Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Budayawan Luwu Wafat

Maddika Bua Andi Syaifuddin Kaddiraja Kenang Mendiang Alvin Shul Vatrick: Beliau Sosok Pekerja Keras

Selama hampir 100 tahun, setelah Kitab I Lagaligo dituliskan, Alvin Shul Vatrick tertarik mengulas kembali warisan dunia itu.

Penulis: Muh. Sauki Maulana | Editor: Hasriyani Latif
ist
Maddika Bua, Andi Syaifuddin Kaddiraja. 

"Beliau sempat dibawa di UGD di Batara Guru. Dia mengeluh, jantungnya sering sakit," jelasnya, Sabtu (21/12/2024).

Menurut Jaya, selama di rumah sakit, sahabatnya itu kerap kali berkabar dengan dirinya.

Di akhir jelang kepergian almarhum, beliau menginginkan kue buroncong yang dijual Jaya di warung kopi miliknya.

"Di situ beliau sampaikan, saya kangen makan buroncong ta. Kan memang ada saya jual di warkop ku. Jadi saya sempat buatkan untuk almarhum," ujar Jaya sambil menahan tangis.

Setelah mendapat perawatan medis di rumah sakit, melihat kondisi mendiang Alvin Shul Vaterick, dokter memutuskan merujuknya ke rumah sakit di Makassar, Jumat (20/12/2024) malam.

Tetapi, baru sampai di Kabupaten Pangkep, mobil ambulance yang ditumpangi almarhum tidak bisa melanjutkan perjalanan.

"Macet, karena banjir. Jadi karena kondisi fisiknya yang semakin menurun, beliau dibawa ke rumah sakit terdekat di lokasinya itu yang ada di Pangkep. Di sanalah almarhum menghembuskan napas terakhir," tandas Jaya.

Jaya mengisahkan sosok almarhum sebagai orang yang tak pernah marah dan suka menolong sesama.

Pernah suatu ketika, mendiang Alvin Shul Vaterick diminta menjadi juri di salah satu ajang di Kota Palu, Sulawesi Tengah.

Jaya heran, karena honor yang didapatkan Alvin Shul Vaterick malah diberikan kepada pengurus masjid yang almarhum jumpai.

"Honor jadi juri di Palu, lomba puisi, itupun diberikan masih sama orang-orang, seperti pengurus masjid. Selama saya mengenal beliau, saya belum menemukan dia marah, kemudian dia sangat bijak," bebernya.

Dirinya menambahkan, masyarakat Luwu kehilangan sosok yang selama ini berdedikasi melestarikan budaya di Bumi Sawerigading.

"Karena hampir 100 tahun, baru adalagi yang mengorek-ngorek buku Kitab Ilagaligo. Itulah yang menjadi buku Romanza Purba dalam Stanza I Lagaligo," tutup Jaya.(*)

Laporan Jurnalis Tribun Timur Muh Sauki Maulana

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved