Polri
Jenderal Bintang 3 Minta Polda Sosialisasikan Penerimaan Polisi Gratis, 'Tak Ada Biaya Sepeserpun'
Dedi Prasetyo meminta kepada seluruh Polda agar mensosialisikan jika penerimaan Polri tak memungut biaya atau gratis.
TRIBUN-TIMUR.COM - Polri tak memungut biaya sepeserpun saat penerimaan anggota baru.
Hal itu disampaikan Inspektur Pengawasan Umum (Irwasum) Polri Komjen Dedi Prasetyo saat video conference launching pembukaan pendaftaran penerimaan terpadu anggota Polri Tahun 2025, Jakarta, Rabu (5/2/2025).
Dedi Prasetyo meminta kepada seluruh Polda agar mensosialisikan jika penerimaan Polri tak memungut biaya atau gratis.
Apalagi saat ini, ada anggapan jika untuk masuk polisi harus bayar.
"Jangan sampai ada anggapan dari masyarakat masuk polisi bayar kalau nggak bayar nggak bisa masuk polisi," ujar Komjen Dedi Prasetyo.
Prinsip penerimaan Polri yaitu bersih, transparan, akuntabel dan humanis.
Baca juga: Jabat Astamaops Polri, Imam Sugianto hanya 39 Hari Sandang Jenderal Bintang Tiga Aktif
"Kita harus meng-clear-kan kepada masyarakat bahwa masuk polisi itu gratis," imbuh Komjen Dedi.
Begitupula panitia penerimaan Polri harus memberikan pemahaman kepada masyarakat.
Jangan sampai, lanjutnya, masyarakat jadi korban pihak-pihak tak bertanggung jawab yang menipu masyarakat.
"Tidak dipungut biaya seperser apapun dari tahap administrasi, seleksi sampai tahap akhir, itu betul-betul gratis. Sampaikan berulang kali sama masyarakat agar masyarakat betul-betul paham," tegas Komjen Dedi.
Selain itu alat ukur yang baik dalam proses seleksi penerimaan anggota Polri tahun 2025 juga akan menghasilkan calon-calon anggota Polri yang terbaik.
"Alat ukur yang digunakan kita selalu update dan disertifikasi serta diverifikasi dengan baik secara berkala. Dengan tools-tools rekrutmen yang baik harapan saya memiliki calon anggota polri yang lebih baik dari tahun sebelumnya," kata Dedi.
Dedi menjelaskan ada penguatan item tes rekrutmen anggota Polri, diantaranya pemeriksaan treadmil, kesehatan tes kesehatan jiwa, pemeriksaan kepadatan tulang, pemeriksaan rontgen tulang belakang dan pemeriksaan USG abdomen.
Nantinya pada tahun 2025 akan ada update fitur metode 2024 diantaranya UKJ digital, CAT (Computer Assisted Test), satu data SDM dan E-Patma.
Lalu ada juga penguatan item tes yaitu tes psikologi dengan menggunakan metode SJT, EEG (pemeriksaan syaraf) dan EKG sebelum tes jasmani untuk Akpol.
Adapun peningkatan kualitas saat rekrutmen menghasilkan hal yang baik yaitu nilai Evaluasi Hasil Belajar (EHB).
Pada tahun 2024, nilainya EHB predikat memuaskan meningkat sebesar 44,17 persen.
Sementara yang predikat cukup dan kurang tidak ada.
Lalu nilai tertinggi EHB meningkat dari 816,52 pada tahun 2023 menjadi 839,23 pada tahun 2024.
Profil Irjen Dedi Prasetyo
Irjen Dedi Prasetyo lahir di Madiun, Jawa Timur, pada 26 Juli 1968 silam.
Pria 56 tahun itu merupakan alumni Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1990.
Selama menjabat di kepolisian, Dedi dikenal sebagai polisi yang memiliki prestasi akademik.
Bahkan, Dedi tercatat sebagai perwira tinggi bergelar profesor.
Selain itu, ia juga dikenal rajin menulis. Hingga kini, Dedi sudah menulis 27 buku.
Di antaranya Ilmu dan Teknologi Kepolisian, Assessment Center Polri Membangun SDM Unggul, Meritokrasi Jabatan Fungsional pada SDM Polri, E-Candidate: Pemodelan Aplikasi dalam Sistem Pembinaan Karier Anggota Polri.
Radikalisme, Terorisme, dan Deradikalisasi di Indonesia, Keadilan Restoratif: Strategi Transformasi Memulai Polri Presisi, dan Komunikasi Krisis Divhumas Polri.
Karena prestasinya itu, Dedi juga sempat memperoleh penghargaan MURI pada 28 Mei 2024.
Penghargaan tersebut diraihnya karena menjadi satu-satunya perwira Polri yang menulis buku dengan jumlah terbanyak.
Riwayat Jabatan
Selama meniti karier di Polri, Dedi sempat menduduki berbagai jabatan.
Karier kepolisiannya dimulai pada 1991 silam.
Saat itu, ia menjabat sebagai Pama Polda Jawa Timur (Jatim).
Dedi terus berganti jabatan hingga pada 2004-2005 ia ditunjuk sebagai Sespri Wakapolri.
Dedi kemudian ditunjuk sebagai Pamen Sesprim Polri (2005), Kabag Bin Polwil Madura Polda Jatim (2005), Kakorsis SPN Mojokerto Polda Jatim (2006-2007), dan Kasat Reserse Polwiltabes Surabaya (2007).
Lalu pada 2008, ia ditunjuk menjadi Kapolresta Kediri. Pada 2009, Dedi dimutasi mengisi jabatan Kapolres Lumajang.
Kemudian Kasubbagmin Set Rodalpers SDE SDM Polri (2010), Kasubag Jakprodiklat Bag Jakdiklat Rojiantra SDE SDM Polri (2010—2011), Karo SDM Polda Maluku Utara (2011), dan Karo SDM Polda Kalimantan Tengah (2012).
Lanjut pada 2014, ia menjabat sebagai Kabagpangkat Robinkar SSDM Polri, Kabagmutjab Robinkar SSDM Polri (2016), Wakapolda Kalimantan Tengah (2017), Karopenmas Divhumas Polri (2018), dan Karobinkar SSDM Polri (2019).
Dedi juga pernah menjabat sebagai Kapolda Kalimantan Tengah (Kalteng) (2020), Kadiv Humas Polri (2021—2023), Asisten SDM Kapolri (2023—2024).
Terbaru, ia ditunjuk menjadi Irwasum Polri (2024—sekarang).
Viral Brigpol Ridha, Polisi Nyambi Jadi Badut Ternyata Lulusan Magister Hukum |
![]() |
---|
Sejarah! Jenderal Termuda Polri Pecahkan Penangkapan Narkoba Alumnus Akpol 1991 Irjen Pol Merdisyam |
![]() |
---|
Kapolri Bongkar Pasang Jenderal Bintang 3, Akpol 90 Saingi 91 dan 89 |
![]() |
---|
Nama 17 Perwira Tinggi Polri Naik Pangkat Juli 2025, Ada 2 Polwan |
![]() |
---|
Kehebatan Brigjen Sri Bardiyati, Satu-satu Polwan Promosi Jenderal dan Kepala BNN Gorontalo |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.