Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Musda Golkar Sulsel

Armin Mustamin Toputiri: Jangan Kalah Bertarung Pemilihan Ketua Golkar Sulsel Lalu Tinggalkan Partai

Dalam Podcast Ngobrol Politik Musda Golkar Sulsel di Studio Tribun Timur, Selasa (10/6/2025), Armin menegaskan dinamika dan tensi panas dalam Musda.

Penulis: Erlan Saputra | Editor: Alfian
dok tribun
NGOPI MUSDA GOLKAR-Armin Mustamin Toputiri, Wakil Ketua Bidang Organisasi DPD Partai Golkar Sulsel dalam Ngobrol Politik (Ngopi) di studio Tribun Timur, Jl Cendrawasih No 430, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (10/6/2025). Armin menyebutkan, masa kepemimpinan Ketua DPD Golkar Sulsel saat ini, Taufan Pawe, akan berakhir dua bulan lagi. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Politisi Senior Partai Golkar Armin Mustamin Toputiri, mengingatkan seluruh kader agar menjadikan Musyawarah Daerah (Musda) Golkar Sulsel sebagai ajang pertarungan yang sehat dan konstruktif.

Bukan sebagai alasan untuk hengkang dari partai apabila kalah dalam kontestasi.

Peringatan ini bukan tanpa alasan. 

Armin merespons pernyataan terkait fenomena di tubuh partai pohon beringin, di mana dinamika pasca-Musda atau Musyawarah Nasional (Munas) Golkar acap kali berujung pada perpecahan internal. 

Ia tak menampik bahwa tidak sedikit kader yang gagal meraih kursi kepemimpinan justru memilih meninggalkan partai, bahkan mendirikan partai baru sebagai bentuk kekecewaan.

Dalam Podcast Ngobrol Politik Musda Golkar Sulsel di Studio Tribun Timur, Selasa (10/6/2025), Armin menegaskan dinamika dan tensi panas dalam Musda adalah hal lumrah dalam sebuah organisasi politik besar seperti Golkar. 

Baca juga: Jejak Rivalitas IAS vs Keluarga Yasin Limpo: Musda Golkar hingga Pilgub Sulsel 2013

Namun, ia menekankan bahwa menjaga loyalitas serta bersikap dewasa dalam berpolitik merupakan bagian dari karakter yang harus dimiliki setiap kader Golkar.

"Kalau di tingkat provinsi, saya harus katakan pertarungan itu membuat ada kandidat yang terpaksa meninggalkan Golkar karena perebutan kursi ketua. Tapi saya kira jangan itu terjadi di tingkat Musda Golkar Sulsel maupun kabupaten/kota. Ketika kalah bertarung, ujung-ujungnya pindah partai,” tegas Armin.

Wakil Ketua Golkar Sulsel itu mengaku Golkar memiliki asas Si vis pacem, para bellum. 

Di mana konsep Si vis pacem, para bellum adalah asas yang berarti jika ingin damai, bersiaplah untuk perang.

Istilah tersebut dalam politik dimaknai sebagai dibutuhkan pertarungan sebelum mencapai titik kompromi.

Bagi Armin, justru dari proses pertarungan yang sehat, ruang kompromi dan penyatuan bisa tercipta.

“Karena apa yang mau dikompromikan kalau tidak ada pertarungan? Ujung dari pertarungan adalah kompromais, bukan sampai titik darah terakhir. Politik bukan perang, politik adalah seni pertarungan untuk mencari kemenangan. Nah, Golkar menganut paham itu,” jelasnya.

Mantan Anggota DPRD Sulsel itu pun mengingatkan bahwa sejarah politik di tubuh Golkar mencatat berbagai konflik internal yang muncul akibat perebutan kepemimpinan.

Jika konflik-konflik itu tidak diselesaikan dengan cara damai atau kompromi, maka tak jarang justru melahirkan partai baru yang berasal dari rahim Golkar.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved