Barbie Hsu
Profil Barbie Hsu, Pemeran Shancai di Meteor Garden Meninggal Tertular Pneumonia
Barbie Hsu meninggal dunia, kesehatannya memburuk usai terkena pneumonia setelah liburan Tahun Baru Imlek 2025 di Jepang.
TRIBUN-TIMUR.COM - Kabar duka datang dari dunia hiburan Asia.
Aktris Taiwan, Barbie Hsu meninggal dunia akibat pneumonia.
Kepergian mendadak pemeran Dong Shancai dalam serial Meteor Garden (2001) ini setelah ia dan keluarganya liburan Tahun Baru Imlek 2025 di Jepang.
Kabar itu telah dikonfirmasi oleh pihak keluarga Barbie Hsu pada Senin (3/2/2025).
Keluarganya mengatakan, ibu dua anak itu menderita pneumonia yang disebabkan oleh flu selama perjalanan keluarga ke Jepang selama periode Tahun Baru Imlek 2025.
"Seluruh keluarga kami datang ke Jepang untuk berlibur, dan saudara perempuan saya yang paling saya sayangi dan baik hati, Barbie Hsu, meninggal karena pneumonia akibat influenza," kata saudara perempuan Hsu, Dee Hsu, dikutip dari ABS-CBN.
Profil Barbie Hsu
Hsu Shiyuan atau Barbie Hsu adalah aktris Taiwan yang lahir pada 6 Oktober 1976 di Kota Taipei.
Ia dikenal luas berkat perannya sebagai Shancai dalam drama populer Taiwan, Meteor Garden, yang tayang pada 2001.
Dalam drama tersebut, Hsu beradu akting dengan sejumlah aktor terkenal seperti Jerry Yan, Vic Chou, Ken Chu, dan Vanness Wu.
Sebelum terjun ke dunia perfilman, Barbie Hsu pernah eksis sebagai penyanyi. Ia bahkan sempat membentuk duo bernama "S.O.S." (Sisters of Shu) bersama saudara perempuannya, Dee Hsu.
Mereka merilis album terakhir dengan judul "Abnormal Girls". Akan tetapi, karier sebagai penyanyi mulai meredup seiring waktu karena ia sukses menempuh jalur peran.
Dikutip dari Focus Taiwan, Barbie Hsu menikah dengan Wang Xiaofei pada 2010 dan memiliki dua orang anak.
Namun, pada 22 November 2021, Barbie Hsu bercerai dengan Wang Xiaofei setelah 11 tahun menikah.
Barbie kemudian menikah dengan mantan kekasihnya, penyanyi Korea Selatan, DJ Koo Junyup pada 8 Februari 2022.
Berlibur ke Jepang
Pada akhir Januari 2025, Barbie Hsu bersama keluarganya melakukan perjalanan ke Jepang untuk merayakan Tahun Baru Imlek.
Dalam beberapa unggahan di media sosial, ia terlihat dalam kondisi baik dan menikmati momen liburan bersama keluarga serta kerabat dekatnya.
Namun, beberapa hari setelah tiba di Jepang, Hsu dilaporkan mulai mengalami gejala flu.
Awalnya, keluarganya mengira bahwa itu hanyalah flu ringan yang bisa sembuh dengan istirahat cukup.
Namun, kondisi Barbie Hsu semakin memburuk dalam waktu singkat.
Menurut laporan, Barbie Hsu tertular influenza yang kemudian berkembang menjadi pneumonia.
Penyakit ini semakin memburuk dalam beberapa hari, menyebabkan komplikasi serius pada sistem pernapasannya.
Dee Hsu, dalam pernyataannya, menyebut bahwa kakaknya mengalami kesulitan bernapas dan segera mendapatkan perawatan medis di Jepang.
Namun, kondisinya terus menurun dan tidak menunjukkan tanda-tanda pemulihan.
Pada 2 Februari 2025, Barbie Hsu dinyatakan meninggal dunia akibat komplikasi pneumonia yang dipicu oleh influenza.
Kabar tersebut pertama kali mencuat di media sosial sebelum akhirnya dikonfirmasi oleh pihak keluarga pada 3 Februari 2025
Kasus pneumonia di Jepang
Epidemi pneumonia mikoplasma, yang ditandai dengan gejala seperti demam dan batuk berkepanjangan dan sering menginfeksi anak-anak, terus berlanjut.
Jumlah yang terinfeksi mencapai 2,49 pasien per institusi medis yang dilaporkan oleh institusi medis di seluruh negeri pada 27 Oktober 2024.
Dikutip dari NHK Jepang (5/11/2024), jumlah ini merupakan rekor tertinggi selama lima minggu berturut-turut.
Berdasarkan prefektur, jumlah kasus tertinggi ada di Prefektur Aichi, diikuti oleh Prefektur Fukui, Prefektur Aomori, Prefektur Tokyo, Prefektur Osaka, dan lainnya. Mycoplasma pneumonia adalah infeksi bakteri yang umum terjadi pada anak-anak, disebarkan melalui serpihan atau kontak.
Gejalanya seperti demam, kelelahan umum, sakit kepala, dan batuk.
Batuk yang dialami pasien pneumonia dapat berlangsung selama seminggu atau lebih dan pada beberapa orang.
Kondisi ini dapat menjadi parah dan melemahkan sistem imun, yang menyebabkan rawat inap.
Karena jumlah pasien terus meningkat, pemerintah Jepang menyerukan langkah-langkah pengendalian infeksi dasar secara menyeluruh, seperti memakai masker dan ventilasi.
Selain itu, bagi orang-orang dengan gejala seperti batuk untuk segara mengunjungi institusi medis jika mereka dikelilingi oleh orang lain yang memiliki gejala yang sama.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.