Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Khazanah Islam

Kapan Baca Niat Puasa Ramadhan, Sekali di Awal atau Setiap Hari? Penjelasan MUI

Umat Islam seluruh dunia akan menunaikan ibadah puasa selama satu bulan penuh.

Editor: Hasriyani Latif
GENERATED BY AI
PUASA RAMADHAN - Ilustrasi yang dibuat kecerdasan buatan (AI), Senin (24/2/2025), memperlihatkan suasana menyambut ramadhan. Membaca niat puasa ramadhan merupakan syarat sah puasa. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Bulan Ramadhan 2025/1446 Hijriah tinggal menghitung hari.

Umat Islam seluruh dunia akan menunaikan ibadah puasa selama satu bulan penuh.

Muhammadiyah telah mengumumkan awal puasa Ramadan 1446 H. 

Berdasarkan kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) yang dipedomani Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, 1 Ramadan 1446 H jatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025.

Sementara dalam kalender Hijriah yang diterbitkan oleh Ditjen Bimas Islam Kemenag, 1 Ramadan 1446 H jatuh pada 1 Maret 2025.

Namun Pemerintah baru akan menentukan awal puasa Ramadhan 2025 setelah menggelar sidang isbat.

Puasa Ramadhan merupakan salah satu rukun Islam.

Hukumnya wajib bagi umat muslim yang telah baligh, berakal sehat, dan mampu menjalankannya.

Ada syarat penting agar ibadah puasa sah menurut syariat, yakni membaca niat puasa Ramadhan.

Hal ini sesuai dengan Hadist Riwayat Abu Daud berikut: "Barang siapa yang tidak berniat puasa sebelum fajar, maka tidak ada puasa baginya." (HR. Abu Daud No. 2454, Tirmidzi No. 730). 

Kapan niat puasa Ramadhan dibaca? 

Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Islam (MUI), Anwar Abbas mengatakan, ada perbedaan pendapat terkait dengan kapan niat puasa Ramadhan dibaca. 

Menurut pendapat mazhab Maliki, niat puasa Ramadhan bisa dibaca sekali untuk satu bulan.  

"Dalam mazhab Maliki niat untuk puasa Ramadhan itu cukup dilakukan sekali saja, yaitu di awal puasa," ujar Anwar dikutip dari Kompas.com, Selasa (12/3/2024). 

Sementara tiga mazhab lainnya, yaitu Syafi'i, Hambali, dan Hanafi berpandangan bahwa niat puasa wajib diucapkan atau dibacakan setiap malam. 

Pengucapan niat puasa pun tidak selalu saat sahur atau menjelang waktu subuh, melainkan antara shalat maghrib sampai sebelum shalat subuh. 

Meski demikian, Anwar mengungkapkan bahwa masyarakat tidak perlu mempertajam perbedaan membaca niat puasa wajib. 

"Silakan saja masing-masing akan mengikuti yang mana karena masalah ini memang masuk ke dalam majalul ikhtilaf yaitu adanya kemungkinan untuk berbeda pendapat," ucap dia. 

Oleh karena itu, dia mengingkatkan adanya toleransi untuk menyikapi perbedaan dalam menjalankan ibadah puasa Ramadhan.

Bacaan Niat Puasa Ramadhan 

Berikut bacaan niat puasa Ramadhan harian dan sebulan penuh. 

- Niat Puasa Ramadhan Harian 

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هَذِهِ السَّنَةِ لِلّٰهِ تَعَالَى

"Nawaitu shauma ghadin 'an ada'i fardhi syahri ramadhana hadzihis sanati lillahi ta'ala." 

Artinya: "Aku niat berpuasa esok hari untuk menunaikan kewajiban puasa bulan Ramadhan tahun ini, karena Allah Ta'ala." 

- Niat Puasa Ramadhan Sebulan Penuh

Niat puasa sebulan penuh dibaca sebelum memulai puasa, yakni pada malam sebelumnya atau Waktu ahur sebelum adzan subuh.

نَوَيْتُ صَوْمَ جَمِيْعِ شَهْرِ رَمَضَانِ هٰذِهِ السَّنَةِ فَرْضًا لِلّٰهِ تَعَالَى

"Nawaitu shauma jami'i syahri ramadhani hadzihis sanati fardhan lillahi ta'ala." 

Artinya: "Aku niat berpuasa di sepanjang bulan Ramadhan tahun ini dengan mengikuti pendapat Imam Malik, wajib karena Allah Ta'ala." 

Sementara itu, Anwar menambahkan, umat Islam yang tidak hafal niat juga dapat mengucapkannya dalam bahasa selain bahasa Arab. 

"Tidak (harus pakai bahasa Arab). Dalam bahasa Indonesia juga bisa," jelasnya.(*)

 

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved