah regional Sulawesi, Kamis (19/8/2011) kemarin, hari ini mulai membaik.
Guna mengatasi turunnya mutu jaringan ini, pihak Telkomsel menempuh langlah darurat dengan menyebar mobile Base Transceiver Station (BTS) di sejumlah wilayah rawan error spot, menyusul padatnya atau overload-nya lalulintas komunikasi dalam kota di Makassar.
Sekitar pukul 09.00 wita, Jumat (20/5/2011), sebuah truk mobile BTS parkir di Jl Baji Dakka, Makassar.
Telkomsel menamai ini dengan compact mobile base station (combat). Semacam mini BTS yang bisa bergerak dari satu wilayah ke wilayah lain.
BTS adalah
bagian dari network element GSM yang berhubungan langsung dengan Mobile
Station (MS). Inilah yang mengatur lalu lintas komunikasi para pengguna dan pelanggan ponsel.
Secara teori, Sebuah BTS dapat mecover area sejauh 35 km (hal ini sesuai dengan nilai
maksimum dari Timing Advance (TA)). Fungsi dasar BTS adalah sebagai
Radio Resource Management, yaitu melakukan fungsi-fungsi yang terkait
- menerima dan mengirimkan sinyal dari dan ke MS, juga mengirimkan/menerima sinyal dengan frekwensi yang berbeda-beda dengan hanya menggunakan satu antena yang sama.
- mengontrol power yang di transmisikan ke MS.
- Ikut mengontrol proces handover.
- Frequency hopping
BTS berhubungan dengan MS melalui air-interface dan
berhubungan dengan BSC dengan menggunakan A-bis interface. BTS berfungsi
sebagai pengirim dan penerima (transciver) sinyal komunikasi dari/ke MS
serta menghubungkan MS dengan network element lain dalam jaringan GSM
(BSC, MSC, SMS, IN, EDGE, dsb) dengan menggunakan radio interface.
Secara
hirarki, BTS akan terhubung ke BSC, dalam hal ini sebuah BSC akan
mengontrol kerja beberapa BTS yang berada di bawahnya. Karena fungsinya
sebagai transceiver, maka bentuk pisik sebuah BTS pada umumnya berupa
tower dengan dilengkapi antena sebagai transceiver, dan perangkatnya.meng-asign channel ke MS pada saat MS akan melakukan pembangunan hubungan.