Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

UMI Tambah Desa Binaan ke-36 di Jeneponto Usai Resmikan Kampus Baru di Bantaeng

 UMI tambah desa binaan ke-36 di Jeneponto, sehari usai resmikan kampus baru di Bantaeng. Empat desa binaan di Jeneponto kini terbanyak kedua.

Penulis: Rudi Salam | Editor: Sukmawati Ibrahim
Rudi Salam/Tribun Timur
MITRA BINAAN UMI – Penandatanganan peresmian Kelurahan Mitra Binaan Yayasan Wakaf UMI di Jalan Lanto Dg Pasewang, Empoang, Kecamatan Binamu, Kabupaten Jeneponto, Senin (18/8/2025). UMI terus menambah mitra desa binaan. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR – Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar menambah desa binaan di Kabupaten Jeneponto, Senin (18/8/2025). 

Lokasi ini berjarak 93 km dari kampus utama di Makassar.

Sehari sebelumnya, Minggu (17/8/2025), UMI meresmikan kampus keempat di ibu kota Kabupaten Bantaeng

Kampus seluas 1,2 hektare ini terletak di Desa Nipa-Nipa, Pajjukukang, perbatasan Bantaeng–Bulukumba, sekitar 132 km dari Makassar.

"Dari Bantaeng hingga Jeneponto, dari desa hingga kota, dari pesisir hingga pegunungan kita buktikan bahwa perubahan besar bisa dimulai dari langkah kecil yang terukur, di tempat ini. Insya Allah mulai hari ini di desa," ujar Rektor UMI Prof Dr HM Hambali Thalib SH MH usai menandatangani MoU dengan Bupati Jeneponto H Paris Yasin.

Desa Bontotangnga, Kecamatan Tamalatea, menjadi desa binaan ke-36 UMI, kampus swasta terbesar di timur Indonesia.

Sejak berdiri pada 1954, UMI telah mengasistensi 35 desa binaan di 23 kabupaten pada enam provinsi: Sulsel, Gorontalo, Sultra, Sulbar, Maluku, dan Maluku Utara.

Di Jeneponto, 10 tahun lalu, UMI membina tiga desa di Kecamatan Bangkala: Kapita, Marayoka, dan Gunung Silanu.

Selain pendampingan pertanian, agroindustri, perikanan, dan administrasi desa, tim Bina Desa UMI juga menyiapkan program pendidikan, sosial, dan keagamaan.

Bontotangnga merupakan desa padat penduduk dengan 8.201 jiwa dan 1.273 KK, berada di area urban ibu kota kabupaten berpenduduk 450 ribu jiwa.

Empat desa binaan di Jeneponto menjadi terbanyak kedua setelah Gowa (lima desa).

Baca juga: Kampus UMI Bantaeng Mudahkan Tenaga Kerja Lokal Terserap di Industri

UMI kini memiliki 36 desa binaan: 27 desa di 18 kabupaten di Sulsel, sisanya sembilan desa di lima provinsi lainnya.

Ketua Dewan Pembina Yayasan Wakaf UMI, Prof Dr Mansyur Ramli SE MSi, menyebut dua seremoni di momen Agustusan 80 tahun Indonesia merdeka ini sebagai upaya UMI mendekatkan diri ke masyarakat kampung, sentra ekonomi, dan peradaban sejati Indonesia.

Dua seremoni “UMI masuk kampung” ini dihadiri pimpinan tinggi kampus, kepala daerah, dan perangkatnya.

Dalam pidato tertulisnya, Rektor UMI Prof Dr Hambali Thalib MH mengungkap alasannya.

"Jeneponto memiliki cadangan kekuatan masa depan, angin yang tak pernah berhenti berhembus, matahari yang bersinar sepanjang tahun, laut yang kaya dengan ikan dan rumput laut, lahan kering yang tangguh untuk jagung, sorgum, dan peternakan, serta budaya lokal yang kuat dan mengakar. Jika seluruh potensi ini diolah dengan ilmu, iman, dan inovasi, maka akan lahir kesejahteraan berkelanjutan," kata Prof Hambali.

Bupati Jeneponto H Paris Yasir SE MM bangga dan mengapresiasi MoU penambahan desa binaan UMI di wilayahnya.

"Ini jadi catatan sejarah bagi kepemimpinan saya dan kelanjutan program desa binaan pemerintah sebelumnya dengan UMI."

Turut hadir Wakil Bupati Jeneponto Islam Iskandar SE, Sekda Muh Arifin Nur SH MH, Ketua Pembina Yayasan Wakaf UMI Prof Dr H Mansyur Ramly SE MSi, Ketua Pengurus Yayasan Wakaf UMI Prof Dr Hj Masrurah Mokhtar MA, lima wakil rektor, anggota Senat Akademik, dan pimpinan UMI lainnya.

Hadir pula Camat Tamalatea H Emil Yudiyanto Tadjuddin SE MSi, Lurah Bontotangnga Rakhmat, serta tokoh masyarakat, agama, dan pemuda Jeneponto.

Rektor UMI Prof Dr Hambali Thalib MH mengatakan Desa Bontotangnga akan menjadi magnet kebanggaan bersama.

"Kelak, orang dari luar daerah akan datang untuk belajar bagaimana kampus, pemerintah, dan masyarakat membangun masa depan bersama dari sebuah desa. Dari garis pantai selatan Sulsel ini, kita kirim pesan ke seluruh Indonesia: bahwa kunci menghadapi ketidakpastian adalah sinergi, inovasi, dan nilai-nilai luhur,” katanya. (*)

 

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved