Makassar Mulia

Pengendara Masih Lawan Arah di Jl Leimena Makassar, Warga: Sudah Ada Rambu Tapi Dilanggar

Tribun-Timur.com/Muhammad Nur Alqadri
PELANGGARAN LALU LINTAS – Warga bernama Kendeng mengeluhkan maraknya pengendara yang melawan arus di Jalan Doktor Leimena, Kecamatan Panakkukang, Makassar, Senin (21/4/2025). Ia menilai kesadaran pengguna jalan masih rendah. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR – Pengendara di Jalan Doktor Leimena, Kota Makassar, kembali melawan arah hingga menyebabkan kemacetan panjang.

Pantauan Tribun-Timur.com, Senin (21/4/2025) siang, arus lalu lintas tersendat hingga pertigaan Jalan Abdullah Daeng Sirua.

Sejumlah pengendara motor dan mobil terlihat nekat melawan arah melalui jembatan penghubung antara Jalan Doktor Leimena dan Jalan Inspeksi Pam.

Warga sekitar, Kendeng (27), menilai banyak pengendara belum sadar akan pentingnya menaati aturan lalu lintas.

“Banyak yang belum sadar, padahal sudah ada rambu lalu lintas di sana,” kata Kendeng saat ditemui di sekitar Jalan Doktor Leimena.

Ia menyarankan agar petugas dari Dinas Perhubungan dan Satuan Lalu Lintas lebih rutin berjaga di titik tersebut.

“Biasanya saya lihat jarang ada petugas di sana,” ungkapnya.

Menurut dia, kemacetan paling parah terjadi saat jam pulang kerja, mulai pukul 16.00 hingga 17.30 Wita.

Tribun-Timur.com telah mencoba menghubungi Plh Kasat Lantas Polrestabes Makassar, AKP Mahrus, namun belum mendapatkan tanggapan.

Sebelumnya, Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, menyaksikan langsung kemacetan tersebut saat melintas, Sabtu (12/4/2025).

Geram dengan kondisi itu, Munafri turun dari kendaraannya dan membantu petugas Dinas Perhubungan mengatur lalu lintas di lokasi.

Ia bahkan menegur langsung pengendara yang melawan arus.

“Kenapa melanggar? Nda bisa pak, ndak boleh. Bagaimana ceritanya melanggar,” tegur Munafri secara spontan.

Appi Tuai Pujian

Tindakan Munafri menuai respons positif dari masyarakat dan warganet.

Direktur Politik Profetik Institute, Muh Asratillah, menyebut langkah itu sejalan dengan visi-misi Wali Kota dan Wakil Wali Kota (Appi-Aliyah), khususnya dalam mengatasi persoalan kemacetan.

"Ini langkah awal yang menggambarkan keseriusan Pemkot Makassar menyelesaikan masalah macet. Banyak warga di media sosial mendukung tindakan Pak Wali,” ujarnya, Minggu (13/4/2025).

Menurut Asratillah, tindakan simbolik itu perlu ditindaklanjuti oleh OPD terkait, terutama Dinas Perhubungan.

Ia menyarankan Pemkot Makassar menyusun langkah strategis dan terukur untuk mengurai kemacetan.

“Perlu pemetaan akurat soal penyebab kemacetan, mulai dari kebijakan, demografi, transportasi, jaringan jalan, hingga perilaku berkendara,” katanya.

“Pemkot harus punya master plan penguraian kemacetan. Dari situ, bisa diturunkan kebutuhan tata kelola, infrastruktur, dan anggaran,” tambahnya.

Asratillah menilai jika Munafri sukses mengurai kemacetan di beberapa titik strategis, hal itu bisa menjadi legacy tersendiri.

Munafri Susun Roadmap Transportasi Publik

Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, saat ini tengah menyusun roadmap pengembangan transportasi publik.

Menurutnya, transportasi publik yang nyaman dan aman dapat menjadi solusi kemacetan serta meningkatkan efisiensi mobilitas kota.

Ia menyebut, roadmap tersebut disusun bersama akademisi Universitas Hasanuddin.

Moda transportasi yang direncanakan ke depan berupa feeder yang mampu menampung lebih banyak penumpang tanpa mematikan moda transportasi lama.

“Kalau kita pakai angkutan lain bisa dua sampai tiga kali. Ini mungkin sekali jalan, tetapi tetap tidak mematikan angkutan yang sudah ada, hanya sebagai feeder,” jelasnya.

Munafri juga menekankan pentingnya aksesibilitas bagi penyandang disabilitas dalam sistem transportasi kota.

“Pemerintah memastikan bahwa sistem transportasi ini bisa digunakan oleh semua kalangan,” ujarnya.

Kendati demikian, ia memastikan setiap kebijakan tetap dikaji secara matang agar efektif dan sesuai dengan kebutuhan warga.

“Dengan berbagai kebijakan ini, sistem transportasi di Makassar diharapkan berkembang menjadi lebih modern, efisien, dan berkelanjutan,” tutup Munafri. (*)