19 Kantor Cabang Bank Tutup di Sulsel, Ada Apa?
Di Sulsel, jumlah kantor bank turun dari 879 pada April 2024 menjadi 860 kantor per April 2025.
Penulis: Rudi Salam | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat penurunan jumlah kantor cabang bank di Indonesia.
Per Maret 2024, OJK mencatat ada 24.243 kantor cabang bank.
Pada tahun 2025, jumlahnya menurun menjadi 23.734 unit.
Artinya, jumlah kantor dari seluruh bank di Indonesia berkurang 509 unit dalam setahun.
Bank-bank milik negara (Himbara) paling banyak menutup kantor, yakni 275 unit.
Disusul oleh bank swasta nasional (187 kantor) dan Bank Pembangunan Daerah (47 kantor).
Sementara itu, jumlah kantor bank asing tetap di angka 19 unit.
Baca juga: Eks Hotel Sahid Makassar Jadi MaRI 2
Bagaimana dengan Sulawesi Selatan (Sulsel)?
Menanggapi fenomena tersebut, Kepala OJK Sulselbar, Muchlasin menjelaskan industri perbankan, khususnya Bank Umum alami pergeseran cukup signifikan menuju layanan digital.
Hal itu ditandai dengan pengurangan jumlah kantor fisik bank.
Di Sulsel, jumlah kantor bank turun dari 879 pada April 2024 menjadi 860 kantor per April 2025.
"Dengan kata lain, dalam setahun terakhir, terdapat penurunan sebanyak 19 kantor," jelas Muchlasin, Senin (16/6/2025).
Menurutnya, pengurangan jumlah kantor bank ini menunjukkan perubahan perilaku nasabah yang semakin banyak menggunakan layanan digital banking.
Juga sebagai upaya bank untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya operasional.
Meskipun jumlah kantor bank menurun, layanan perbankan di Sulsel tetap dapat diakses melalui berbagai kanal digital, seperti mobile banking dan internet banking.
Nasabah dapat melakukan berbagai transaksi perbankan dengan lebih mudah dan nyaman melalui layanan digital tersebut.
"Pengurangan jumlah kantor bank ini juga dapat menjadi peluang bagi bank untuk meningkatkan kualitas layanan dan fokus pada pengembangan teknologi digital untuk memenuhi kebutuhan nasabah yang semakin meningkat," tambah Muchlasin.
Pengamat Ekonomi dari Universitas Hasanuddin (Unhas), Prof Anas Iswanto Anwar menilai banyaknya penutupan kantor cabang bisa karena efisiensi.
Namun, hal ini akan berdampak pada inklusi keuangan, karena salah satu fundamental inklusi keuangan adalah aksesibilitas masyarakat kepada lembaga keuangan atau kantor bank.
Kendati demikian, dampaknya tidak akan berpengaruh besar karena semua layanan perbankan kini bisa diakses melalui gadget.
“Ini bisa ditutupi dengan digitalisasi, sekarang orang tidak perlu ke kantor bank, semua bisa diselesaikan lewat handphone,” kata Prof Anas.
BPR Harapan Sejahtera Malili Jadi Bank Unhas
OJK Sulselbar mencatat jumlah bank berizin dan diawasi OJK di Sulawesi Selatan hingga Juni 2025 capai 78 bank atau sama dengan tahun 2024.
Hanya saja, satu bank berubah nama, dari PT Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Harapan Sejahtera Malili menjadi Bank Unhas.
Kepala OJK Sulselbar, Muchlasin, Senin (16/6) mengatakan kehadiran Bank Unhas merupakan hasil akuisisi terhadap BPR Harapan Sejahtera Malili.
Kantor Pusat Bank Unhas juga akan berpindah ke Makassar dan status Kantor Malili akan menjadi Kantor Cabang Utama.
Dalam proses akuisisi BPR Harapan Sejahtera Malili menjadi Bank Unhas posisi direksi tidak berubah, karena sejak awal sudah memperoleh persetujuan OJK.
Sementara untuk posisi Komisaris Utama dan Komisaris ditunjuk yang baru, sehingga harus melalui proses oleh OJK.(*)
Edukasi Finansial ke Konser The Changcuters Cara Bank Sampoerna Rangkul Anak Muda Makassar |
![]() |
---|
Kebakaran di Jalan Trans Sulawesi Palopo, Macet hingga 16 Kilometer |
![]() |
---|
Jumlah Miskin Sulsel Turun, Pengamat: Angkanya Masih Mengkhawatirkan |
![]() |
---|
Sulsel Masuk 10 Besar Provinsi dengan Warga Miskin Terbanyak, Tertinggi di Indonesia Timur |
![]() |
---|
105 Pelajar di Sulsel Jadi Duta Informasi Keselamatan Lalu Lintas |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.