Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

PSEL Pertama di Makassar, Jamin Ramah Linkungan Anti Bau dan Polusi

Proyek strategis nasional (PSN) ini berlokasi di Gudang Eterno Jl Ir Sutami Kecamatan Tamalanrea, Makassar.

|
Penulis: Siti Aminah | Editor: Alfian
TRIBUN-TIMUR.COM/Siti Aminah
PSEL MAKASSAR - Direktur PT SUS Environment, Jack Zhang (tengah) Amran (kiri) dan M Said (kanan) di lokasi pembangunan PSEL Makassar, Gudang Eterno Jl Ir Sutami, Kecamatan Tamalanrea, Jumat (15/8/2025).   

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Kota Makassar akan menjadi daerah pertama di Indonesia yang memiliki Proyek Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL). 

Proyek strategis nasional (PSN) ini berlokasi di Gudang Eterno Jl Ir Sutami Kecamatan Tamalanrea. 

Proyek ini telah berkontrak dengan PT SUS Environment Co. Ltd, perusahaan waste to energy (WtE) global yang berhasil mengurangi emisi karbon.  

Melalui juru bicaranya, Presiden PT SUS, Zhang Jie (Jack Zhang), menjelaskan, proyek ini akan menggunakan teknologi pembangkit listrik dari pembakaran sampah yang canggih.

Teknologi ini telah teruji di Tiongkok, Eropa, Amerika, Jepang, dan Korea Selatan. 

Baca juga: Warga Bira Geruduk SMAN 6 Makassar Tolak Pembangunan PSEL Dekat Sekolah

SUS Environment Co. Ltd telah berinvestasi dalam pembangunan dan pengoperasian lebih dari 85 proyek di Tiongkok.

Kapasitas pengolahan sampah harian lebih dari 120.000 ton. 

Proyek-proyek lainnya juga sedang dilaksanakan di Thailand, Vietnam, Uzbekistan.

“WTE adalah teknologi yang mampu mengubah sampah menjadi energi listrik tanpa menghasilkan polusi. Proyek ini akan menjadi solusi atas darurat sampah sekaligus mendukung target netral karbon Indonesia,” ujar Zhang.

Dengan teknologi WtE, 90 persen volume sampah akan berkurang, tidak lagi ditimbun di TPA Tamangapa. 

Selain itu, teknologi ini juga mencegah rembesan air lindi, mengurangi bau, dan memanfaatkan panas yang dihasilkan untuk pembangkit listrik. 

Jack menegaskan, proyek ini bukan memindahkan TPA dari Manggala ke Tamalanrea. 

PSEL di Tamalanrea akan menjadi pusat pengolahan sampah menjadi energi listrik, bukan tempat pembuangan sampah. 

Sampah yang diolah bersumber dari sampah harian masyarakat dengan kapasitas 1000 ton per hari. 

Ditambah 300 ton sampah dari TPA Tamangapa, total 1.300 ton sampah diolah setiap harinya. 

Pengolahannya pun dilakukan secara tertutup sehingga tak ada kebocoran air lindi, tak ada bau dan gas buang akan melalui proses pembersihan. 

"Jadi saya harap masyarakat jangan khawatir. Kami memiliki teknologi yang bisa mencegah bau busuk, pencemaran udara dan air," jelasnya. 

Bangunan PSEL nantinya dilengkapi sistem khusus untuk pengumpulan dan pengolahan air lindi. 

Bagian dasar dan dindingnya dilengkapi lapisan anti rembes dan anti korosi. 

Di sekitarnya juga akan dibangun sumur pemantau untuk mengecek air tanah secara berkala.

Listrik yang dihasilkan dapat digunakan untuk 150.000 rumah tangga.

PSEL Makassar akan dilengkapi dengan dua jalur insinerasi.

Masing-masing dengan kapasitas pengolahan harian 650 ton, serta satu unit turbin uap generator berkapasitas 35 MW. 

Kapasitas yang dapat disalurkan ke jaringan listrik adalah 26 MW, dengan produksi listrik tahunan sebesar 210 juta kWh. 

Kapasitas total pengolahan sampah harian proyek ini mencapai 1.300 ton. 

Terdiri dari 1.000 ton sampah baru dari warga dan 300 ton yang diangkut dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Antang.

“Listrik yang dihasilkan dapat digunakan untuk sekitar 150.000 rumah tangga. Tidak hanya itu, abu hasil insinerasi juga akan dimanfaatkan kembali untuk diproduksi menjadi paving block,” jelas Zhang.

"Kami perusahaan yang konsen terhadap lingkungan, jadi mana mungkin kita mau membahayakan masyarakat, kita mau membantu agar Makassar bisa keluar dari masalah sampah yang bisa dibilang sudah darurat," sambungnya. 

Kemudian mobil yang digunakan angkut sampah itu, juga tidak dalam keadaan terbuka. 

Jack memastikan, tidak akan ada sampah yang jatuh atau bau tak sedap di jalan selama pengangkutan. 

"Jadi walaupun ada rumah yang dekat itu tidak akan terganggu. Bahkan di dalam kawasan sendiri kita akan bangun Mes untuk ditempati tinggal. Hal itu menegaskan bahwa sangat aman," tegas Jack lagi. 

"Paling dampaknya adalah suara bising dari mesin, tapi itupun kami ada penanganan teknologi agar suaranya tidak terlalu berimbas," sambungnya. 

Alasan Lokasi PSEL di Tamalanrea

Jack mengungkap, hampir tak ada lahan yang bisa digunakan untuk lokasi pembangunan PSEL di Manggala. 

Di sisi lain, wilayah Antang sudah tercemar akibat rembesan air lindi dari TPA.

Kondisi itu tak bisa digunakan sebagai sumber air produksi PSEL

Sementara lokasi di Tamalanrea disebut dekat dengan Sungai Tello dan gardu induk Kima (Kawasan Industri Makassar). 

Tamalanrea juga dinilai dekat dari lokasi utama penghasil sampah kota sehingga proses pengangkutan lebih cepat. 

"Karena ini proyeknya 30 tahun, 2 tahun konstruksi dan 28 tahun operasional itu kami harap, para lembaga, masyarakat dan tokoh masyarakat setempat bisa bersahabat, kita saling merangkul," tuturnya. 

Disamping itu, PT SUS juga bersedia menyediakan lapangan pekerjaan, membangun saluran drainase, menyediakan toilet baru, menyumbang peralatan medis bantuan sosial secara berkala. 

Diajak ke Cina

PT SUS telah mengajak tokoh masyarakat setempat untuk melihat teknologi PSEL yang telah dimanfaatkan di China. 

Kedua tokoh masyarakat tersebut Hj Amran dan M Said. 

Keduanya berangkat ke negeri tirai bambu pada 2024 lalu, saat keduanya masih menjabat PJs Ketua RT dan RW. 

Amran adalah mantan Ketua RW 5 Tamalalang Kelurahan Parangloe. 

Sementara M Said Mantan Ketua RW 5 RT 1 Kelurahan Bira. 

Keduanya bersaksi, proyek PSEL di Cina betul-betul rendah emisi, tidak ada bau, tidak ada polusi. 

"Di sana betul-betul bersih. Kami berkunjung ke dua PSEL di Cina, kekhawatiran masyarakat di sini tentang bau busuk, polusi cerobong asap itu tidak ada," ujarnya. 

"Kita juga tidak pernah melihat ada sampah berserakan di sana. Betul-betul bersih, semoga Makassar juga bisa seperti itu," sambung Amran dan H Said. 

Lanjut M Said, ia menampik jika tak ada sosialisasi tentang PSEL sesuai yang disampaikan beberapa warga. 

Proyek PSEL ini kata M Said sudah diperkenalkan sejak 2023 lalu, pertemuan dengan masyarakat setempat juga sudah dilakukan beberapa kali. 

"Makanya kami heran kalau ada yang bilang masyarakat tidak pernah dilibatkan, kami punya bukti foto-foto pertemuan tentang PSEL," ungkapnya. (*)

 

 

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved