Makassar Mulia
Makassar Super Apps Segera Rampung, Layanan Publik Bakal Lebih Mudah Dijangkau
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR – Program Makassar Super Apps segera hadir sebagai solusi digital terintegrasi untuk pelayanan publik di Kota Makassar.
Program ini merupakan salah satu dari tujuh prioritas Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin-Aliyah Mustika Ilham.
Saat ini masih dalam tahap pengembangan.
Makassar Super Apps dikembangkan bersama Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Makassar dan tim transformasi digital.
Tim pengembang dan Diskominfo telah melaporkan progres pengembangan kepada Munafri dan Aliyah, Selasa (27/5/2025), di Ruang Rapat Wali Kota, Balaikota Makassar, Jl Jenderal Ahmad Yani.
Perwakilan tim pengembang, Wisnu Ardianto, menjelaskan bahwa visi utama Makassar Super Apps adalah mengintegrasikan seluruh layanan publik dalam satu aplikasi.
"Layanan ini mengedepankan tiga nilai utama, yakni keterjangkauan, kecepatan, dan aksesibilitas," ujar Wisnu.
Menurutnya, versi awal Super Apps untuk Android telah siap, sementara versi iOS sempat tertunda karena kendala regulasi dari Apple.
Saat ini, aplikasi iOS telah tersedia di TestFlight dan dalam tahap akhir integrasi login via Apple ID.
Fitur awal aplikasi mencakup layanan kependudukan, informasi bank sampah, jadwal acara, berita terbaru, hingga pengajuan akta.
Aplikasi ini dirancang agar menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari warga, bukan sekadar formalitas digital.
Berdasarkan riset, ditemukan kebutuhan publik yang seragam, antara lain layanan kependudukan, kesehatan, pendidikan, pengaduan, bantuan sosial, pajak, perizinan, transportasi, kebencanaan, hingga lowongan kerja.
"Semua kebutuhan ini sudah diakomodasi dalam konsep Sapta Mulia yang dirancang Pak Wali dan Ibu Wawali," jelas Wisnu.
Kendala umum seperti antrean panjang, kurangnya informasi, sulitnya penggunaan aplikasi, lambatnya respons petugas, potensi pungli, hingga rendahnya literasi digital menjadi tantangan yang akan dijawab oleh Super Apps.
Dari sisi tata kelola, Super Apps memiliki empat lapisan: level strategis di bawah pimpinan wali kota dan wakil wali kota, taktis, hingga operasional yang melibatkan ASN.
"Dengan Super Apps, warga bisa mengakses layanan cukup dari rumah, misalnya membayar pajak sambil duduk minum kopi. Semua ini dirancang sesuai kebutuhan nyata masyarakat," tambahnya.
Tim pengembang lain, Rian Andrian, juga memaparkan progres dan blueprint Makassar Super Apps kepada jajaran Pemkot Makassar.
Blueprint disusun berdasarkan enam poin utama:
Pendahuluan tentang konteks dan urgensi aplikasi.
Pemetaan masalah pengguna.
Perancangan grand design teknikal dan visual.
Penyusunan roadmap pengembangan.
Strategi pengembangan jangka panjang.
Rekomendasi dari hasil riset dan survei daring.
"Kalau aplikasi tidak menyelesaikan masalah pengguna, masyarakat tidak akan menggunakannya. Kita harus tahu apa masalah dan prioritas mereka," jelas Rian.
Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, menekankan pentingnya pengembangan aplikasi yang sesuai kebutuhan warga.
Super Apps dirancang untuk mendukung penerapan Sistem Pelayanan Minimal (SPM).
"Dengan Makassar Super Apps, kita bisa menjawab kebutuhan masyarakat. Fokus kita adalah SPM," ujarnya.
Munafri berharap aplikasi ini sinkron dengan enam layanan dasar yang wajib dijalankan pemerintah daerah, mencakup 31 potensi layanan dan 11 layanan prioritas.
Ia menegaskan, aplikasi tersebut tidak boleh hanya mencerminkan keinginan pemerintah, tapi benar-benar menjadi kebutuhan masyarakat.
"Aplikasi ini harus jadi layanan dasar yang dibuka warga setiap hari, karena mereka merasa membutuhkannya," tutup Munafri Arifuddin. (*)