Headline Tribun Timur
Polisi Akui Sulit Kendalikan Uang Palsu
Uang palsu yang diproduksi di kampus UIN Alauddin Makassar telah beredar luas, membuat kepolisian kesulitan mengendalikannya.
TRIBUN-TIMUR.COM - Uang palsu yang diproduksi di kampus UIN Alauddin Makassar, saat ini sudah tersebar luas di masyarakat. Polisi mengakui sulit mengendalikan peredaran uang palsu tersebut.
Hal itu diakui sendiri oleh Kapolda Sulsel Irjen Polisi Yudhiawan Wibisono saat menggelar konfrensi pers di Mapolda Sulsel, Senin (30/12).
"Uang (palsu) yang beredar ini kita sudah tidak bisa kendalikan lagi," kata Irjen Yudhiawan. Menurutnya, uang palsu tersebut sudah diproduksi sejak tiga tahun lalu dan jumlahnya sangat banyak.
"Kita sampaikan kepada masyarakat karena ini uang dicetak dari tahun 2022, sekarang 2024 dan sudah mau 2025," kata Yudhiawan.
"Dan kalau ditemukan di lapangan ya tidak bisa ditukar, karena uang palsu," ujarnya.
Yudhiawan juga mengakui bahwa kualitas uang palsu yang diproduksi di gedung perpustakaan UIN Alauddin Makassar tersebut hampir sempurna. Uang palsu itu memiliki tanda air saat diuji menggunakan sinar ultraviolet.
"Memang hampir sempurna, hampir sempurna. Kemarin habis press rilis juga, dipakai ultraviolet itu ada tanda air. Itu yang bagi masyarakat yang awam mungkin, wah, ini beneran padahal sebenarnya itu uang palsu," jelasnya.
Sebelumya, pada konferensi pers di Mapolres Gowa, Kamis (19/12) lalu, Yudhiawan mengakui jika seluruh uang palsu yang diproduksi di UIN Alauddin Makassar, telah ditarik. Sehingga masyarakat tidak perlu khawatir dengan peredaran uang palsu di masyarakat.
"Kami sampaikan kepada masyarakat sekitar Gowa, tidak usah khawatir, karena dari hasil pemeriksaan, uang yang sudah beredar pun kita tarik semua," kata Yudhiawan kala itu.
Tersangka Utama
Pengusaha sekaligus politisi Annar Salahuddin Sampetoding atau ASS memiliki peran yang sangat penting di sindikat produsen uang palsu di kampus UIN Alauddin Makassar.
Direktur Reserse dan Kriminal Khusus (Dirkrimsus) Polda Sulsel, Komes Dedi Supriyadi mengatakan, ASS merupakan orang yang memberi ide, memberikan modal, membeli mesin, serta memberi perintah pembuatan uang palsu.
Namun Dedi mengaku belum bisa membeberkan lebih jauh terkait peran Annar. Pasalnya, beberapa hal masuk dalam materi dan rahasia penyidikan.
"Kalau saya jelaskan lebih lanjut masuk materi penyidikan dan itu rahasia kami untuk di persidangan," katanya. Polda Sulawesi Selatan (Sulsel) meminta masyarakat tidak panik dengan beredarnya uang palsu dari kasus sindikat UIN Alauddin Makassar.
Annar kini telah ditetapkan sebagai tersangka. Sasat ini, Polres Gowa telah menahan 19 orang tersangka kasus sindikat uang palsu di kampus UIN Alauddin, termasuk Annar.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.