Makassar Mulia
Satpol PP Makassar Bongkar 30 Lapak Liar di Jl Nikel, Camat Panakkukang: Itu Lokasi Fasum
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - 30 lebih lapak liar di Jl Nikel Kelurahan Masale ditertibkan oleh Pemerintah Kecamatan Panakkukang, Selasa (1/7/2025).
Lapak semi permanen tersebut berdiri diatas fasilitas umum dan fasilitas khsusus (fasum-fasos) milik Pemerintah Kota Makassar.
Bangunan semi permanen tersebut terbuat dari seng dan berdiri di atas saluran drainase.
Camat Panakkukang Muhammad Ari Fadli mengatakan, lapak tersebut ditempati bertahun-tahun oleh pegadang kaki lima untuk berjualan.
"Ini ada giat soal penertiban pedagang kaki lima di Jl Nikel. Kenapa ada penertiban di sana yang pertama, memang lokasinya adalah lokasi fasum yang dikelola oleh pemerintah kota makassar, tetapi sudah beberapa tahun ditempati oleh pedagang kaki lima untuk berjualan disana," ucap Ari Fadli.
Lapak ini juga disinyalir disewakan oleh oknum tertentu, Pemerintah Kecamatan menertibkan lapak tersebut untuk meyakinkan masyarakat bahwa kecamatan tidak terlibat dalam praktik terlarang tersebut.
Tidak hanya itu, pembongkaran lapak ini untuk mengembalikan fungsi fasum fasos yang ada di Makassar.
Apalagi Pemkot Makassar sedang menggaungkan penataan dan kerbesihan lingkungan.
Hadirnya PKL bertengger di atas drainase tentu akan mengganggu dan merusak estetika kota.
Di sisi lain, bangunan tersebut akan mengganggu saluran air, sampah-sampah dari lapak tersebut berpotensi menyumbat saluran air.
Sehingga saat hujan turun, potensi genangan dan banjir akan mengancam.
"Saat ini kan Pemkot Makassar bersama balai lagi pembersihan got sepanjang Pettarani, walaupun Jl Pettaraninya sudah bersih tapi kalau got atau drainase penghubungnya yang tidak bersih pasti itu air kalau musim hujan tidak akan maksimal," jelasnya.
Tak ada penolakan atau perlawanan terhadap penertiban ini, Kecamatan Panakkukang telah mensosialisasikan pembongkaran lapak kepada masyarakat setempat sebulan lalu.
Bahkan beberapa pedagang kaki lima memilih untuk membongkar sendiri bangunannya.
20 personel kecamatan diturunkan untuk merusak bangunan tersebut, setelah material terbongkar, 40 satgas kebersihan langsung mengeksekusi pembersihannya.
"Untuk satgas kebersihan kurang lebih 40 orang dan ini langsung pembersihan dan kita angkat dulu pembongkarannya," jelasnya.
Munafri Komitmen Berantas Bangunan Liar
Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin berkomitmen untuk memberantas bangunan-bangunan liar, termasuk pasar kaget yang mengambil bahu jalan untuk berjualan.
Kehadiran pasar kaget di berbagai titik di Kota Makassar dinilai sangat merusak estetika kota.
Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin mengungkap banyak pedagang yang mengambil kesempatan berjualan di titik-titik keramaian.
Kondisi seperti itu kerap di temui di jalan-jalan raya, pedagang buah hingga jajanan mangkal di bahu jalan.
Pedagang menggunakan bahu hingga badan jalan untuk berjualan, aktivitas tersebut tentu sangat mengganggu pengguna jalan yang lain.

Munafri menegaskan, Pemkot tak melarang masyarakat untuk berdagang, hanya saja mereka diharapkan membuka usaha dengan tertib.
Jangan sampai kehadiran pasar kaget semakin menjamur, dan akhirnya mereka menetap berjualan karena menganggap tidak ada perhatian maupun larangan dari pemerintah.
Kata Munafri, berjualan di pinggir jalan tentu berbahaya, merugikan, dan mengambil hak-hak pengguna jalan.
Ke depan, ia akan fokus membenahi masalah ini, para pedagang akan ditata dengan baik agar tidak mengganggu lalu lintas.
"Bagaimana penataannya supaya tidak mengganggu lalu lintas di jalanan itu mulai dari area jualannya, terus jenis barang yang dijual jangan sampai nanti akhirnya menjadi barang campuran, menjadi pasar yang lebih permanen dan lebih susah untuk dikendalikan," paparnya.
Pemkot Makassar akan mencari lokasi strategis agar pedagang bisa berjualan dengan tertib.
"Penataan area parkir juga harus diperhatikan agar tidak semrawut. Ini yang makanya saya bilang, pemerintah kota akan mencari lokasi-lokasi yang bisa merelokasi, hal-hal seperti ini," tuturnya.
"Jangankan penjual, pohon-pohonnya aja akan kita tata, dipangkas secara rutin dan berkala, sistem pemeliharaannya juga akan seperti itu," sambungnya.(*)