Makassar Mulia
Bus Sekolah Canggih di Makassar, AI dan IoT Pantau Supir 24 Jam
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR – Bus listrik milik Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Makassar kini dioptimalkan untuk melayani antar jemput anak sekolah dan guru.
Tiga unit bus listrik tersebut memiliki teknologi khusus demi meningkatkan keamanan dan kenyamanan penumpang.
Teknologi Artificial Intelligence (AI) dan Internet of Things (IoT) menyempurnakan pelayanannya.
AI dan IoT menghubungkan perangkat fisik ke internet agar dapat berkomunikasi, mengumpulkan, dan bertukar data.
Kepala Bidang Angkutan Darat Dishub Makassar, Jusman, mengatakan teknologi itu memudahkan kontrol dan pengawasan terhadap kendaraan, sopir, hingga penumpang.
Dari ruang kontrol Dishub Makassar, seluruh aktivitas dan pergerakan bus dapat dipantau. Mulai dari posisi bus, trayek, hingga aktivitas di dalam dan luar kendaraan.
Termasuk kecepatan kendaraan maupun pelanggaran yang dilakukan sopir.
"Jadi ada sensor yang bisa merekam situasi di dalam dan di luar bus, termasuk suara bisa terdengar," ucap Jusman kepada Tribun Timur, Minggu (20/7/2025).
Ia menjelaskan, teknologi tersebut telah disetel untuk mendeteksi berbagai pelanggaran.
Misalnya, kecepatan pengemudi yang melebihi batas, pengemudi yang merokok, mengantuk, hingga tidak fokus.
Jika pelanggaran tersebut terjadi, sistem otomatis akan mengirim notifikasi rekam jejak pelanggaran.
"Supir tidak bisa bohong karena ada bukti laporan pelanggaran. Jadi kalau mereka mengelak, kita bisa perlihatkan bukti itu," ujarnya.
"Itu semua dianggap membahayakan. Jadi meskipun tidak ada penumpang, kalau kecepatannya tinggi tetap masuk pelanggaran," tambah Jusman.
Sejauh ini, sudah ada 288 evidence atau bukti pelanggaran yang dilakukan sopir.
Teguran lisan telah diberikan sebagai bentuk peringatan.
Jika pelanggarannya berat, Dishub akan mengeluarkan evidence report card atau teguran tertulis.
Diketahui, Dishub Kota Makassar mencatat sebanyak 17.112 anak sekolah dan guru telah memanfaatkan layanan bus sekolah gratis selama Januari hingga Juni 2025.
Selain tiga unit bus listrik, Dishub juga mengoperasikan dua bus konvensional untuk antar jemput pelajar.
Layanan ini mencakup lima trayek:
Terminal Malengkeri–Karebosi (melewati 26 sekolah)
Terminal Daya–Karebosi (16 sekolah)
Terminal Panakkukang–Karebosi (12 sekolah)
Antang–Karebosi (20 sekolah)
Terminal Daya–Untia (5 sekolah)
Operasional bus sekolah berlangsung pukul 06.00–07.30 WITA untuk pengantaran, dan pukul 14.00–16.00 WITA untuk penjemputan.
Warga Kecamatan Manggala, Nur Fadillah, mengaku terbantu dengan layanan ini.
Hadirnya bus sekolah gratis mengurangi beban biaya transportasi orang tua.
"Sebelum bus sekolah gratis ini efektif, saya harus keluarkan biaya Rp10 ribu sampai Rp20 ribu per hari untuk anak saya,” katanya.
"Kadang pakai bentor, kadang pakai grab. Jadi terbantu sekali semenjak ada bus sekolah, tidak ada mi lagi dibayar, anak aman juga di perjalanan," lanjutnya. (*)