Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Polres Luwu

Karir Cemerlang Dua eks Kapolres Luwu Kini Pangkat Brigjen, Lulusan Akpol 92 dan 96

Brigjen Rudi Heru Susanto dan Brigjen Adex Yudiswan pernah menjabat Kapolres Luwu.

Editor: Sudirman
Ist
KAPOLRES LUWU - Brigjen Rudi Heru Susanto dan Brigjen Adex Yudiswan. Keduanya pernah menjabat Kapolres Luwu. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Dua mantan Kapolres Luwu telah menyandang pangkat jenderal.

Keduanya lulusan Akademi Kepolisian (Akpol).

Yaitu Brigjen Rudi Heru Susanto dan Brigjen Adex Yudiswan.

Brigjen Rudi Heru Susanto lulusan Akpol 1992.

Ia satu letting Komjen Winarto.

Baca juga: Harta Kekayaan AKBP Arisandi Kapolres Luwu Dimutasi ke Polda Sulsel, Istrinya Kapolres Pelabuhan

Winarto baru-baru ini promosi jenderal bintang tiga.

Rudi Heru Susanto promosi jenderal bintang satu pada Juni 2025.

Ia kini bertugas sebagai Penyidik Madya Tingkat II Bareskrim Polri.

Rudi menjabat Kapolres Luwu tahun 2011.

Salah satu kasus pernah ditangani AKBP Rudi saat menjabat Kapolres Luwu ialah illegal loging.

Ia menahan sembilan truk mengangkut kayu ilegal.

Saat berpangkat kombes, Rudi bertugas di Polda DI Yogyakarta.

Ia menjabat Direktur Bina Masyarakat (Dirbinmas) Polda DIY tahun 2019.

Kapolda DIY kala itu dijabat Irjen Ahmad Dofiri.

Ahmad Dofiri merupakan eks Wakapolri.

Ahmad Dofiri pensiun Polri per 30 Juni 2025.

Sementara Adex Yudiswan lulusan Akpol 1996.

Adex menjabat Kapolres Luwu tahun 2015.

Nama Adex mulai dikenal publik saat pesawat Aviastar jatuh di Luwu.

Ia memimpin "Tim 30".

Tim 30 merupakan tim pencarian pesawat Aviastar yang jatuh di Kabupaten Luwu.

Pesawat rute Luwu Utara - Makassar kehilangan kontak saat berada di Kabupaten Luwu.

Butuh beberapa hari pencarian pesawat Aviastar baru bisa ditemukan.

 Pesawat ditemukan di Gunung Buntu Bajaja, Desa Ulu Salu, Kecamatan Latimojong, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan.

Seluruh penumpangnya meninggal dunia.

 Setelah sembilan tahun meninggalkan Polres Luwu, Adex Yudiswan telah berpangkat jenderal atau Brigjen.

Mutasi Kombes Adex Yudiswan bernomor ST/2100/IX/KEP/2024.

Sebelumnya, Kombes Adex Yudiswan menjabat KABAGPIN ROJAKSTRA SRENA POLRI.

Ia promosi bintang satu setelah dipercaya menjabat Karojakstra Srena Polri.

Adex menggantikan Brigjen Sambodo Purnomo Yogo.

Jebolan Akademi Kepolisian (Akpol) 1996 dikenal salah satu polisi berprestasi di Polri.

Adex juga pernah meraih prestasi saat menjabat Kapolres Gresik.

Bahkan Polres Gresik menorehkan 3 prestasi sekaligus.

Ia juga pernah meraih pin emas dari Kapolri.

Pin emas diraih karena meraih predikat wilayah bebas dari korupsi (WBK).

Setelah menjabat Kapolres Gresik, Adex kemudian dimutasi menjabat Wakapolres Metro Jakarta Barat.

Cerita Adex Temukan Pesawat Aviastar

Adex Yusdiwan merupakan salah satu polisi berjasa menemukan puing-puing pesawat Aviastar.

Pesawat Aviastar ditemukan di Gunung Buntu Bajaja, Desa Ulu Salu, Kecamatan Latimojong, Kabupaten Luwu

Peristiwa itu terjadi pada tahun 2015.

Adex Yudiswan mengaku matanya tak berkedip saat menemukan korban pesawan Aviastar.

Lututnya gemetar menyaksikan pemandangan di depan mata.

Mayat gosong menghitam, serpihan pesawat bergelimpangan.

"Saya menangis saat melihat para korban dan rombongan lain langsung histeris sambil meneriakkan ‘Allahu Akbar dan Laa Ilaaha Illalah’. Sejenak kami terperangah,” ujar Adex saat diwawancarai tahun 2015.

Adex termenung manatap tajam jenazah yang bersujud memegang telepon genggam di luar badan pesawat.

 Setelah menguasai emosi jiwa, Adex mengomando tim memindahkan jenazah.

Adex dan para personel “Tim 30" mengangkat satu per satu jenazah tanpa kaos tangan.

Setelah memindahkan semua jenazah ke sarung dan kantong mayat, Adex dan rombongan membalur tangan dengan tanah untuk menghilangkan sisa “daging terbakar” yang melengket, tak ada air di sekitar lokasi penemuan itu.

Setelah seluruh jenazah dibungkus sarung dan kantong serta diletakkan di posisi aman, Adex dan anggota tim istirahat.

Dia putuskan bermalam di samping jenazah dan serpihan pesawat.

Perjalanan pulang ke Posko Utama di Desa Ulu Salu tidak bisa ditempuh di malam hari.

Adex tak bisa menggambarkan suasana angker malam itu.

"Kalau masalah gaib-gaib jangan tanya ke saya. Tanya sama teman-teman yang ikut sama rombongan,” kata Adex.

Pagi menjelang. Tim sudah siap berangkat tanpa sarapan. Sambil menggendong mayat bayi dan serpihan Aviastar, Adex memimpin tim kembali ke posko induk.

Lapar dan haus menyerang “Tim 30" yang sedang menggendong jenazah dan serpihan pesawat.

Di tengah puncak lapar dan haus, seorang anggota tim berteriak lantang, “Di depan ada sungai...di depan ada sungai."

Langkah kaki Adex dipercepat menuju sungai.

Rombongan pun bisa mengisi perut sepuasnya dengan air sungai sekitar pukul 12.00 wita."Kami hanya minum air sungai, itupun pada Selasa siang," ujar Adex.

 

 

 

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved