Opini
Dari Warisan ke Inovasi: Potensi Tanaman Obat untuk Diabetes
Bahan obat dari tanaman juga lebih minim efek samping jika dibandingkan dengan obat sintetis yang selama ini dikonsumsi oleh penderita diabetes
Oleh : Sahribulan
Mahasiswa Program Studi Doktor Biologi Universitas Gajah Mada
TRIBUN-TIMUR.COM - Baru-baru Kongres Diabetes Dunia dilaksanakan di Bangkok tanggal 7-10 April 2025. Pada kongres tersebut International Diabetes Federation (IDF) membahas perkembangan dan tantangan terkait diabetes.
Prevelensi penyakit diabetes yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Data IDF tahun 2025 melaporkan penderita diabetes di dunia dari tahun 2024 hingga 2050 akan mengalami peningkatan yaitu 588,7juta hingga 852,5 juta jiwa.
Kondisi ini menyebabkan 6,7 juta kematian atau 1 tiap 5 detik. Indonesia termasuk dalam lima negara teratas dengan penderita diabetes tipe 1 maupun diabetes tipe 2.
Berdasarkan perkiraan IDF penderita diabetes di Indonesia akan meningkat jumlahnya dari 19,5 juta pada 2021 menjadi sekitar 28,6 juta pada tahun 2045. Sekitar 10,6 persen penderita yang berusia 20-79 tahun adalah penderita diabetes tipe 2.
Peningkatan ini akan terus terjadi seiring dengan perubahan gaya hidup, pola makan dan urbanisasi. Terlebih lagi saat ini ketersediaan gerai-gerai makanan dan minuman siap saji yang ada di mana-mana.
Padahal banyak diantara makanan dan minuman tersebut mengandung kadar gula dan lemak yang tinggi. Ditengah tantangan ini, sebenarnya Indonesia memiliki sumber daya alam berupa tanaman yang bisa menjadi solusi bagi masalah ini.
Pemanfaatan tanaman sebagai obat dapat dikembangkan untuk pengobatan diabetes. Bahan obat dari tanaman juga lebih minim efek samping jika dibandingkan dengan obat-obatan sintetis yang selama ini telah dikonsumsi oleh penderita diabetes.
Pada tahun 2015 Kementerian Kesehatan, Perguruan Tinggi, Politeknik Kesehatan dan Dinas Kesehatan telah melakukan Riset Tumbuhan Obat dan Jamu (RISTOJA) di Indonesia. Ribuan spesies tanaman obat diperoleh dari riset ini dan beberapa diantaranya adalah tanaman obat untuk diabetes.
Tanaman obat diabetes antara lain sambiloto, pinang, kunyit, temulawak, brotowali, ciplukan, mahoni, pegagan dan lainnya. Tanaman tersebut telah digunakan oleh masyarakat sebagai ramuan yang digunakan secara turun-temurun untuk pengobatan diabetes dan telah menunjukkan kemampuannya menurunkan kadar gula darah.
Selain itu, telah banyak penelitian yang dilakukan membuktikan potensi tanaman tersebut sebagai obat diabetes melalui uji laboratorium pada hewan uji.
Hal ini menunjukkan bahwa pemanfaatan tanaman obat dalam bentuk ramuan atau jamu sesungguhanya telah menjadi bagian dari budaya/tradisi pengobatan masyarakat. Jamu sebagai warisan budaya yang memanfaatkan tanaman telah digunakan oleh leluhur kini perludiangkat kembali melalui pendekatan riset modern.
Perlu diingat pula bahwa jamu adalah warisan budaya yang merupakan seni yang menunjukkan kematangan dari riset dan teknologi. Saatnya kita kembali memperkuat riset yang berbasis biodivesitas lokal dengan pendekatan modern yang menggabungkan budaya/tradisi, riset dan teknologi yang berdampak kepada masyarakat luas.
Kebijakan pemerintah dalam hal ini sangat dibutuhkan untuk memberi ruang kolaborasi antar disiplin terutama dengan pihak swata, yang dapat menjembatani pengembangan riset dilakukan hingga tuntas.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.