Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

HUT 52 Tahun Bosowa

Ikhtiar Aksa Mahmud Jadi 'Raja Durian'

Karena kata "manja" ini pulalah Aksa Mahmud (80), founder Bosowa Corporindo unjuk ikhtiar mempelajari buah bernama latin; Durio zibethinus ini.

|
Editor: Sudirman
TRIBUN-TIMUR.COM / THAMZIL
MALAYSIA - Aksa Mahmud saat berkunjung ke Kuala Lumpur. Founder Bosowa Corporindo unjuk ikhtiar mempelajari buah bernama latin; Durio zibethinus ini di Semenanjung Malaka. 

TRIBUN-TIMUR.COM - KONON untuk jadi raja buah, Durian tak hanya butuh bau menyengat, kulit keras, atau duri tajam, durian juga butuh dimanja. 

Karena kata "manja" ini pulalah Aksa Mahmud (80), founder Bosowa Corporindo unjuk ikhtiar mempelajari buah bernama latin; Durio zibethinus ini.

Kakek 15 cucu ini terbang 6,7 jam PP Indonesia ke Semenanjung Malaka. 

Tidak main-main, dia membawa 27 dewan direksi, manajer, supervisor, kepala kebun hingga akademisi.

Rombongan itu dari manajemen tiga divisi usaha; Bosowa Agro Wisata Indonesia dan PT Madani Cipta Mandiri, dan Bosowa Energy, dari Jakarta, Makassar dan Balikpapan.

"Ini sebenarnya idenya bos owners, makanya Erwin kirim tim juga dari Jakarta dan Lampung," ujar Aksa menyebut inisiatif putra bungsunya,  Erwin Aksa (49). 

Di empat negara bagian Malaysia (Selangor, Malaka, Johor dan Negeri Sembilan), Aksa kembali mengejawantahkan tagline bisnisnya. Dia bermukim, bekerja, belajar dan berdoa selama 4 hari 3 malam di Kuala Lumpur.

Selama empat hari, kompleks hotel berbintang Sunway Resort seolah jadi basecamp dan kantornya, Menara Bosowa.

"Kebetulan owners Sunway ini teman lama saat urus Kadin," ujar Aksa merujuk persahabatannya dengan Tan Sri Sir Dr Jeffrey Cheah (80) dan istrinya, Lady Puan Sri Dr Susan Cheah (78).

Pasangan ini  beraset usaha harta masuk 8 besar di Malaysia, versi Forbes.

Bersama istri, Hj Ramlah Kalla, dua kali Aksa makan malam terjadwal bersama Dr Susan Chea di Kuala Lumpur.

Kebetulan umur usaha rintisan dan pasangan suami istri ini setara dengan Aksa dan Bosowa-nya. 

Jadilah sesi dinner itu ibarat reuni.

Momen kunjungan Aksa di Februari 2025 ini juga bernilai lebih. 

Bosowa Corp berulang tahun ke-52 dan Sunway Group, 14 Februari merayakan golden anniversary, 50 tahun.

Ikhtiar Aksa belajar memelihara durian ini juga sepekan jelang puncak ulang tahun ke-52 usaha rintisannya, 21 Februari 2015.

Karena rasa ingin tahu tinggi, high encourage, Aksa menikmati berkendara 7 jam ke pedalaman Johor Bahru, 327 km tenggara Kuala Lumpur.

Tekadnya untuk tahu cara memanjakan sang buah raja mudah karena dia terus belajar hal baru.

"Dua jam naik mobil sama Mister Tan ini sama kuliah dua tahun," ujar Aksa memuji pengalaman CEO Top Fruits Sdn.Bhd, Dr Tan Sue Yee (50).

Dr Tan adalah dokter medis dari kampus di New Delhi, India. 

Sepuluh tahun terakhir dr Tan memutuskan balik kampung halaman, di Kampung Parit Sulong, Distrik Batu Pahat, Negara Bagian Johor, sekitar 265 km tenggara Kuala Lumpur.

Dia mengelola kebun durian tua, rintisan ayahnya, Tan See Chip (84).

Aksa belajar bagaimana mengetahui durian sehat hanya dari kilauan daun. 

"Saya sudah hampir 20 tahun tanam durian di halaman rumah, dan tujuh tahun ini tanam lebih 700 pohon di kebun, tapi baru tahu daun durian ternyata harus dipangkas tiap 3 bulan," ujar Aksa.

Dokter Tan begitu terbuka dengan Aksa. 

Pertanyaan soal bussiness process, upah pekerja, create export market, hingga suhu ideal tumbuh kembang pohon durian diserap Aksa.

Selama hampir 8 jam Aksa dan  dr Tan sekabin di mobil premium, multi purposes vehicle.

Dan ternyata, perjalanan Aksa menjadi Raja Durian ke Malaysia awal tahun 2025 ini bukan kali pertama. 

Tahun 2014 silam, saat Aksa merintis perkebunan durian di Palangga, Gowa, Aksa dan tim sudah melawat ke Pahang, provinsi perkebunan durian tua terbesar di Malaysia selain Johor.

Tahun 2023 dan 2024, Aksa mengutus kepala kebunnya studi banding selama sebulan di perkebunan durian Musang King dan Black Thorn, Pahang.

"Sekarang kita belajar memelihara durian Tupai King di Penang dan Johor," ujar Aksa menyebut varietas durian ekspor langka, termahal lan viral di Malaysia pascaPandemi.

Dua dekade lalu, kala Aksa menjabat Wakil Ketua MPR-RI (2009-2014) niatnya m mengembalikan durian sebagai komoditas agri khas Melayu, sudah dia rintis.

"Ini dimulai tahun 2005, saat Tun Nadjib Razak beri kami (Pak Jusuf Kalla) bibit durian Musangking.  Dan kini sudah 15 tahun  buah jatuhnya kami nikmati di Makassar," ujar Aksa saat perjalanan melintasi Melaka ke Distrik Batu Pahat, Johor, Senin (18/2/2025).

Malam harinya, di sebuah restoran tua di Kuala Lumpur, Wan 1953, Aksa  kembali menyampaikan terima kasihnya ke Nadjib Razak, mantan perdana menteri Malaysia itu.

Di restoran ternama itu, melalui telepon, Aksa berbicara dengan Puan Sri Rosmah, istri Tun Nadjib Razak.

Tahun 2009, kala itu Aksa mulai menjabat Wakil Ketua MPR menemani Wapres Jusuf Kalla ke Malaysia. 

Mereka dijamu durian Musang King oleh Datuk Sri Mohd Najib bin Tun Haji Abdul Razak. 

Najib Razak kala itu menjabat deputi perdana menteri (2004-2009).

Sebelum kembali ke Tanah Air, Nadjib memberi oleole bibit Durian dari Pahang.

Sejak saat itu, Aksa mulai jatuh cinta dengan si raja buah.

Bagi Aksa, Kalau hanya makan durian semua orang mau dan hanya butuh waktu dan uang. 

Tapi, jelasnya, mencari bibitnya, memelihara di kebun besar, menjual dan mengekspornya butuh, butuh dari sekadar uang.

"Durian itu rajanya buah, jadi perlakukanlah dia laiknya raja, dilayani dan dipelihatan sepenuh hati dalam istana," ujar Aksa setelah melihat langsung betapa mulianya Tuan Dokter Tan membiakkan durian di lahan 250 Ha dengan 120 pekerja. Bersambung. (thamzil thahir)

 

 

 

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved