Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Khazanah Islam

Mandi Junub Setelah Subuh Apakah Puasa Sah? Ini Penjelasannya

Di bulan Ramadan, mungkin ada di antara umat Islam yang menunda mandi junub hingga waktu subuh tiba.

Editor: Hasriyani Latif
GENERATED BY AI
MANDI JUNUB - Ilustrasi hasil kecerdasan buatan (AI), Kamis (13/3/2025), memperlihatkan seseorang sedang mandi. Mandi junub wajib dilakukan ketika seseorang mengalami hadas besar. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Mandi junub atau mandi wajib merupakan pembersihan diri dari hadas besar.

Di bulan Ramadan, mungkin ada di antara umat Islam yang menunda mandi junub hingga waktu subuh tiba.

Dalam kondisi ini, apakah puasa tetap sah meski mandi junub setelah subuh?

Diketahui, mandi junub wajib dilakukan ketika seseorang mengalami hadas besar, seperti setelah berhubungan suami istri, keluarnya mani, atau selesai haid dan nifas bagi wanita.

Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman:

"Dan jika kamu junub, maka mandilah." (QS. Al-Ma'idah: 6)

Terkait mandi junub setelah subuh, menurut para ulama boleh.

Tidak masalah bagi seseorang mandi junub atau mandi haid setelah Subuh.

Dengan demikian, puasanya tetap dinilai sah.

Baca juga: 5 Dosa yang Menghapus Pahala Puasa, Hindari Agar Ibadah Tak Sia-sia

Dikutip dari bali.kemenag.go.id, apabila belum mandi junub hingga waktu Subuh, maka hal itu dibolehkan dan puasa kita tetap dinilai sah.

Meskipun begitu, tetap yang lebih utama adalah mandi junub sebelum waktu Subuh agar bisa memulai puasa dalam keadaan suci hari hadas besar.

Hal ini sebagaimana disebutkan oleh Syaikh Wahbah Al-Zuhaili dalam kitab Al-Fiqhul Islami wa Adillatuhu berikut:

"Barangsiapa di waktu Subuh masih junub atau perempuan haid yang sudah suci sebelum fajar, kemudian keduanya tidak mandi kecuali setelah fajar, maka puasa pada hari itu sudah mencukupi bagi keduanya."

Kebolehan belum mandi junub hingga Subuh ini berdasarkan perbuatan Nabi Muhammad SAW.

Beliau pernah menunda melakukan mandi junub hingga Subuh, dan kemudian beliau berpuasa.

Ini menjadi dasar kebolehan menunda mandi junub setelah fajar atau Subuh.

Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadis riwayat Imam Al-Bukhari dan Muslim, dari Sayidah Aisyah dan Ummu Salamah:

"Sesungguhnya Nabi Saw pernah ketika waktu Subuh dalam keadaan junub dari jimak, kemudian beliau mandi dan berpuasa." (Hadis diriwayatkan Imam Al-Bukhari dan Muslim).

Dan Imam Muslim menambahi dalam hadis yang bersumber dari Ummi Salamah: "Dan Nabi SAW tidak mengqada puasanya."

Niat dan Tata Cara Mandi Wajib

Berikut bacaan niat dan tata cara mandi wajib sebagaimana dilansir laman sulsel.kemenag.go.id:

1. Niat mandi wajib

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ اْلاَكْبَرِ فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى

Nawaitu Ghusla Lifrafil Hadatsil Akbari Fardhal Lillahi Ta'aala.

Artinya: "Aku berniat mandi besar untuk menghilangkan hadas besar fardhu karena Allah Ta'aala."

2. Mencuci kedua tangan

Urutan kedua dari tata cara mandi wajib adalah mencuci tangan sampai tiga kali.

Tujuan utamanya adalah membersihkan tangan dari najis.

3. Membersihkan bagian tubuh yang dianggap kotor

Selanjutnya mendahulukan bagian tubuh yang dianggap kotor, misalnya bagian kemaluan.

4. Mencuci kembali tangan

Setelah membersihkan bagian kotor, harus mencuci kembali tangan pakai sabun.

5. Berwudhu

Setelah mencuci bagian tubuh yang kotor dan mencuci kembali tangan, harus wudhu dengan tata cara wudhu seperti biasa untuk melakukan sholat.

6. Membasahi kepala

Setelah berwudhu, harus membasahi kepala dengan air sebanyak tiga kali dari pangkal rambut.

Tata caranya sama seperti hendak keramas biasanya.

7. Mengurai rambut

Caranya gunakan jari untuk mengurai rambut untuk membersihkan rambut dari kotoran yang mungkin menempel di rambut.

8. Membasahi seluruh tubuh

Setelah itu mengguyurkan air ke seluruh tubuh mulai dari bahu kanan, dilanjutkan dari bahu kiri.

Setelah itu, bisa membersihkan seluruh bagian tubuh dengan sabun, dan dilanjutkan dengan rutinitas mandi seperti biasa.

Sunnah Mandi Junub

Dilansir laman kemenag.go.id, ada sejumlah kesunnahan yang bisa dilakukan saat melaksanakan mandi junub.

Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Imam al-Ghazali dalam kitab Bidâyatul Hidâyah, yakni sebagai berikut:

1. Membasuh tangan hingga tiga kali.

2. Membersihkan segala kotoran atau najis yang masih menempel di badan.

3. Berwudhu dengan sempurna.

4. Mengguyur kepala sampai tiga kali, bersamaan dengan itu melakukan niat menghilangkan hadats besar.

5. Mengguyur bagian badan sebelah kanan hingga tiga kali, kemudian dilanjutkan dengan badan sebelah kiri juga tiga kali.

6. Menggosok-gosok tubuh, depan maupun belakang, sebanyak tiga kali.

7. Menyela-nyela rambut dan jenggot (bila punya).

8. Mengalirkan air ke lipatan-lipatan kulit dan pangkal rambut. Sebaiknya hindarkan tangan dari menyentuh kemaluan, kalaupun tersentuh, sebaiknya berwudhu lagi.(*)

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved