Andi Sudirman Angkat Dewas RS Milik Pemprov Sulsel Tanpa Seleksi, Yeni Rahman: Honorer Saja Dites
Yeni Rahman blak-blakan menyuarakan keresahan atas lemahnya fungsi Dewas yang dinilai turut berkontribusi pada temuan BPK.
Penulis: Erlan Saputra | Editor: Alfian
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulsel menyoroti proses pengangkatan Dewan Pengawas (Dewas) Rumah Sakit (RS) lingkup Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel.
Evaluasi menyeluruh pun diminta dilakukan Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman agar jabatan strategis ini tidak diisi sembarangan.
Sorotan ini mencuat dalam Rapat Kerja DPRD Sulsel bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) dan jajaran direktur rumah sakit milik Pemprov Sulsel.
Rapat tersebut digelar di Gedung DPRD Sulsel, Jl Urip Sumoharjo Makassar Rabu (18/6/2025) saing.
Dengan membahas Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Sulsel Tahun Anggaran 2024.
Anggota DPRD Sulsel, Yeni Rahman blak-blakan menyuarakan keresahan atas lemahnya fungsi Dewas yang dinilai turut berkontribusi pada temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
"Saya menyoroti soal peran Dewas. Kita mau pastikan dan lihat itu Dewas-nya mana. Pengangkatan itu memang hak prerogatif Gubernur (Andi Sudirman), tapi setidaknya kita berharap orang-orang yang jadi Dewas adalah mereka yang betul-betul qualified,” kata Yeni.
Ia menyoroti ketidakwajaran dalam proses rekrutmen yang tidak transparan.
Legislator Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu membandingkan ketatnya seleksi tenaga honorer yang harus melalui tes.
Sementara Dewas rumah sakit lingkup Pemprov Sulsel bisa diangkat tanpa proses uji kelayakan.
“Perekrutan honorer saja dites, masa Dewas tidak? Kita ingin panggil Dewas ke DPRD, mau lihat bagaimana qualified-nya," kata Yeni.
"Ini bukan hanya Dewas rumah sakit, tapi juga Perumda dan lembaga lain lingkup Pemprov, karena mereka menggunakan uang negara. Kalau uang pribadi tidak apa-apa, tapi ini uang negara, jadi kita harus tahu,” tambah Yeni.
Ia bahkan menyentil kondisi sosial di mana banyak pelamar honorer menangis karena sulitnya tes masuk.
Menurutnya, hal itu mencerminkan ketimpangan proses rekrutmen.
"Kita lihat banyaknya calon honorer menangis karena tesnya, masa Dewas hanya dicaplos-caplos saja,” sindirnya.
| Buntut Perselisihan di Sidrap, Kondektur Bus Dianiaya di Luwu Timur |
|
|---|
| Irjen Djuhandhani Rahardjo Dilantik Jadi Kapolda Sulsel, Alumni 1991 Bikin Sejarah |
|
|---|
| Kenapa Musda Golkar Sulsel ‘Molor’? Ketum Bahlil Tak Mau Gegabah |
|
|---|
| Rp33,2 Juta ONH 2026 Ditanggung Negara |
|
|---|
| Mayat Perempuan di Bantimurung Diduga Dibunuh Kekasih Sendiri, Kini Ditangkap |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.