Arif Brata dan Abdul Rojak Hadiri Nobar Film Puang Bos yang Digelar PERDOSKI Makassar

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI) Cabang Makassar menggelar acara nonton bareng (nobar) film “Puang Bos” di XXI Trans Studio Mall Makassar, Minggu (17/11/2024).

Kegiatan ini menghadirkan dua aktor pemeran film, yakni Arif Brata, yang memerankan karakter Yudis, dan Abdul Rojak, yang berperan sebagai ayah Pertiwi.

Film “Puang Bos”, yang baru saja tayang di seluruh bioskop Indonesia, langsung mencuri perhatian publik dengan mengangkat tema budaya lokal Sulawesi Selatan, khususnya tradisi pembuatan kapal Pinisi, ikon kebanggaan Bulukumba.

Diproduksi oleh Megti Media Film dan disutradarai oleh Adink Liwutang, film ini mengusung genre komedi romantis dengan sentuhan budaya yang kental. Selain menawarkan drama percintaan yang menghibur, “Puang Bos” juga menyampaikan pesan penting tentang pelestarian budaya dan keindahan alam Sulawesi Selatan.

Dalam sambutannya, Abdul Rojak berbagi pandangan tentang nilai budaya yang diusung dalam film ini.

“Film ini tidak hanya bercerita soal cinta, tapi juga mengenalkan filosofi Pinisi. Dari pemilihan kayu na’nasa hingga proses pembuatannya yang mengutamakan kualitas, semua ditampilkan dengan detail. Ini adalah film pertama yang mengangkat Pinisi ke layar lebar,” ungkapnya.

Film ini dibintangi oleh Ibrahim Risyad, Michelle Ziudith, dan Timotius Pritt, serta memanfaatkan dialek khas Makassar dan Bulukumba untuk menambah autentisitas cerita. Penonton juga dimanjakan dengan pemandangan alam Sulawesi Selatan, mulai dari pantai hingga desa-desa pembuat Pinisi.

Acara nobar ini tidak hanya menjadi ajang silaturahmi, tetapi juga kesempatan bagi masyarakat Makassar untuk lebih mengenal dan mengapresiasi karya yang memadukan hiburan dengan pelestarian budaya. Para penonton yang hadir pun antusias menyapa para pemain dan berfoto bersama.

“Puang Bos” saat ini dapat disaksikan di jaringan bioskop besar seperti XXI, Cinepolis, CGV, dan Platinum, menjangkau lebih dari 100 layar di seluruh Indonesia. Film ini diharapkan menjadi inspirasi sekaligus kebanggaan masyarakat Indonesia, terutama dalam memperkenalkan budaya Sulawesi Selatan ke tingkat nasional.