Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Israel vs Iran

Bendera Merah Berkibar di Iran, Tanda Serangan Balas Dendam ke Israel

Enam ilmuwan nuklir senior Iran tewas usai serangan besar-besaran Israel ke Iran pada Jumat(13/6)

Editor: Muh Hasim Arfah
ilustrasi by AI
PERANG ISRAEL IRAN- Ilustrasi by AI perang antara Israel dan Iran dibuat Jumat (13/6/2025). Enam ilmuwan nuklir senior Iran tewas usai serangan besar-besaran Israel ke Iran pada Jumat(13/6) sebagai bagian dari operasi “Rising Lion". 

*Israel Bakal Terus Hancurkan Pusat Nuklir Iran

TRIBUN-TIMUR.COM, JAKARTA - Enam ilmuwan nuklir senior Iran tewas usai serangan besar-besaran Israel ke Iran pada Jumat(13/6/2025) sebagai bagian dari operasi “Rising Lion". 

Menurut media Iran, Tasnim enam ilmuwan nuklir yang tewas tersebut adalah Abdolhamid Minouchehr, Ahmadreza Zolfaghari, Amir Hossein Feqhi, Motalleblizadeh, Mohammad Mehdi Tehranchi dan Fereydoun Abbasi.

Pernyataan resmi militer Israel menyebut serangan tersebut dilakukan karena adanya ancaman nyata bahwa program nuklir Iran telah mendekati titik tanpa jalan kembali.

"Kami menargetkan situs pengayaan uranium utama Iran di Natanz dan pejabat nuklir dan militer Iran di Teheran," kata Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu setelah serangan tersebut.

“Operasi ini akan terus berlanjut selama diperlukan, hingga kami menyelesaikan misi,” ujar Netanyahu.

Pemerintah juga mengaktifkan Dekrit 8, yang memanggil semua prajurit cadangan untuk tugas militer.

Pejabat di Tel Aviv memerintahkan warga untuk berlindung di tempat perlindungan bom dan mengumumkan keadaan darurat, serta memperingatkan akan adanya serangan balasan Iran.

Di Washington, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Marco Rubio mengatakan kepada wartawan bahwa Israel mengambil "tindakan sepihak terhadap Iran," dan menekankan bahwa AS "tidak terlibat."

"Prioritas utama kami adalah melindungi pasukan Amerika di kawasan tersebut. Israel memberi tahu kami bahwa mereka yakin tindakan ini diperlukan untuk [mereka] membela diri," kata Rubio dalam sebuah pernyataan.

“Saya tegaskan Iran tidak seharusnya menargetkan kepentingan atau personel AS,” imbuhnya.

Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa operasi militer Israel yang dilancarkan Kamis-Jumat malam terhadap Iran bertujuan untuk menghilangkan apa yang ia gambarkan sebagai “ancaman eksistensial” terhadap Israel, dan menekankan hal ini akan terus berlanjut selama diperlukan.

Sementara itu, Kepala Staf Angkatan Darat Israel Eyal Zamir mengatakan serangan itu terjadi setelah mencapai apa yang disebutnya “titik yang tidak bisa kembali”.

Dalam pernyataan video yang dirilis sekitar satu jam setelah operasi dimulai, Netanyahu menyatakan bahwa tentara Israel telah menyerang "sejumlah besar target di seluruh Iran."

Ia menjelaskan, "Tujuan dari operasi yang belum pernah terjadi sebelumnya ini adalah untuk merusak infrastruktur nuklir Iran, fasilitas produksi rudal balistik, dan kemampuan militernya."

Netanyahu menegaskan, “Operasi ini akan terus berlanjut selama diperlukan hingga kami menyelesaikan misi kami untuk melawan ancaman eksistensial yang menghadang kami.” Ia menambahkan bahwa Iran “masih memiliki kemampuan besar untuk menyakiti kita, dan kita juga siap untuk itu.”

Bendera Merah

Iran telah mengibarkan bendera merah simbolis balas dendam di atas Masjid Jamkaran di Qom setelah serangan udara Israel yang mematikan.

Bendera merah menandakan seruan untuk keadilan dan pembalasan dalam tradisi Syiah, terutama ketika darah telah tertumpah secara tidak adil.

Ratusan pengunjuk rasa berkumpul di Masjid Jamkaran di kota Qom untuk menuntut “hukuman berat” terhadap Israel setelah serangan mematikannya di Iran.

Para pengunjuk rasa melambaikan bendera Iran dan meneriakkan slogan-slogan anti-Israel saat mereka berkumpul di salah satu kota tersuci negara itu, 140 km (87 mil) selatan ibu kota Iran, menurut video yang diunggah di X oleh kantor berita Iran Tasnim.

Beberapa korban jiwa, termasuk komandan militer dan ilmuwan nuklir, serta wanita dan anak-anak, telah dilaporkan menyusul serangan Israel pada Jumat pagi. Video menunjukkan kerusakan pada gedung pemerintahan di Teheran

Media lokal Iran telah membagikan rekaman gedung pemerintah di Teheran yang rusak akibat serangan Israel pada Jumat pagi.

Video yang diunggah di Instagram dan diverifikasi oleh kantor berita Sanad Al Jazeera menunjukkan puing-puing berserakan di sekitar kompleks bangunan yang rusak, yang digambarkan oleh media Iran sebagai gedung kesejahteraan sosial.

Nasib WNI

Kementerian Luar Negeri RI (Kemlu) mencatat ada setidaknya 386 Warga Negara Indonesia (WNI) yang saat ini menetap di Iran.

Terhadap keseluruhannya, Juru Bicara Kemlu RI Rolliansyah Soemirat meminta agar para WNI bisa terus menjalin komunikasi dengan pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Teheran Iran.

Perintah itu menyusul adanya penyerangan yang dilakukan oleh Israel kepada beberapa wilayah di Iran baru-baru ini.

"Paling tidak saat ini tercatat ada 383 WNI yang menetap di Iran dan tercatat di KBRI. Mungkin bagi para WNI di Iran yang mengalami situasi kedaruratan untuk dapat terus melakukan kontak secara berkala dan menghubungi hotline kedutaan besar RI di Teheran detailnya segala macam mungkin bisa dicek di website KBRI," kata Rolliansyah.

Meski demikian, Rolliansyah memastikan kalau pihak dari KBRI Teheran sejauh ini sudah melakukan komunikasi tersebut lebih dulu. Mereka kata Rolliansyah, memastikan para WNI yang ada di Iran dalam keadaan baik dan tidak mengalami gangguan apapun.

"Khusus terkait dengan situasi WNI di Iran dapat kami sampaikan pula bahwa KBRI Teheran saat ini menjalin komunikasi dengan warga negara Indonesia yang ada di Iran untuk mengetahui lebih lanjut kondisi dan keselamatan mereka," kata dia.

Kemlu RI dan KBRI Teheran juga kata dia, sejatinya telah menyusun rencana kontigensi perlindungan warga negara Indonesia di Iran sejak jauh-jauh hari.

Bahkan, Kemlu dan KBRI Teheran sudah menetapkan status siaga 2 sejak bulan Juli 2024. "Sehingga ada hal-hal kontigensi plan yang kita miliki apa bila memang diperlukan," ucap dia.

Bagi para WNI di Iran yang mengalami situasi kedaruratan agar segera menghubungi hotline KBRI Tehran di nomor +989024668889. (Tribun Network/bar/riz/wly)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved