Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

PSM Makassar

PSM Makassar Belum Konsisten Bertahan, Menyerang, Transisi

PSM Makassar belum menunjukkan kemampuan terbaiknya , tiga laga terakhir berakhir imbang.

Penulis: Kaswadi Anwar | Editor: Hasriyani Latif
PSM Makassar
Bek kiri PSM Makassar, Victor Luzi berusaha rebut bola dari gelandang Malut United, Alwi Slamat pada pekan 15 Liga 1 2024/2025 di Stadion Kie Raha, Ternate, Maluku Utara, Selasa (17/12/2024). 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR – PSM Makassar belum menunjukkan kemampuan terbaiknya hingga memasuki akhir putaran pertama Liga 1 2024/2025.

Bahkan, tiga laga terakhir dilakoni PSM Makassar berakhir imbang.

PSM Makassar berusaha akhiri tren minor tersebut saat menjamu PS Barito Putera pada pekan 15, Minggu (22/12/2024) pukul 16.30 Wita.

Pastinya kemenangan menjadi harga mati bagi tim berjuluk Juku Eja di Stadion Batakan, Balikpapan, Kalimantan Timur.

Tambahan tiga poin bisa menjaga posisi mereka di papan atas klasemen. Sekarang menempati peringkat enam dengan 24 poin.

Di lain sisi, Barito Putera juga dalam kondisi kurang bagus. Sudah 10 laga dijalani tanpa kemenangan.

Akibatnya, klub Laskar Antasari bercokol di satu tingkat dari zona degradasi, posisi 15 dengan 11 poin.

Makanya, kemenangan menjadi harga mati bagi anak asuh Rahmad Darmawan untuk menjauh dari zona merah.

Pengamat Sepak Bola, Syamsuddin Umar menyebut, ada beberapa hal perlu diperbaiki lagi oleh PSM Makassar sebelum melawan Barito Putera.

Baca juga: Nasib eks Klub Legenda PSM Makassar Syamsul Haeruddin Liga 2, Ditinggal Pemain Gegara Tunggakan Gaji

Ia melihat, PSM Makassar tak bisa mempertahankan konsistensi dalam menyerang, bertahan dan transisi.

“PSM Makassar terkadang satu luput dari konsentrasi dari tiga komponen tadi, menyerang, bertahan dan transisi,” sebutnya saat dihubungi Tribun-Timur.com, Kamis (19/12/2024).

Syamsuddin Umar menambahkan PSM Makassar selalu terburu-buru ketika menyerang meski lawan sudah banyak di lapangan tengah.

Ia tahu Pasukan Ramang punya kecepatan, tapi dalam mengatur ritme dan cara bermain efektif, hal tersebut tak dilakukan. Padahal mereka sebenarnya bisa menjalankan itu.

“Jadi kadang kala menyerang, harusnya mereka membuka daerah, tapi terlalu buru-buru bola dibawa di atas,” tuturnya.

Harusnya, kata eks Asisten Timnas Indonesia ini, ketika PSM Makassar overload atau jumlah pemainnya sama dengan lawan saat menyerang, mereka harus lebih terampil lagi memainkan unit.

Banyak bola kandas karena salah passing. Ada daerah lowong di true pass, tapi bisa di intersep.

“Tenang, mengatur ritme, bagaimana melebar, bagaimana true pass. Ini belum apa-apa mau buru-buru,” ujarnya.

“Jadi mereka harus sabar memainkan bola supaya kesempatan dan peluang didapatkan itu tidak sia-sia,” imbau Syamsuddin Umar.

Dia melanjutkan, pemain PSM Makassar ketika mendapat serangan tidak dalam posisi.

Bisa dilihat ketika dua gol bersarang ke gawang Juku Eja saat lawan Malut United,  Selasa (17/12/2024).

“Dia kembali hanya dekat dengan lawan, tetapi tidak dalam posisi di mana daerah, gawang, lawan, bola dan peluang. Dia tidak berdiri di situ,” ungkapnya.

“Jadi kadang kala dia dekat, tapi tidak. Hingga orang akhirnya gerakan sedikit bisa tertipu dan ketinggalan,” tambah pelatih yang bawa PSM Makassar juara Liga Indonesia 1999/2000 ini.

Ia mencontohkan gol pertama Malut United yang dicetak oleh Yance Sayuri. Ada kontrol di garis pertahanan yang lengah.

PSM Makassar awalnya mendapat serangan dari sisi kiri pertahanan. Pasti bek kiri, gelandang kiri berusaha menutup. Makanya, kontrol itu harusnya di bek kanan.

Pemain di posisi bek kanan bisa mengontrol offside, melihat pemain yang tidak terjaga. Namun, hal itu tak berjalan sehingga bolanya bisa dicuri.

“Harusnya tidak boleh karena dia yang kontrol. Itulah cara berdirinya, antara orang, daerah, gawang dengan lawan,” pungkas Syamsuddin Umar.(*)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved