Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Akpol 2002

Sosok AKBP Safii Nafsikin Akhirnya Bongkar Pembunuh Feni Ere Setelah 1 Tahun Misterius

Kapolres Palopo AKBP Safii Nafsikin dan jajarannya akhirnya membongkar kasus kematian perempuan asal Palopo, Feni Ere. 

Editor: Muh Hasim Arfah
TRIBUN-TIMUR.COM/ANDI BUNAYA
AMARA FOR FENI - Kapolres Palopo, AKBP Safii Nafsikin temui Amara For Feni Ere saat unjuk rasa depan Mapolres Palopo, Senin (10/3/2025). Mereka menuntut pihak kepolisian agar segera menangkap pelaku pembunuhan terhadap Feni Ere, warga Palopo yang hilang sejak Januari 2024 

TRIBUN-TIMUR.COM- Kapolres Palopo AKBP Safii Nafsikin dan jajarannya akhirnya membongkar kasus kematian perempuan asal Palopo, Feni Ere

Feni Ere ditemukan sisa tulang belulang setelah setahun hilang. 

Polisi ungkap identitas pelaku pembunuhan berinisial AY. 

Ia warga Jalan Pongsimpin, Kelurahan Mungkajang, Palopo.

"Pelaku ini bernama Amma atau inisial AY yang merupakan warga Jalan Nanakan, Kelurahan Amassangan, Kecamatan Wara, Kota Palopo," kata Kasat Reskrim Polres Palopo, AKP Sayed Ahmad Aidid saat ditemui di Mapolres Palopo, Jumat (21/3/2025).

Pria bernama Amma tersebut diamankan di Bone-bone, Luwu Utara pada Kamis (20/3/2025).

"Dia diamankan di Bone-bone, Luwu Utara kemarin," tambahnya.

PEMBUNUHAN FENI ERE - Ahmad Yani (baju biru) pelaku pembunuhan Feni Ere saat dibawa ke Mapolres Palopo, Jumat (21/3/2025). Pelaku tega menghabisi nyawa korban setelah merudapaksa.
PEMBUNUHAN FENI ERE - Ahmad Yani (baju biru) pelaku pembunuhan Feni Ere saat dibawa ke Mapolres Palopo, Jumat (21/3/2025). Pelaku tega menghabisi nyawa korban setelah merudapaksa. (TRIBUN-TIMUR.COM / ANDINI)

Amma (35) merupakan teman nongkrong ayah Feni Ere. Pelaku juga pernah bekerja sebagai kepala tukang yang mengerjakan kanopi rumah Feni Ere.

Ayah Feni Ere, Parman mengaku sangat tidak menduga pelaku pembunuhan anaknya adalah orang yang ia kenal baik.

Saat konferensi pers pengungkapan pembunuh Feni Ere, Parman sempat meminta pelaku untuk melihatnya karena tidak menduga kejadian tersebut. 

AKBP Safi’i Nafsikin mempunyai karier gemilang dalam pengungkapan kasus. 

Kasatreskrim di dua kabupaten tersebut, Safi’i dikenal sebagai perwira yang berprestasi, mampu menangani kasus-kasus besar yang menggemparkan, salah satunya adalah runtuhnya Jembatan Kartanegara pada 2011.

Ia adalah Alumnus Akademi Kepolisian atau Akpol 2002

AKBP Nafsikin adalah rekan seangkatan mantan Kapolres Gowa, AKBP Reonald Simanjuntak

Tragedi yang terjadi hanya dalam hitungan detik itu menewaskan puluhan orang dan merusak infrastruktur vital di Kukar.

Safi’i yang kala itu memimpin penyelidikan, berhasil menetapkan tiga tersangka dari kalangan birokrat dan kontraktor yang akhirnya diproses hukum. 

Prestasi ini menunjukkan ketegasan dan profesionalismenya dalam mengungkap kasus yang menyita perhatian nasional.

Tidak berhenti di situ, Safi’i juga memainkan peran penting dalam pengungkapan kasus pembantaian orangutan Kalimantan di Muara Kaman, Kutai Kartanegara. 

Kasus ini bukan hanya mengguncang Indonesia, tetapi juga dunia internasional, ketika lebih dari seratus orangutan dibunuh oleh oknum yang terlibat dalam konflik satwa liar dan perkebunan.

Saat bertugas di Bareskrim Polri, ia kembali membuktikan kapasitasnya. Safi’i menangani sejumlah kasus berat terkait ujaran kebencian dan penyebaran berita bohong di era digital yang semakin kompleks.

Dua kasus besar yang pernah ia tangani adalah kasus ujaran kebencian oleh Sugi Nur Rahardja alias Gus Nur, yang divonis enam tahun penjara karena terbukti menyebarkan hoaks tentang ijazah palsu Presiden Jokowi.

Selain itu, ia juga membongkar kasus pegiat media sosial Edy Mulyadi, yang mengeluarkan pernyataan kontroversial mengenai IKN dengan menyebut lokasi tersebut sebagai “tempat jin buang anak.”

Periksa 22 Saksi

Puluhan saksi telah diperiksa oleh polisi terkait kasus Feni Ere.

Hilangnya Feni Ere sejak Januari 2024 kembali menghebohkan masyarakat Palopo karena adanya penemuan kerangka mayat di Battang Barat Palopo.

Kerangka mayat tersebut diserahkan ke keluarga Feni Ere karena adanya kemiripan kerangka dengan fisik Feni Ere.

Kasat Reskrim Polres Palopo, AKP Sayed Ahmad Aidid mengatakan pihaknya telah memeriksa puluhan saksi untuk kasus Feni Ere.

“Sudah ada 22 orang yang kami periksa untuk kasus ini. Mereka adalah orang-orang yang berkaitan dengan kasus ini,” kata AKP Sayed Ahmad Aidid kepada Tribun-Timur.com, Senin (10/3/2025).

Saksi yang diperiksa tersebut adalah orang-orang dekat Feni Ere serta orang yang bertemu korban sebelum dinyatakan hilang.

Sekuriti yang pertama kali menemukan mobil Feni Ere di Kota Makassar juga telah diperiksa oleh pihak kepolisian.

“Kami masih akan memeriksa sejumlah saksi lagi untuk mencari bukti terkait pelaku,” tambahnya.

Ia juga menegaskan kasus ini masih dalam proses penyelidikan.

Kesulitan Identifikasi Korban

Sebelumnya polisi kesulitan mengidentifikasi identitas kerangka manusia yang ditemukan tersebut.

Pihak kepolisian kemudian melakukan autopsi dan pemeriksaan DNA kerangka serta keluarga yang merasa kehilangan anaknya.

Salah satu keluarga yang merasa kehilangan anak adalah Parman, warga Jalan Pongsimpin, Kelurahan Mungkajang, Kecamatan Mungkajang, Palopo.

Parman mengaku kehilangan anaknya yang diketahui bernama Feni Ere sejak Januari 2024.

Tepat di usia Feni Ere ke 28 tahun, pihak kepolisian mengizinkan pihak keluarga menjemput kerangka Feni di RSUD Sawerigading Palopo.

“Kami mengizinkan pihak keluarga Feni untuk mengambil kerangka manusia yang ditemukan tersebut meskipun belum ada hasil pemeriksaan DNA yang keluar,” kata Kasat Reskrim Polres Palopo, AKP Sayeed Ahmad Aidid saat dihubungi, Kamis (20/2/2025).

Kerangka tersebut diserahkan ke pihak keluarga karena adanya kecocokan antara fisik Feni dan kerangka manusia yang ditemukan.

“Ada kemiripan antara kerangka yang ditemukan dengan ciri fisik korban. Keluarga juga meyakini kerangka tersebut adalah korban,” jelasnya.

Namun hingga saat ini pihak kepolisian masih terus melakukan penyelidikan kasus ini.

 

Isak Tangis Keluarga

Isak tangis sambut kedatangan kerangka mayat Feni Ere di kediamannya di Jalan Pongsimpin, Kelurahan Mungkajang, Kecamatan Mungkajang, Palopo pada Kamis (20/2/2025).

Polisi kemudian mengevakuasi kerangka manusia tersebut dan membawanya ke RSUD Sawerigading.

Beberapa hari setelah penemuan kerangka manusia tersebut, tim forensik Polda Sulsel autopsi kerangka manusia itu.

Tak hanya itu, tim forensik juga mengambil sampel DNA dari kerangka manusia tersebut serta sampel DNA warga Mungkajang Palopo yang mengaku kehilangan anaknya.

Warga Mungkajang tersebut diketahui bernama Parman. Ia mengaku kehilangan anaknya yang bernama Feni Ere sejak Januari 2024.

Setelah 10 hari ditemukannya kerangka manusia di Battang Barat Palopo, polisi menyerahkan kerangka tersebut ke keluarga Feni Ere.

"Hari ini Polres Palopo bersama RSUD Sawerigading menyerahkan kerangka manusia yang ditemukan di Battang Barat kepada keluarga korban," kata Kasi Humas Polres Palopo, AKP Supriadi saat ditemui, Kamis (20/2/2025).

Pihak kepolisian menyerahkan kerangka tersebut ke keluarga Feni Ere karena adanya kemiripan fisik Feni Ere dengan kerangka yang ditemukan di Battang Barat itu.

Pantauan Tribun-Timur.com, kerangka tersebut dimasukkan ke dalam peti berwarna putih dan dibawa ke rumah duka menggunakan ambulans.

Ratusan keluarga dan kerabat Feni Ere mengiringi ambulans yang membawa kerangka tersebut dari rumah sakit menuju rumah duka.

Isak tangis keluarga dan kerabat yang berada di rumah duka pecah saat melihat ambulans yang membawa kerangka Feni Ere tiba. (*)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved