Nuansa Adat Warnai Penurunan Bendera di Makassar, Munafri Pakai Baju Khas Toraja
Seluruh pejabat lingkup Pemerintah Kota Makassar memakan baju adat khas Sulawesi Selatan.
Penulis: Siti Aminah | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Nuansa adat mewarnai penurunan bendera merah putih di Lapangan Karebosi Kota Makassar Jl Jenderal Ahmad Yani, Minggu (17/8/2025) sore.
Seluruh pejabat lingkup Pemerintah Kota Makassar memakan baju adat khas Sulawesi Selatan.
Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin memilih baju adat Toraja berwarna kuning, lengkap dengan aksesorisnya.
Sementara Wakil Wali Kota Makassar Aliyah Mustika Ilham menggunakan baju bodo modern berwana oranye, dipadukan jilbab putih dan sarung sutera putih bermotif.
Begitu juga dengan Ketua TP PKK Makassar, Melinda Aksa. Tampak anggun dengan kebaya modern berwarna hijau botol.
Pejabat lingkup Pemerintah Kota Makassar juga menggunakan baju adat.
Kecuali Kappltesbes, Dandim, hingga Kajari, masing-masing menggunakan pakaian dinas umum (PDU).
Pada penurunan bendera ini, Munafri kembali jadi Inspektur upacara.
Kata Munafri, nuansa adat ini bentuk penghormatan sekaligus pengenalan budaya daerah di Sulawesi Selatan.
"Kebetulan pakain adat ini yang sangat siap, langsung saya pakai. Suku Toraja juga bagian dari Sulawesi Selatan, yang punya ciri khas luar biasa, berbeda dari lainnya, dan kita wajib mengangkat budaya-budaya kita di Sulsel," terangnya
Menurut Munafri, giat ini bukan sekadar seremoni.
Ini jadi momentum menumbuhkan jiwa kebangsaan, persatuan, serta tekad bersama membangun bangsa dan daerah.
"Semoga semangat kebangsaan yang ditunjukkan hari ini menjadi inspirasi bagi generasi muda Makassar untuk terus berkontribusi bagi kemajuan bangsa," tambahnya.
Kata Munafri penurunan bendera ini tak hanya menjadi penegasan jiwa kebangsaan.
Melainkan menjadi ruang aktualisasi budaya Nusantara yang sarat makna, dari Makassar untuk Indonesia.
Ia bersyukur, prosesi penting HUT kemerdekaan ini berjalan lancar.
Semua berkat kekompakan pasukan pengibar bendera (Paskibra).
“Kami sangat berterima kasih kepada pasukan Paskibraka yang sudah mengharumkan nama kota ini lewat pengabdian mereka," ujar Munafri.
Sebanyak 70 paskibraka bertugas menurunkan bendera pusaka.
Dengan formasi mandala, pasukan satya membentuk formasi monumen mandala.
Formasi ini bermakna kesatuan, kedisiplinan, dan pengabdian.
Pusat mandala adalah semangat nasionalisme yang menjadi sumber kekuatan dan pengikat paskibraka untuk menjaga kehormatan serta kedaulatan negara dengan penuh rasa angga dan tanggung jawab.
Pembawa baki dipercayakan kepada Winda Aulia siswi SMAN 1 Makassar, dengan cadangan baki Renata Brigitta Saveristy Yuwono dari SMA Katolik Rajawali Makassar.
Tugas pengolor dijalankan oleh Naufal dari SMAN 10 Makassar, sementara pelipat bendera diemban Muhammad Fatir Safri dari SMAN 18 Makassar.
Sebagai komandan pasukan (Danpok) ditunjuk Muh. Imam Fauzan Syukri dari SMAN 12 Makassar.
Adapun tiga petugas ekor masing-masing adalah Gita Ghayda Tsuraya dari Ponpes Ummul Mukminin, Zulfairah Inayah Awali dari SMAN 2 Makassar, dan Raihanah Alqubro dari SMK Penerbangan Techno Terapan.
Untuk Komandan Kelompok 17, dipercayakan kepada Muh. Nur Ichsan Yusuf dari SMK SMTI Makassar.(*)
Usai Vakum 4 Tahun, RT/RW hingga Warga Kembali Rayakan HUT RI ke-80 |
![]() |
---|
Pemilihan Ketua RT Makassar, Generasi Muda Ikut Suarakan Harapan |
![]() |
---|
Lurah Tantang Gen Z! Generasi Muda Karuwisi Utara Diminta Ikut Bertarung dalam Pemilihan Ketua RT |
![]() |
---|
5 Santriwati Ponpes Ummul Mukminin Aisyiyah Sukses Kibarkan Bendera Merah Putih |
![]() |
---|
Gerimis Warnai Penurunan Merah Putih di Rujab Gubernur Sulsel |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.