Makassar Mulia
Dilarang Jualan di Bahu Jalan, Pasar Kaget di Makassar Bakal Ditertibkan
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Kehadiran pasar kaget di berbagai titik di Kota Makassar dinilai sangat merusak estetika kota.
Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin mengungkap banyak pedagang yang mengambil kesempatan berjualan di titik-titik keramaian.
Kondisi seperti itu kerap di temui di jalan-jalan raya, pedagang buah hingga jajanan mangkal di bahu jalan.
Hal tersebut ditemukan Munafri saat ia Gowes, mengikuti pra event yang diselenggarakan Brompton Owners Group Indonesia (Bogi).
Sambil bersepeda, Munafri mengamati aktivitas masyarakat, ia melihat sangat banyak pedagang yang berjualan di area-area terlarang, misalnya di sepanjang Jl Ap Pettarani.
Pedagang menggunakan bahu hingga badan jalan untuk berjualan, aktivitas tersebut tentu sangat mengganggu pengguna jalan yang lain.
"Tadi saya lihat masih banyak pasar kaget yang menggunakan bahu jalan sebagai media untuk berjualan," ungkap Munafri diwawancara di Car Free Day Jl Jenderal Sudirman, Minggu (15/6/2025).
Munafri menegaskan, Pemkot tak melarang masyarakat untuk berdagang, hanya saja mereka diharapkan membuka usaha dengan tertib.
Jangan sampai kehadiran pasar kaget semakin menjamur, dan akhirnya mereka menetap berjualan karena menganggap tidak ada perhatian maupun larangan dari pemerintah.
Kata Munafri, berjualan di pinggir jalan tentu berbahaya, merugikan, dan mengambil hak-hak pengguna jalan.
Kedepan, ia akan fokus membenahi masalah ini, para pedagang akan ditata dengan baik agar tidak mengganggu lalu lintas.
"Bagaimana penataannya supaya tidak mengganggu lalu lintas di jalanan itu mulai dari area jualannya, terus jenis barang yang dijual jangan sampai nanti akhirnya menjadi barang campuran, menjadi pasar yang lebih permanen dan lebih susah untuk dikendalikan," paparnya.
Pemkot Makassar akan mencari lokasi strategis agar pedagang bisa berjualan dengan tertib.
"Penataan area parkir juga harus diperhatikan agar tidak semrawut. Ini yang makanya saya bilang, pemerintah kota akan mencari lokasi-lokasi yang bisa merelokasi, hal-hal seperti ini," tuturnya.
"Jangankan penjual, pohon-pohonnya aja akan kita tata, dipangkas secara rutin dan berkala, sistem pemeliharaannya juga akan seperti itu," sambungnya.(*)