Walubi Sulsel
Walubi Sulsel Bersihkan TMP Panaikang Sambut Waisak 2025
Walubi Sulsel gelar karya bakti di TMP Panaikang, Makassar. Kegiatan ini digelar menyambut Waisak 2569 BE dan mengenang jasa para pahlawan.
Penulis: Rudi Salam | Editor: Sukmawati Ibrahim
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR – Dewan Pengurus Daerah (DPD) Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) Sulawesi Selatan menggelar karya bakti di Taman Makam Pahlawan (TMP) Panaikang, Kota Makassar, Minggu (4/5/2025).
Kegiatan ini dalam rangka menyambut Hari Raya Waisak 2569 BE atau tahun 2025.
Acara diawali dengan upacara, lalu dilanjutkan dengan bersih-bersih taman makam.
Para peserta terlihat antusias menyapu dedaunan, mengecat makam, serta memperbaiki sarana dan prasarana.
Kegiatan kemudian ditutup dengan sembahyang dan tabur bunga di makam para pahlawan.
Perwakilan Walubi Sulsel, Hendrik Tjandra mengatakan, karya bakti ini rutin digelar setiap tahun menjelang perayaan Waisak.
“Kami setiap tahun terpanggil untuk mengenang para pahlawan yang memperjuangkan Republik Indonesia tercinta ini,” ujarnya.
Pembimbing Masyarakat Buddha (Pembimas Buddha) Kementerian Agama Sulsel, Sumarjo juga hadir dalam kegiatan tersebut.
Ia mengatakan, karya bakti ini merupakan wujud cinta tanah air dan penghormatan kepada jasa pahlawan.
Kegiatan ini, lanjutnya, juga sesuai dengan Surat Edaran Dirjen Bimas Buddha Nomor 67 Tahun 2025 tentang Vesakha Sananda 2569 BE.
“Ini salah satu imbauan dari Edaran Dirjen Bimas Buddha, dan ini termasuk kegiatan berkelanjutan,” ucap Sumarjo.
Ia berharap, melalui kegiatan seperti ini, umat Buddha semakin cinta tanah air dan terus mengingat perjuangan para pahlawan.
“Semoga terus menjaga persatuan dan kesatuan. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah harga mati,” tegasnya.
Aneka Kegiatan Sambut Waisak
Kegiatan di TMP Panaikang ini diikuti umat Buddha dari klenteng, vihara, dan cetiya di bawah naungan Walubi Sulsel.
Menurut Hendrik, kegiatan menyambut Waisak tidak hanya berupa karya bakti.
Masing-masing klenteng, vihara, dan cetiya akan menggelar kegiatan lain secara mandiri.
“Masing-masing buat kegiatan. Jadi beda-beda. Tapi yang utama tetap bakti sosial dan sejenisnya,” ujar Hendrik. (*)
Laporan Wartawan Tribun-Timur.com, Rudi Salam
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.