Makassar Mulia

Munafri Arifuddin: Semua Anak Makassar Harus Bisa Sekolah

Humas Pemkot Makassar
KUOTA SISWA - Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin diwawancara di Balaikota Makassar Jl Jenderal Ahmad Yani, Selasa (8/7/2025) malam. Munafri Arifuddin menyampaikan, solusi jangka panjang untuk masalah kurangnya daya tampu lulusan SD dengan menambah bangunan SMP Negeri.  

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR – Pemerintah Kota Makassar tengah mencari solusi untuk mengatasi keterbatasan daya tampung SMP negeri di Makassar.

Saat ini, jumlah SMP negeri di Makassar hanya 55 sekolah.

Total daya tampungnya hanya 13.696 siswa dari 428 rombongan belajar (rombel).

Sementara itu, jumlah lulusan SD di Makassar mencapai lebih dari 20 ribu, termasuk dari SD negeri, swasta, dan madrasah ibtidaiyah (MI).

Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin menyampaikan, solusi jangka panjang dari masalah ini adalah dengan menambah jumlah SMP negeri.

Pemkot berencana mengalokasikan anggaran penambahan SMP tersebut melalui APBD Pokok 2026.

"Ini menjadi catatan penting ke depan untuk menambah kelas baru di tingkat SMP di Kota Makassar. Kita akan masukkan ini untuk menambah SMP di wilayah yang belum memiliki SMP," ucap Munafri di Balai Kota Makassar, Jl Jenderal Ahmad Yani, Selasa (8/7/2025).

Untuk solusi jangka pendek, Munafri Arifuddin mengusulkan dua langkah.

Pertama, penambahan jumlah rombongan belajar.

Namun, hal ini harus mendapat persetujuan dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen).

"Jangan sampai penambahan kuota dilakukan tanpa izin pemerintah pusat karena bisa berdampak pada status peserta didik. Kita khawatir masalah ribuan anak yang tidak terdaftar dalam Dapodik kembali terulang," katanya.

Jika diizinkan, Pemkot berharap ada penambahan jumlah siswa dalam satu rombel, dari sebelumnya 32 menjadi 40 siswa.

"Kalau rata-rata kita bisa tambah 5 sampai 8 orang per rombel, tentu ini akan memberikan penurunan yang sangat signifikan untuk jumlah anak yang bisa diterima," lanjutnya.

Solusi kedua, Pemkot akan menggandeng sekolah swasta di Makassar agar dapat menampung siswa yang belum lolos seleksi di sekolah negeri.

Pemkot akan menawarkan skema kerja sama, seperti subsidi bagi sekolah swasta, atau meminta sekolah swasta unggulan memberi ruang bagi anak-anak kurang mampu.

"Bisa kita titip di sekolah favorit. Saya akan bicarakan dengan pemilik sekolah. Tidak banyak, tapi anak-anak yang benar-benar tidak memiliki kemampuan, contohnya di Athirah atau Bosowa, lima sampai sepuluh orang bisa disekolahkan sampai tamat SMP," paparnya.

Munafri menegaskan, prinsip utamanya adalah memastikan semua anak di Makassar bisa bersekolah.

7 SMP Akan Dibuka Tahun Depan

Kepala Bidang SMP Dinas Pendidikan Kota Makassar, Syarifuddin, menyampaikan bahwa tahun depan akan dilakukan pemetaan untuk pembukaan tujuh SMP negeri baru.

Sekolah-sekolah tersebut akan dibentuk melalui mekanisme regrouping atau penggabungan dengan SD negeri yang ada di wilayah masing-masing.

Rencana ini difokuskan pada kawasan padat penduduk yang akses ke SMP masih terbatas.

"Kita akan mendirikan tujuh sekolah baru untuk menyangga sekolah yang jumlah pendaftarnya menumpuk. Tahun ini proses administrasinya kita tuntaskan, supaya tahun ajaran baru 2026 sudah bisa mulai menerima siswa," terang Syarifuddin.

Pendirian sekolah baru ini tidak memerlukan pembangunan fisik besar karena akan memanfaatkan lahan dan gedung SD yang siswanya sedikit.

"Langkah ini lebih cepat dan efisien dibanding pembangunan sekolah baru yang membutuhkan biaya hingga puluhan miliar rupiah," jelasnya. (*)